Selain Yunani, negara ini pernah bangkrut gara-gara utang besar
Merdeka.com - Yunani belum lama ini resmi menyandang status sebagai negara bangkrut. Pasalnya negara Para Dewa ini tidak mampu membayar utang sebesar USD 1,7 miliar atau setara Rp 22,7 triliun ke International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo 30 Juni 2015 lalu.
Yunani sebenarnya bisa melunasi utangnya menggunakan dana bantuan yang diberikan tiga serangkai Uni Eropa, ECB (Bank Sentral Eropa) dan IMF sekitar Rp 108 triliun. Namun, Yunani menolak syarat utang yang diajukan IMF, salah satunya pengurangan anggaran untuk gaji dan pensiun PNS dan menaikkan pajak di Yunani.
Total utang Yunani sendiri sejauh ini tercatat berjumlah USD 360 miliar atau 323 miliar Euro atau setara Rp 4.795 triliun.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras mengeluarkan kebijakan untuk melakukan referendum atau voting suara rakyat terhadap tawaran baru dari Eropa dan IMF pada hari Minggu kemarin. Kini referendum telah selesai dilakukan.
Referendum menghasilkan lebih dari 60 persen masyarakat Yunani menolak dana bantuan tersebut. Keputusan ini sesuai dengan keinginan Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras yang secara tegas menolak syarat-syarat pemberian bantuan dari Eropa dan IMF.
Hingga kini nasib Yunani belum jelas, apakah akan meminta pinjaman baru atau keluar dari zona Euro dan kembali ke mata uang lama yaitu Drachma. Namun demikian, Yunani bukanlah satu-satunya negara yang pernah mengalami gagal bayar utang di dunia.
Merdeka.com mencoba merangkum negara yang pernah bangkrut dan gagal bayar utang. Berikut ulasannya seperti dilansir dari CNBC:
Argentina
Di bagian Amerika latin, Argentina pernah menjadi negara dengan utang mencapai USD 82 miliar atau sekitar Rp 1.095 triliun pada November 2001 silam. Negara kelahiran pesepakbola ternama Diego Armando Maradona berjuluk "Tangan Tuhan" ini bangkrut tidak mampu membayar utang yang jumlahnya sangat banyak.
Selain itu, IMF juga menolak untuk memberikan bantuan tambahan utang karena belum adanya kesepakatan pada utang sebelumnya.
Alhasil, Tuhan belum memberikan keuntungan laiknya gol Maradona ke gawang tim nasional Inggris tahun 1986.
Rusia
Pada medio tahun 1998, tepatnya Agustus, Rusia dan beberapa negara lainnya seperti Pakistan, Ukraina dan Venezuela mengalami kemunduran ekonomi. Rusia kala itu disebut gagal bayar utang dengan nilai mencapai USD 73 miliar.
Anjloknya perekonomian Rusia sebagai dampak buruk krisis keuangan yang melanda Asia pada 1997 silam. Krisis ini juga menghantam Indonesia yang berakhir dengan turunnya Presiden Soeharto.
Gagal bayar utang Rusia kala itu adalah yang terbesar di dunia. Padahal, banyak negara yang dihantam krisis dan mengalami pelemahan nilai tukar mata uang. Banyak negara mengalami kesulitan fiskal dan perbankan kekurangan modal.
Jamaika
Jamaika terhitung dua kali mengalami kegagalan perekonomian. Pertama dialami tahun 2010 sebagai dampak besarnya rasio utang terhadap pendapatan negara yang mencapai sekitar 400 persen.
Dampaknya, pendapatan negara hanya untuk menutupi semua utang domestik yang bernilai sekitar 60 persen dari PDB atau sekitar USD 6 miliar.
Selanjutnya kebangkrutan kedua dialami kota kelahiran musisi Reagge Bob Marley ini, pada tahun 2013. Pemerintahan Jamaika saat itu mengumumkan kegagalan bayar utang mencapai USD 9,1 miliar.
Akibatnya pemerintah harus mengganti 25 obligasi pemerintah dan diganti dengan baru, dengan jangka waktu diperpanjang tiga sampai lima tahun dan pembayaran bunga lebih rendah.
Ekuador
Lagi-lagi negara Amerika Latin terkena krisis dan bangkrut akibat utang. Kali ini Ekuador yang terhitung dua kali mengalami kebangkrutan seperti Jamaika.
Kebangkrutan pertama terjadi pada tahun 1999. Nilai utang gagal bayar mencapai USD 6,6 miliar. Untungnya utang ini ditangguhkan pembayarannya hampir setengah dari bunga yang jatuh tempo dari obligasi.
Dukungan datang dari Amerika Serikat, yang akhirnya USD 1 miliar utang ditangguhkan ke Paris Club dan dan kemudian utang ini direstrukturisasi ke utang ke obligasi baru.
Kebangkrutan kedua terjadi pada tahun 2008, mencapai USD 3,2 miliar. Ini terjadi ketika pemerintah sayap kirinya memilih untuk tidak menghormati pembayaran jatuh tempo pada 2012 dan 2030 obligasi global, dan ini dinyatakan "ilegal" dan "tidak sah".
Uruguay
Pada Mei 2003, Uruguay dilanda krisis akibat tertular kemunduran ekonomi Argentina pada 2001. Total utang negara ini meningkat sekitar 100 persen dari produk domestik bruto (PDB), atau kira-kira mencapai USD 11 miliar.
Besarnya jumlah utang membuat negara ini tidak mampu membayar utang obligasi yang sudah tempo pada tahun 2003 dan 2004 sebesar USD 5,7 miliar. Akhirnya Uruguay dinyatakan sebagai negara bangkrut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Uruguay meluncurkan pertukaran utang pada April 2003, yang bertujuan untuk memperpanjang jatuh tempo rata-rata obligasi, dengan tidak ada pengurangan pokok. Pertukaran selesai pada akhir Mei, dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari investor.
Peru
Pada tahun 2000, negara Amerika Latin lainnya yang terserang virus kebangkrutan yaitu Peru.
Kebangkrutan negara ini dimulai saat Pendiri dan CEO dari Elliott Management Corporation memenangkan kasus untuk pelunasan utang yang diperoleh dengan harga murah ketika negara berada dalam krisis keuangan.
Namun demikian, Peru gagal bayar utang obligasi pada tahun 2000 dengan nilai mencapai USD 80 juta. Namun, tidak seperti negara-negara lain yang terdaftar, Peru bisa bangkit dari kebangkrutan dalam tenggang waktu 30 hari.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Utang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan BUMN masih terlilit utang besar dengan nilai hingga triliunan rupiah.
Baca SelengkapnyaNegara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.
Baca SelengkapnyaMegawati berharap pemerintah punya rencana serius untuk mengurangi utang bernilai fantastis itu.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaMayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnya