Selisih sedikit, pengguna Premium hijrah ke Pertamax
Merdeka.com - Pertengahan bulan lalu, pemerintah memutuskan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Harga Premium menjadi Rp 8.500, Solar sebesar Rp 7.500 per liter.
Tak berselang lama, harga Pertamax justru turun dari sebelumnya Rp 10.500 ke Rp 9.950 per liter. Selisih antara Premium dengan Pertamax pun semakin sempit. Konsumen mulai beralih dan hijrah ke Pertamax. Hal itu diakui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.
Namun dia mengaku belum mendapat laporan besaran peralihan dari Premium ke Pertamax.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Kapan Pertamax terakhir kali naik? Seperti diketahui, harga Pertamax dan sejenisnya tidak berubah sejak Februari 2024 meski harga minyak dunia mengalami kenaikan.
-
Apa yang direvisi BPH Migas tentang BBM subsidi? Pertimbangkan Masukan Masyarakat Menurut Kepala BPH Migas Erika Retnowati, masukan dari masyarakat akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan revisi regulasi tersebut.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Kenapa konsumsi Pertamax Turbo naik? 'Terjadi kenaikan konsumsi BBM Pertamina pada masa mudik Idulfitri 1445 H. Hal ini seiring kesadaran masyarakat dengan penggunaan BBM yang berkualitas,' kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/4).
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
"Ada (peralihan). Karena semakin sedikit selisihnya, orang yang susah dapat Premium bergeser ke Pertamax. Saya belum tahu berapa detilnya," ujar Sudirman di Istana Negara, Rabu (3/12).
Dia sumringah masyarakat semakin banyak yang menggunakan Pertamax atau BBM nonsubsidi. Itu sesuai dengan target pemerintah. "Kita dorong semaksimal mungkin penggunaan bahan bakar nonsubsidi," tegasnya.
Sudirman memastikan, kuota BBM bersubsidi dan nonsubsidi masih aman hingga akhir tahun. Pihaknya menggelar rapat bersama Kementerian Keuangan untuk melihat kuota subsidi BBM yang tersisa.
"Kuota lagi mau dihitung nanti malam dengan menkeu. Pola subsidi juga akan didiskusikan dan kita terus perhatikan," ucapnya.
Sebelumnya, PT Pertamina menyebutkan, setelah harga Pertamax turun, konsumsi masyarakat semakin meningkat. Sejauh ini ada peningkatan secara nasional sekitar 20 persen. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Pertamax atau Ron 92 kini dibanderol Rp13.300 per liter dari sebelumnya Rp12.400 per liter.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga BBM non subsidi hanya akan dirasakan oleh masyarakat kaya.
Baca SelengkapnyaPer tanggal 1 Oktober, harga Pertamax menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaPenghapusan Pertalite bukan hanya putusan satu instansi saja. Banyak hal juga yang perlu dipertimbangkan.
Baca SelengkapnyaPertamina memilki BBM dengan oktan lebih rendah dari 92, yaitu RON 90 yang selama ini dijual dengan nama produk Pertalite.
Baca SelengkapnyaDalam hal ini, Arifin memberikan beberapa catatan dari wacana yang berkembang di publik.
Baca SelengkapnyaKemudian, Pertamax Turbo sebelumnya Rp15.500 per liter kini menjadi Rp15.350 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamax Bakal Gantikan Pertalite Jadi BBM Subsisi, BPH Migas Beri Bocoran Begini
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non subsidi, dilakukan setiap awal bulan.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non-subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata ICP.
Baca SelengkapnyaESDM menyiapkan rencana untuk membatasi penyaluran BBM jenis Pertalite (RON 90). Di sisi lain, kementerian juga berencana memberikan subsidi Pertamax.
Baca Selengkapnya