Sektor Manufaktur Kunci Indonesia Keluar Dari Jebakan Kelas Menengah
Merdeka.com - Industri manufaktur dinilai sangat strategis untuk mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan. Harapannya, Indonesia dapat terlepas dari middle income trap (jebakan kelas menengah) dan kemudian bertransformasi menjadi negara maju berpendapatan tinggi (high income country).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan, pertumbuhan sektor manufaktur tidak hanya berperan sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi, namun juga memainkan peran penting untuk meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi, yaitu tingkat pendapatan di atas USD 12.000 per kapita (dari tingkat saat ini USD 900 per tahun), diperlukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Kenapa kemenko perekonomian perlu tingkatkan pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan (ekonomi) pertahun 5% tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6% sampai 7%. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,“ tutur Menko Airlangga.
"Pertumbuhan yang lebih tinggi diperlukan untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah. Sayangnya upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia selalu disertai dengan peningkatan defisit transaksi berjalan (CAD)," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Senin (12/8).
Menurutnya, kondisi ini membuat pertumbuhan yang lebih tinggi tidak berkelanjutan karena stabilisasi yang ditujukan pada kerentanan eksternal dapat kembali menghambat pertumbuhan ekonomi.
Karenanya, mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan membutuhkan struktur neraca transaksi berjalan yang lebih kuat sebagai bagian dari transformasi ekonomi struktural. "Struktur neraca berjalan sangat berkorelasi dengan neraca perdagangan. Surplus transaksi berjalan biasanya didorong oleh surplus neraca perdagangan dan pangsa ekspor yang lebih tinggi dari sektor manufaktur," ujarnya.
Untuk alasan ini, memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia harus menetapkan sektor manufaktur yang lebih baik. Hal ini tercermin pada angka ekspornya. "Sebagai tambahan, sektor manufaktur yang lebih kuat tidak hanya "mesin utama pertumbuhan ekonomi cepat" tetapi juga memainkan peran penting untuk meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi," jelasnya.
Dalam kesempatan serupa, Profesor Sir Mike Gregory dari University of Cambridge, menyampaikan bahwa pengembangan manufaktur perlu dilakukan secara terintegrasi dengan pendekatan end-to-end. "Dan Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan itu," ujarnya.
Selanjutnya, Raden Edi Prio Pambudi dari Kemenko Perekonomian, menyampaikan perlunya sinergi dan sinkronisasi antar pemangku kebijakan dalam menyusun strategi kebijakan penguatan industri manufaktur. "Melalui picking the winner sektor prioritas, perbaikan iklim investasi, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, serta perbaikan SDM," tutupnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaBuruh juga disebutnya memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga kamtibnas.
Baca SelengkapnyaLaba konsolidasi BUMN pada 2023 mencapai Rp 292 triliun.
Baca Selengkapnya"Kalau income per bulan USD 10.000 atau Rp150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan," kata Menko Airlangga.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaPemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi.
Baca SelengkapnyaMendag Budi menjelaskan, selain menciptakan lapangan kerja, hilirisasi juga berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah.
Baca SelengkapnyaJepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.
Baca SelengkapnyaPerusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaIndustri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaKerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu.
Baca Selengkapnya