Sebagian Besar Masyarakat Disebut Kurangi Pengeluaran di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Pengusaha sekaligus Founder OK OCE Sandiaga Uno membeberkan, sebanyak 2 per 3 dari populasi masyarakat Indonesia sudah mengurangi pengeluaran mereka di tengah pandemi, terutama dalam konsumsi. Hal ini menunjukkan, dampak pandemi masih belum mereda, sebab sebanyak 2/3 UMKM juga mengalami kerugian besar dalam bisnisnya.
"Sebanyak 47 persen bisnis UMKM dilaporkan harus tutup sementara. Tapi yang paling kita khawatirkan, hampir 2/3 masyarakat Indonesia terutama dari kelas menengah sudah mengurangi pengeluarannya, khususnya di konsumsi," kata Sandiaga dalam webinar, Minggu (18/10).
Dia turut menyinggung hasil Focus Group discussion (FGD) yang dilakukan Tim Relawan Indonesia Bersatu di sejumlah wilayah di Indonesia. Dirinya menyebut, klaim kekhawatiran masyarakat terhadap dampak Covid-19 meningkat hingga mendekati angka 70 persen.
-
Kenapa Sandiaga Uno menyoroti biaya hidup di Jakarta? Dia mengatakan saat ini biaya hidup masyarakat di Jakarta ini semakin mahal, mulai dari biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya transportasi, maupun juga biaya belanja sehari-hari harga-harga pangan.
-
Siapa yang diingatkan Sandiaga Uno soal biaya hidup di Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Kenapa Sandiaga Uno membagikan 'jurus' ini? Tujuannya, dia berucap agar para bawahan lekas mendapat jabatan hingga gaji yang naik.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Kekhawatiran itu dipicu oleh bayang-bayang PHK perusahaan kepada tenaga kerja khususnya di sektor padat karya. "Kekhawatiran mereka itu tidak bisa bayar kontrakan, memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahan pokok, bayar cicilan motor, dan lain-lain. Cemas dengan ancaman kesehatan dan ekonomi (krisis)," katanya.
Oleh karenanya, penting bagi seluruh pihak untuk bekerja sama untuk menyelesaikan krisis ini. "Kita bicara ini salah satu hal yang penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Siapa yang harus dibantu untuk bertahan? Siapa yang harus diprioritaskan? Itu harus kita pikirkan dalam kolaborasi atau kerja bareng dengan pemerintah, dunia usaha, akademisi, tim kesehatan, hingga civil society," ujar Sandi.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaAda perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaErosi daya beli masyarakat kelas menengah ini tercermin dari peningkatan porsi pengeluaran untuk makanan.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca Selengkapnya