Satu bola lampu, sejuta harapan Kota Palu
Merdeka.com - “Satu bola lampu yang menyala memberi harapan sejuta pedagang di kota Palu.”
Kalimat di atas meluncur dari Simpra Tajang (51), pemilik Unity Cafe and Coffee di Jalan Basuki Rahmat No 49, Palu, Sulawesi Tengah untuk menggambarkan besarnya manfaat listrik paska bencana gempa dan tsunami di Palu.
Mengenang kembali detik-detik bencana yang memilukan itu, Simpra bertutur, dia dan pegawainya sedang sibuk melayani pesanan minuman dan makanan tamu. Tiba-tiba goncangan terjadi begitu keras. Pengunjung berlarian keluar. Meja, peralatan dapur dan etalasenya berjatuhan. Seketika suasana semakin mencekam saat listrik tiba-tiba padam.
-
Apa itu Lampu Colok? Lampu Colok atau biasa disebut 'Pelite' atau 'Pelito' dalam Bahasa Melayu ini sudah menjadi ciri khas yang berkembang di masyakarat Riau. Sampai sekarang, perayaan ini masih terus eksis dan menjadi salah satu kegiatan wajib saat malam terakhir bulan Ramadan.
-
Kenapa Lampu Colok dirayakan? Pelaksanaan tradisi Lampu Colok pada malam ke-27 Ramadan juga bukanlah tanpa sebab. Hal ini dianggap bukan acara biasa, melainkan untuk menuai pentingnya nilai-nilai religi dan kehidupan yang terkandung di dalamnya.
-
Di mana Lampu Colok dirayakan? Festival Lampu Colok ala masayarakat Melayu menjadi ciri khas perayaan saat malam-malam terakhir bulan Ramadan di Provinsi Riau.
-
Bagaimana Lampu Colok dirayakan? Dengan seiring berjalannya waktu, Lampu Colok pun kini berubah menjadi tradisi yang dilaksanakan ketika malam takbiran, anak-anak akan berkeliling kampung membawa Lampu Colok dalam sebuah pawai.
-
Siapa yang memuji Jakarta Electric PLN? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengapresiasi penampilan apik yang diberikan oleh seluruh pemain Jakarta Electric PLN, sehingga berhasil memberikan kemenangan ketiga pada ajang PLN Mobile Proliga 2024.
-
Apa itu lampu LED? Lampu LED, singkatan dari Light Emitting Diode, adalah jenis lampu penerangan yang menggunakan teknologi elektronik untuk menghasilkan cahaya.
“Listrik padam, kota kami gelap gulita, kepanikan melanda, kekhawatiran akan keamanan dirasakan semua orang,” jelasnya.
Satu bola lampu sejuta harapan Kota Palu ©2018 Merdeka.com
Simpra cukup beruntung, cafe miliknya tidak mengalami kerusakan serius. Yang terlihat hanya retak rambut pada tembok, hanya pagar samping sepanjang 20 meter yang roboh, selebihnya semuanya masih dalam keadaan baik.
Selama listrik padam, ia dan keluarganya mendirikan tenda di halaman cafe. Selain masih adanya trauma, ia juga ingin memastikan semua fasilitas dan sarana usahanya dalam keadaan aman.
Tiga hari pertama saat listrik masih padam. Optimisme hidup Simpra sempat surut. Di benaknya harapan mulai memudar. Apalagi usaha cafe merupakan tumpuan keluarganya mengais nafkah di Palu.
Suatu waktu ia berkeliling kota palu menggunakan sepede motor, di setiap sudut kota ia melihat sendiri petugas PLN sibuk memperbaiki jaringan listrik. Dalam hati, Simpra berharap PLN bisa secepatnya menyalakan kembali listrik.
“PLN cepat sekali responnya, saya ingat hari ke-6 paska gempa, daerah Basuki Rahmat listrik sudah menyala. Betapa senang perasaan saya, bagi pengusaha kuliner seperti saya ini, rasanya sendi kehidupan mulai bangkit kembali,” katanya.
Satu bola lampu sejuta harapan Kota Palu ©2018 Merdeka.com
Empat pegawai Simpra masih diliputi trauma, keempatnya belum dapat kembali bekerja. Simpra memutuskan tetap membuka usaha kulinernya dibantu adik laki-lakinya. Hari pertama listrik menyala, cafenya buka kembali. Pengunjung mulai berdatangan. Saat itu kebanyakan relawan yang datang.
“Di balik musibah yang terjadi, Tuhan juga memberikan rezeki yang luar biasa. Semenjak listrik kembali menyala, cafe saya tak pernah sepi pengunjung. Optimisme saya menjulang. Saya yakin warga Palu lainnya juga merasakan hal yang sama,” katanya.
Simpra mencoba membayangkan apabila listrik dari PLN tak kunjung menyala. Ia tak mungkin menggunakan genset untuk usaha. Ia sadar akan lebih mahal biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak.
“Lebih dua pekan sudah paska gempa. Palu kembali terang. Kehidupan berangsur normal. PLN tidak hanya memberi warga Palu penerangan. PLN memberi kami optimisme untuk kembali bangkit,” katanya.
Satu bola lampu sejuta harapan Kota Palu ©2018 Merdeka.com
Sembari mengantarkan pesanan pengunjung, Simpra sempat mengucapkan terima kasih kepada Dirut PLN, yang dengan sigap mengirimkan lebih dari seribu relawan PLN dari seluruh Indonesia untuk menerangi Palu. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 1980-an, akhirnya masyarakat dapat dapat menikmati fasilitas listrik 24 jam.
Baca SelengkapnyaFestival Lampu Colok ala masayarakat Melayu menjadi ciri khas perayaan saat malam-malam terakhir bulan Ramadan di Provinsi Riau.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu Satuan Jajaran Komando Operasi HABEMA di Papua, tengah melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan Mobil RI-PNG
Baca SelengkapnyaPusat daur ulang sampah plastik di Medan Belawan memproduksi tiang lampu taman yang berbahan dasar sampah plastik
Baca SelengkapnyaWalaupun letaknya tidak jauh dari Atambua ibu kota Kabupaten Belu, namun dusun ini belum menikmati infrastruktur jalan, air bersih apalagi listrik.
Baca SelengkapnyaPj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyalurkan bantuan kelistrikan kepada warga kurang mampu di kabupaten Buleleng.
Baca SelengkapnyaKuntjoro Pinardi dipercaya sebagai guru besar madya di sebuah kampus di Swedia.
Baca SelengkapnyaPemasangan hiasan lampion tersebut untuk menyambut Imlek 2024.
Baca SelengkapnyaKlenteng Hok Lay Kiong bersiap menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2024 M/2575 Kongzili dengan pemasangan 1.000 lampion.
Baca SelengkapnyaSejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca SelengkapnyaSelain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca Selengkapnya