Sebanyak 30 persen wilayah NTT belum tersentuh listrik
Merdeka.com - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Boni menyebut bahwa sekitar 20 hingga 30 persen desa di wilayahnya belum terlistriki hingga saat ini.
"Masih banyak yang belum terlistriki, 20-30 persen yang belum terlistriki," ungkapnya di Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (24/1).
Dia menjelaskan, sebagian besar listrik di NTT dipasok oleh PLN, padahal menurut dia, wilayahnya sangat kaya dengan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT). "Banyak dari PLN, beberapa dari EBT yang bisa mendukung. PLN punya program desa berlistrik. EBT ini kan baru beberapa tahun yang bisa dikembangkan," kata dia.
-
Kenapa Pertamina fokus mengembangkan EBT? Oki menekankan, Pertamina aktif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) contohnya bioenergi dan geotermal.
-
Apa yang menjadi kendala utama terkait pangan di Jakarta? 'Dari hasil survei, itu ternyata yang masih jadi kendala di Jakarta adalah persoalan pangan. Artinya, harga yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat,' tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
-
Apa kendala pengembangan migas di Indonesia Timur? Namun, untuk kembangkan Indonesia timur perlu banyak inisiatif. Salah satunya dari sisi penyediaan infrastruktur. “Akses market juga penting, infrastruktur di timur berbeda dengan di Indonesia bagian barat. Kalau di barat sudah ada bahkan tersambung ke Singapura, ada juga ke Pulau Jawa. Sementara di timur sedikit infrastruktur, hanya dihubungkan oleh LNG. Sementara market juga belum ada, belum banyak industri di sana (Indonesia timur),“ paparnya.
-
Kenapa ERP di Jakarta terhambat? 'ERP itu kita masih fokus sama regulasi dan kemarin kendalanya adalah regulasi. Sekarang didorong adalah bagaimana regulasi kita siapkan, tentu dengan stakeholders,' kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/11).
-
Apa yang menjadi kesulitan Eko dalam bisnis? 'Kesulitan terbesar kami adalah memastikan ketersediaan stok bahan baku. Ketika pasokan berkurang, harga juga bisa melonjak,' jelas Eko.
-
Bagaimana caranya mengatasi keterbatasan fisik? Dengan semangat, tekad, dan dukungan dari orang-orang sekitar, kita semua dapat mengatasi tantangan dan mencapai kesuksesan dalam hidup.
"Untuk daratan NTT hampir semua potensi ada. Angin, matahari, air, panas bumi. Juga potensi arus laut Antara Pulau Flores dan Pulau Adonara," tambahnya.
Menurut Boni, hambatan utama yang dihadapi pihaknya adalah keterbatasan keuangan dan teknologi untuk mengoptimalkan potensi-potensi EBT tersebut. "Perlu dukungan finansial. Memang karunia Tuhan tapi bagaimana kelola butuh teknologi, butuh biaya cukup besar. Butuh sinkronisasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dalam hal ini provinsi," katanya.
Sejauh ini langkah yang telah diambil Pemprov adalah dengan menjalin kerja sama dengan investor seperti organisasi Nirlaba Non-pemerintah semacam Hivos dan MAC-I (Milenium Challenge Account-Indonesia) dalam pemanfaatan potensi EBT di Pulau Sumba melalui program 'Terang' (Investing in Renewable Energy for Rural, Remote Communities).
Tercatat hingga 2017, ada 550 biogas digester yang terpasang, 25 sekolah terpasang PV solar sistem, dan 30 kios energi. Ada pun program Terang yang dilakukan di Sumba berhasil menyumbang 1,22 persen terhadap bauran energi terbarukan di pulau Sumba.
"Memang kita harus pacu. Kalau harap saja dari pemerintah agak sulit. Kita kerja sama dengan PLN dan dengan investor lain. Agar bisa terealisasi," jelas Boni.
"Kita juga menumbuhkan investasi, dengan kerja sama dengan Hivos, MCA-I. Kita harap bisa terus berlanjut dan ada keberlangsungan pembangunan di sektor EBT," sambungnya.
Pada 2017 Pemprov NTT telah membangun 4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat di Pulau Sumba dengan total anggaran hingga Rp 17 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
"Sementara Pengembangan EBT ada PLTS Terpusat, PLTS Tersebar, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Ada yang sudah panas bumi di Flores. Ada dua kabupaten. Masih ada beberapa potensi, juga arus laut. Kalau semua bisa terealisasi NTT tidak akan kekurangan listrik," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaRasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaJika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca Selengkapnya"Yang belum teraliri itu terutama karena berada jauh dari kawasan, terutama pemukiman baru," kata Rudy
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaUntuk penerapannya, Eniya melihat peluang di kawasan Indonesia Timur. Sebab, beberapa wilayah di sana masih belum punya sistem jaringan memadai.
Baca SelengkapnyaPemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani minta semua pihak mendorong Kementerian ESDM untuk terus menggenjot pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan.
Baca SelengkapnyaSelama ini, pengembangan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan menggunakan dana desa.
Baca Selengkapnya