Satu tahun, 8 juta wisatawan serbu Indonesia

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2012 mencapai 8,044 juta orang. Angka ini melampaui target pemerintah yang mematok kunjungan wisatawan mancanegara dan lokal total sekitar 8 juta orang.
Kepala BPS Suryamin mengatakan kunjungan wisatawan mancanegara membantu perekonomian nasional karena membelanjakan dolarnya di Indonesia. Rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan sekitar USD 1.130.
"Sementara pengeluaran rata-rata wisman per harinya USD 147,22 dengan rata-rata lama tinggal 7,70 hari," ujarnya saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat (1/2).
Atas total kunjungan wisman ini, negara diperkirakan menerima devisa sekitar USD 9,1 miliar. "Ini menjadi pekerjaan rumah kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengembangkan sektor-sektor agar lebih terasa ke masyarakat," tuturnya.
Suryamin menambahkan, wisman terbanyak berasal dari Singapura sebanyak 1,27 juta atau 16,807 persen dari total wisman. Diikuti Malaysia 1,13 juta atau 14,98 persen, Australia 909.170 atau 12,01 persen, China 618.220 atau 8,17 persen, Jepang 445,060 atau 5,88 persen.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan pada tahun 2012 pendapatan devisa sebesar 9 miliar USD dari sektor pariwisata.
"Kalau kita lihat, saat krisis 2008-2009, jumlah wisatawan asing ke Indonesia tetap tumbuh meski pertumbuhan pariwisata dunia negatif, tahun lalu pertumbuhan sektor pariwisata berada di atas pertumbuhan nasional dan menyumbang devisa 8,5 miliar dolar AS, semoga tahun ini bisa 9 miliar dolar AS," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu beberapa waktu lalu.
Data United Nations for World Tourism Organization (UNWTO) menyebutkan, pariwisata global mengalami penurunan 4 persen pada 2009. Namun pada 2011 pariwisata mencatatkan sumbangan devisa sebesar USD 8,5 miliar atau naik 11,8 persen dibanding 2010, melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ada di level 6,5 persen.
"Potensi wisata dalam negeri pun besar karena kenaikan kelas menengah, banyak investor tertarik pada hotel bintang tiga dan bintang empat," katanya.
Menparekraf menyebutkan, ada dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang sudah ditunjuk yaitu Tanjung Lesung, Banten dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
"Semoga tahun ini Mandalika selesai proses untuk dijadikan KEK sebagai investasi jangka panjang," katanya.
Penyerapan tenaga kerja dari sektor pariwisata secara tidak langsung juga mencapai 8 persen dan secara langsung 3 persen. "Secara langsung maksudnya hotel dan tempat wisata yaitu sebesar 3 persen, namun bila digabung dengan sektor transportasi atau souvenir maka mencapai 8 persen," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya