Selain Merpati, dua maskapai lain alami kesulitan
Merdeka.com - Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti mengatakan, setidaknya terdapat dua maskapai lain yang mengalami kesulitan pendanaan selain Merpati Nusantara Airlines. Dua maskapai tersebut adalah Mandala TigerAir dan Sky Aviation.
"Tapi yang separah Merpati tidak ada," ujar Herry dalam diskusi 'Sayap Patah Merpati' di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/2).
Herry mengatakan, Mandala TigerAir telah menutup sembilan rute penerbangannya. Ini terjadi lantaran Mandala mengalami kerugian karena biaya operasional yang naik terkena imbas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Dimana pesawat Merpati dibajak? Saat berada di atas langit Pekalongan, sang pembajak ini memaksa untuk masuk ke ruang kemudi setelah berhasil mengancam sang kapten yaitu Soleh Sukarnapradja.
-
Apa masalah yang dihadapi Boeing Starliner? Menurut juru bicara Boeing, empat dari lima pendorong yang sebelumnya tidak berfungsi kini sudah bekerja normal, hanya satu dari 27 pendorong yang masih offline, yang tidak mempengaruhi misi kepulangan.
-
Siapa yang membajak pesawat Merpati? Pembajak yang diketahui mantan Korps Komando Angkatan Laut itu mengancam akan meledakkan pesawat dengan dua granat dan satu tas mesiu.
"Mandala itu ada di internnya dan tidak mungkin terbang dengan merugi dan memilih rute-rute yang tidak merugi. Daripada lossnya cukup besar, jadi ditutup dulu," kata Herry.
Sementara untuk Sky Aviation, terang Herry, maskapai ini mengalami kesulitan untuk mengembangkan diri. Penyebabnya, maskapai ini tidak mendapat dukungan dana dari pemegang sahamnya untuk dapat mengembangkan diri.
Akibatnya, Sky terpaksa harus mengajukan utang untuk dapat berkembang. Herry menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar.
"Yang ingin berkembang tapi belum siap dari sisi finansialnya seperti Sky, karena di dunia penerbangan utang itu pasti, supaya berputar cash flow-nya dan dan bisa menjalankan bisnisnya," ungkap dia.
Atas hal itu, Herry meminta dua maskapai tersebut tetap fokus pada core bisnisnya. Dia memberikan contoh pengalaman yang dimiliki maskapai milik Pertamina, Pelita Air.
"Seperti Pelita yang awalnya charter lalu berjadwal, tidak berhasil, dia kembali lagi ke awal. Komitmen kita, jadi kami melihatnya yang disarankan itu bisa berkembang," pungkas dia. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mandala Airlines kini berganti nama menjadi Tigerair Mandala.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang menerpa maskapai tersebut setelah CEO perusahaan Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPemerintah menyebut harga avtur memegang peranan sebesar 39,5 persen terhadap harga tiket pesawat udara.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaBaginya, efisiensi di tubuh BUMN terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara yang ia pimpin.
Baca SelengkapnyaLion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.
Baca SelengkapnyaTingginya harga avtur dan biaya pemeliharaan pesawat jadi faktor tingginya harga tiket.
Baca SelengkapnyaDi Asia, Indonesia saat ini setidaknya sudah tercatat memiliki penerbangan carter tertinggi ketiga.
Baca Selengkapnya