Sektor Keuangan Indonesia Masih Dangkal, Kalah Jauh Dibanding Negara ASEAN
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto mengatakan bahwa sektor keuangan Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan besar. Hal itu terlihat dari perkembangan sektor perbankan, pasar modal bahkan non bank di dalam negeri masih tertinggal dibandingkan negara lain.
"Kita mengidentifikasi masih besarnya tantangan dari sektor keuangan kita, sektor keuangan kita masih sangat dangkal baik perbankan, pasar modal, dan non banking institution. Kalau kita bandingkan dengan peer group atau negara di ASEAN, sektor keuangan kita masih tertinggal," kata Suminto dalam Launching Sukuk Tabungan seri ST009, Jumat (11/11).
Menurutnya, hal itu terlihat dari berbagai indikator. Misalnya dari aset perbankan, kapitalisasi pasar modal, manajemen investasi, insurance, dan seterusnya masih jauh lebih rendah dibanding peer group di kawasan.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
Di samping itu, kata Suminto, literasi terhadap sektor keuangan juga masih cukup rendah. Oleh karena itu, hingga kini masih banyak investasi bodong, pinjol ilegal, dan skema-skema ponzi yang lain termasuk kedok koperasi simpan pinjam.
“Ini menunjukkan masih rendahnya literasi dari masyarakat kita yang mudah tergiur dengan skema-skema investasi yang ilegal, dengan janji-janji return yang tinggi dan lainnya,” ujarnya.
Demikian juga akses terhadap sektor keuangan masih sangat perlu ditingkatkan. Instrumen sektor keuangan Indonesia masih menghadapi tantangan terbatasnya instrumen keuangan, termasuk instrumen pengelolaan sukuk.
Terbatasnya instrumen keuangan ini juga menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia, khususnya yang memiliki kapasitas keuangan yang tinggi, mereka membawa uangnya untuk investasi di luar negeri. “Sebab di sana sudah berkembang instrumen-instrumen yang lebih variatif dan banyak yang bisa memenuhi karakteristik kebutuhan dari masyarakat kita,”katanya.
Tawarkan Sukuk Seri ST009
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan membuka masa penawaran Sukuk Tabungan (ST) seri ST009. ST009 merupakan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel keenam sekaligus seri terakhir yang diterbitkan pemerintah tahun ini.
"ST009 merupakan green sukuk, saya kira ini untuk dapat menyasar investor yang lebih luas. Tentu dari sisi ritelnya adalah individual investor, dari sisi sukuknya menyasar investor memiliki konsen terhadap syariah, dan dari sisi greennya bisa menyasar investor yang konsen pada pembangunan hijau," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto, dalam pembukaan penawaran ST009, Jumat (11/11).
Kupon atau imbal hasil Sukuk Tabungan seri ST009 sebesar 6,15 persen per tahun. Adapun kupon ST009 sifatnya imbalan mengambang, artinya besaran kupon SBR akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Day Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali.
Kupon ST009 sifatnya juga imbalan Minimal, artinya tingkat imbalan pertama yang ditetapkan akan menjadi imbalan minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo.
Bentuk Kupon ST009 adalah tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat dialihkan, dan tidak dapat dicairkan sampai jatuh tempo kecuali periode early redemption.
ST009 adalah instrumen yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, namun terdapat fasilitas Early Redemption. Early Redemption merupakan salah satu fasilitas yang memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok ST009 oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo.
Fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp2 juta di setiap Mitra Distribusi dengan nominal pengajuan minimal Rp1 juta dan kelipatannya serta jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk Early Redemption adalah 50 persen dari total kepemilikan investor.
Nilai Nominal per Unit adalah Rp1 juta, Maksimum Pemesanan Rp2 miliar, Minimum Pemesanan Rp1 juta, Setelmen/Penerbitan pada 7 Desember 2022, Tenor, Jatuh Tempo 10 November 2024, Akad Wakalah, Underlying Asset Barang Milik Negara dan Proyek dalam APBN 2022 (termasuk green asset).
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Literasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaMenurutnya, risiko itu sulit diprediksi karena minim data historis. Maka, industri asuransi dan reasuransi bisa mengambil peran untuk menjamin ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaDukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.
Baca SelengkapnyaTingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaSektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca Selengkapnyakontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan akan mencapai USD10 miliar setara Rp155,52 triliun atau 1,5 persen PDB nas
Baca SelengkapnyaArsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaPengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.
Baca SelengkapnyaDaya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB
Baca Selengkapnya