Sektor ekonomi pengguna utang luar negeri Indonesia Rp 3107 T
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) melansir data terbaru mengenai utang luar negeri Indonesia. Per Februari 2014, utang luar negeri Indonesia tembus USD 272,1 miliar atau setara dengan Rp 3107,4 triliun. utang ini terdiri dari utang luar negeri pemerintah dan bank sentral sebesar USD 129 miliar serta utang luar negeri swasta sebesar USD 143 miliar.
Dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, sektor ekonomi Indonesia terbesar pengguna utang luar negeri adalah sektor keuangan, persewaan dan perusahaan jasa. Sektor ekonomi ini menggunakan utang luar negeri sebesar USD 118,5 miliar.
Sektor ekonomi selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang mempunyai utang luar negeri sebesar USD 30,6 miliar. Kemudian disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian di mana total utang sektor ekonomi ini mencapai USD 26 miliar.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Pekerjaan apa yang banyak dicari oleh perusahaan di Indonesia? Data LinkedIn menunjukkan bahwa analitik, desain, dan teknik adalah skill yang paling banyak dimiliki di kalangan tingkat pemula saat ini.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
Utang luar negeri ini juga terbanyak di sektor listrik, gas dan air bersih yang mencapai USD 20,6 miliar. Kemudian disusul oleh sektor jasa atau service dengan total utang mencapai USD 18,6 miliar.
Sektor ekonomi yang menggunakan utang luar negeri selanjutnya adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan total utang mencapai USD 12,4 miliar dan disusul oleh sektor bangunan dengan total utang USD 11 miliar.
Sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menggunakan utang luar negeri mencapai USD 9,5 miliar. Sektor ekonomi terkecil pengguna utang luar negeri adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan total utang hanya USD 8 miliar. Sedangkan sektor lain lain total utang mencapai USD 16,9 miliar.
Sebelumnya, Bank Indonesia khawatir melihat rasio utang luar negeri swasta yang amat tinggi. Jika tidak dikelola baik, bisa berpotensi menyulut krisis finansial seperti pengalaman 1997.
Hal itu ditekankan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, selepas seminar ekonomi ANZ di Jakarta, Rabu (26/2).
Otoritas moneter memang tak bisa melarang ekspansi swasta yang banyak menerbitkan utang dari dana asing, apalagi pada perusahaan multinasional. Tetapi perlu diperhatikan penggunaannya supaya produktif.
"Kami paham sebagian itu untuk pinjaman perusahaan induk, terkait perdagangan. Tapi kalau ada yang pinjam, itu harus hati-hati, jangan sampai melakukan missmatch," ujarnya.
Agus menyebut tiga jenis kesalahan pengelolaan utang swasta yang dulu menyeret Indonesia kepada krisis. Pertama adalah kekeliruan menganalisis pergerakan kurs, kedua luput memperkirakan jangka waktu jatuh tempo utang, dan ketiga salah membaca pergerakan modal asing.
"Jangan kita ulangi kondisi 1997-1998. Aktivitas utang swasta jangan tanpa sadar akan membuat negara bahaya," kata mantan menteri keuangan ini. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,4 persen (yoy)
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaUtang tersebut tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy) pada triwulan I-2024.
Baca SelengkapnyaSumber pertumbuhan terbesar investasi terbesar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2024 menurun.
Baca SelengkapnyaAngka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.
Baca Selengkapnya