SBY tak punya nyali naikkan harga BBM
Merdeka.com - Pemerintah sudah menyadari bahwa beban subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) sudah semakin memberatkan anggaran negara. Akar masalahnya, tingkat konsumsi BBM di Indonesia sudah sangat besar dan diyakini perlu dikendalikan untuk menyehatkan fiskal negara.
Konsumsi BBM bersubsidi terus meningkat setiap tahun. Tengok saja realisasi konsumsi BBM tahun lalu. Data dari BPH Migas menyebutkan, Realisasi konsumsi bahan bakar minyak nasional pada 2012 mencapai 75,07 juta kl. volume konsumsi itu terdiri atas BBM subsidi 45,07 juta kl dan nonsubsidi 30 juta kl. Konsumsi BBM 2012 naik 4,95 persen dibandingkan 2011 sebesar 71,526 juta kl.
Berangkat dari kondisi tersebut, pemerintah mulai menjalankan program pembatasan konsumsi BBM bersubsidi dengan melarang kendaraan pelat merah, BUMN, BUMD, TNI/Polri, dan perkebunan serta pertambangan, menggunakan BBM bersubsidi. Namun, dari hasil evaluasi, diakui pemerintah kebijakan tersebut tidak efektif dan tidak berdampak signifikan. Tetap ada potensi kebocoran.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Apa itu konsumsi BBM? Untuk pemilik kendaraan konvensional, menghitung konsumsi bahan bakar adalah hal yang sangat krusial, terutama dengan fluktuasi harga bensin yang terjadi setiap bulan. Agar tidak mengalami pengeluaran berlebih akibat penggunaan BBM yang tidak efisien, banyak pengendara yang mulai mencatat konsumsi bahan bakar setiap kali mereka mengisi bensin.
-
Gimana cara SPBU mencegah penyalahgunaan BBM subsidi? 'Misalnya, jika ada nelayan membeli BBM dengan jumlah yang lebih besar dari biasanya, ini masuk dalam kelompok yang perlu diperhatikan,' imbuhnya.
-
Bagaimana BPH Migas awasi penyaluran BBM? 'Pastikan seluruh CCTV berfungsi dengan baik dan merekam aktivitas penyaluran selama minimal 30 hari, hal ini penting sebagai upaya transparansi dan pengawasan lebih lanjut dalam penyaluran BBM. Selain itu, pastikan pula bahwa penyaluran BBM dilakukan sesuai dengan ketentuan Perpres Nomor 191 Tahun 2014 yaitu hanya kepada konsumen pengguna yang berhak,' terangnya.
-
Bagaimana BPH Migas awasi penyaluran BBM subsidi? 'Dalam kunjungan kerja ini, kami menyaksikan secara langsung penyaluran BBM subsidi ke kapal penyeberangan dan penumpang sebagai konsumen pengguna. Kami memastikan bahwa BBM yang dikirim dari Badan Usaha Penugasan sama dengan yang disalurkan. Kita cocokkan semuanya sebelum ada pembongkaran dan diketahui alur pendistribusian BBM subsidi ini sudah sesuai peraturan perundang-undangan,'
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
Berbagai opsi pun dimunculkan untuk kebijakan lanjutan yang akan diambil pemerintah. Mulai dari penggunaan teknologi informasi (IT) berupa pemasangan RFID di kendaraan pribadi, hingga opsi kenaikan harga BBM bersubsidi. Di hadapan pengusaha saat Munas Apindo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyinggung soal opsi kenaikan harga BBM.
Setiap pemerintah berencana mengurangi subsidi dan menaikkan harga bahan bakar minyak, selalu terjadi penolakan dari masyarakat maupun parlemen. Kepala negara menekankan, upaya pengurangan subsidi BBM semata-mata dilakukan untuk menjaga kesehatan fiskal.
SBY menyebut kenaikan harga BBM untuk menjaga kesehatan fiskal merupakan keinginan dari semua elemen pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Jika saat akan dijalankan, SBY meminta pihak yang bersuara BBM dinaikkan agar tetap pada komitmennya masing-masing.
Meskipun sempat menyinggung soal kemungkinan kenaikan harga BBM, SBY nampaknya tidak punya nyali untuk mengambil opsi itu. "Saya melihat (presiden) agak sulit mengambil opsi itu," tegas pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko kepada merdeka.com, Kamis (11/4) malam.
Dari sisi perhitungan ekonomi, dia meyakini presiden dan jajaran kabinet sepakat bahwa opsi kenaikan harga BBM adalah yang paling masuk akal dan berdampak signifikan pada keuangan negara. Pras menyebut, kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 per liter bisa menghemat anggaran hingga Rp 55 triliun.
Sementara itu, jika kebijakan yang diambil adalah pembatasan dengan penggunaan RFID, hanya mampu menghemat antara Rp 20-30 triliun. Kelemahan lain dari pembatasan BBM dengan RFID, sebagus apapun sistemnya, masih ada risiko kebocoran.
Dari dua kondisi tersebut, kemungkinan pemerintah akan tetap memilih opsi penerapan RFID. "Saya bayangkan situasi politik. Agak berat dengan situasi itu. Presiden lebih berat dampak sosial politiknya yang besar jelang pemilu. Presiden tidak akan ambil risiko itu," jelasnya.
Terlepas dari opsi apa yang akan dipilih, Pras menegaskan bahwa situasinya sudah sangat mendesak saat ini untuk diambil langkah konkret. "Pembatasan atau kenaikan sudah tidak penting lagi sekarang. Yang penting harus ada keputusan soal pengendalian," katanya.
Sinyal keputusan pemerintah memilih pengendalian konsumsi BBM dengan RFID juga disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Pemerintah berkukuh akan menjalankan pembatasan konsumsi BBM dengan mengandalkan RFID. Semua opsi mengenai pembatasan BBM sudah dibahas dan mengerucut ke opsi penggunaan RFID.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, semua opsi sudah dibahas mendalam. Dari opsi yang ada, pemerintah cenderung memilih yang kecil dampaknya terhadap inflasi, namun besar terhadap penguatan fiskal.
"Yang pasti itu IT (RFID)," ujar Hatta usai rapat tertutup tentang pembatasan BBM di istana kepresidenan, kemarin.
Dia menuturkan, meski ada opsi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, tapi pemerintah melihat dampak yang besar terhadap inflasi dan kemiskinan jika opsi itu diambil. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebaliknya kata Luhut, ke depan penjualan BBM akan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaPernyataan ini merespons Menko Luhut yang berencana membatasi BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.
Baca SelengkapnyaJokowi menambahakan pemerintah belum berpikir untuk membatasi BBM subsidi dalam waktu dekat
Baca SelengkapnyaFokus utama pemerintah sekarang itu meningkatkan kualitas BBM subsidi.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaGuna melakukan pembatasan pembelian Pertalite, maka harus lebih dulu menunggu Revisi Perpres 191/2014 itu terbit.
Baca SelengkapnyaTujuan dari revisi Perpres 191 adalah untuk menghindari penyalahgunaan subsidi yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat kelas bawah.
Baca SelengkapnyaErick tak bisa memastikan apakah pembatasan beli BBM per 17 Agustus 2024 sudah ketok palu. Sebagai Menteri BUMN, dirinya bakal mengikuti kebijakan yang ada.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan, Kementerian ESDM sudah siap untuk melaksanakan kebijakan tersebut tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan rencana pembatasan BBM subsidi mulai 17 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menerangkan, alasan pembatasan BBM subsidi untuk efisiensi APBN 2025.
Baca Selengkapnya