Saran untuk Pemerintah Kurangi Jumlah Perokok di Tanah Air
Merdeka.com - Pemerhati Kesehatan Publik, Tri Budhi Baskara berharap pemerintah dan pihak berwenang untuk aktif menyebarkan informasi tentang bahaya TAR yang dikandung rokok kepada masyarakat. Menurutnya, dengan memberikan informasi yang benar bisa membantu pemerintah untuk menurunkan prevalensi perokok.
"Dengan memberikan informasi secara aktif kepada masyarakat tentang bahaya TAR bagi kesehatan tubuh, maka target pemerintah untuk menurunkan prevalensi perokok akan tercapai. Pemahaman yang menyeluruh tentang bahaya TAR akan menciptakan kesadaran pada masyarakat tentang penyebab utama penyakit terkait merokok," kata Tri di Jakarta.
Saat ini, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai mana yang lebih berbahaya antara TAR dan nikotin rokok. Ada yang berpandangan bahwa TAR adalah sumber dari segala permasalahan penyakit akibat merokok, namun ada juga yang beranggapan bahwa nikotin yang memicunya.
-
Siapa yang harus tahu bahaya rokok? Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak.
-
Kenapa tar rokok berbahaya? Tar mengandung lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya, termasuk karsinogen (zat penyebab kanker) seperti benzena, formaldehida, dan arsenik.
-
Apa saja zat berbahaya dalam rokok? Di dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.
-
Kenapa berhenti merokok penting? Berhenti merokok memiliki dampak yang luar biasa dalam mengurangi risiko kematian.
-
Apa saja kandungan berbahaya di rokok? Rokok merupakan produk tembakau yang mengandung berbagai bahan kimia berbahaya. Adapun beberapa kandungan rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh antara lain: 1. Karbon monoksida: Gas beracun yang dihasilkan oleh pembakaran bahan kimia dalam rokok. Karbon monoksida mengikat pada hemoglobin dalam darah, mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa ke sel-sel tubuh. 2. Nikotin: Zat adiktif yang terkandung dalam rokok. Nikotin dapat menyebabkan perubahan pada sistem saraf dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker. 3. Tar: Bahan lengket yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau. Tar mengandung lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya, termasuk karsinogen (zat penyebab kanker) seperti benzena, formaldehida, dan arsenik. 4. Hidrogen sianida: Gas beracun yang terkandung dalam asap rokok. Hidrogen sianida dapat merusak sistem saraf dan pernapasan. 5. Benzena: Zat karsinogen yang terdapat dalam asap rokok. Paparan jangka panjang terhadap benzena meningkatkan risiko terkena leukemia (kanker darah). 6. Formaldehida: Zat kimia beracun yang digunakan dalam pembalut mayat. Asap rokok mengandung formaldehida yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. 7. Arsenik: Zat karsinogen yang ditemukan dalam asap rokok. Paparan jangka panjang terhadap arsenik telah dikaitkan dengan risiko terkena kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker ginjal. 8. Kadmium: Logam berat beracun yang terdapat dalam baterai. Kadmium ditemukan dalam asap rokok dan dapat merusak organ tubuh, seperti paru-paru dan ginjal. 9. Amonia: Zat kimia yang digunakan dalam produk pembersih. Amonia dalam rokok dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
Menurut Tri, TAR merupakan zat kimia berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran, termasuk rokok. Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Hampir dari 7.000 bahan kimia yang ada di dalam rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
Selain pada rokok, TAR juga dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna seperti kayu, bensin, minyak tanah, hingga pembakaran makanan. TAR dapat merusak jaringan silia di paru-paru yang berfungsi menangkap kotoran-kotoran kecil agar keluar dari paru-paru. Ketika jaringan silia rusak, racun dari TAR dapat bergerak lebih dalam ke paru-paru dan masuk ke aliran darah di seluruh tubuh.
Adapun nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan alami oleh berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-terungan, tomat, dan tembakau. Ketika nikotin berkaitan dengan reseptor di otak, dia akan melepaskan dopamin yang memainkan peran penting dalam modulasi perhatian, konsentrasi, nafsu makan, dan gerakan. Efek dopamin juga terbukti dapat meringankan penyakit parkinson dan alzheimer.
Meskipun nikotin dapat memberikan efek adiktif dan psikoaktif, perlu diketahui bahwa nikotin bukan penyebab utama penyakit terkait rokok, seperti yang sering diberitakan.
"Ketika asap rokok dihirup, TAR membentuk lapisan lengket di bagian dalam paru-paru yang dapat menyebabkan kanker, kehancuran kantung udara paru-paru (emfisema), dan berbagai masalah lainnya di organ vital tersebut," ujarnya.
Pada tahun 2018, Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris meluncurkan iklan di televisi tentang bahaya TAR dan rokok. U.S. Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyatakan nikotin memang menciptakan efek adiktif bagi perokok. Namun, yang menjadi penyebab utama masalah kesehatan terkait rokok adalah TAR, yang dihasilkan dari proses pembakaran rokok.
"Tembakau dan asap tembakau mengandung ribuan bahan kimia. Campuran bahan kimia ini bukan nikotin yang menyebabkan penyakit serius pada penggunaan tembakau, termasuk penyakit paru-paru yang fatal, seperti penyakit paru obstruktif kronis dan kanker," tegas FDA di laman resminya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
pemaparan hasil studi menjadi kesempatan bertukar ilmu dan pengalaman dalam mengkaji strategi komunikasi yang tepat untuk mengatasi masalah merokok.
Baca SelengkapnyaIndonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.
Baca SelengkapnyaPemerintah semakin memperketat peredaran dan penjualan rokok melalui PP Nomor 28 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaGus Ipul mengatakan bahwa pembangunan itu salah satunya dibiayai oleh pajak rokok. Dan yang menghambat pajak rokok ini adalah peredaran rokok ilegal.
Baca SelengkapnyaPjs. Bupati Bandung, Dikky Achmad Sidik mengatakan, pemanfaatan DBH CHT harus dilaksanakan sesuai perundang-undangan.
Baca SelengkapnyaUpaya menekan kemunculan pelajar perokok bisa dilakukan dengan kampanye antirokok yang efektif.
Baca SelengkapnyaJumlah produksi rokok saat ini secara nasional sebesar 364 miliar batang per tahun.
Baca SelengkapnyaRegulasi ini tengah digodok, di mana rencananya akan turut mengatur soal produk tembakau atau rokok.
Baca SelengkapnyaRPP UU Kesehatan dinilai melarang total kegiatan penjualan dan promosi produk tembakau.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan produk tembakau alternatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk menurunkan prevalensi merokok.
Baca SelengkapnyaBanyak uang yang seharusnya untuk konsumsi rumah tangga justru habis untuk membeli rokok
Baca SelengkapnyaUU Kesehatan disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Selasa (11/7).
Baca Selengkapnya