Semen Indonesia kurangi emisi gas rumah kaca 22 persen di 2020
Merdeka.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengganti bahan bakar fossil seperti batu bara dengan bahan bakar alternatif dari biomassa (terbuat dari sekam padi dan cocopeat) pada pabriknya. Bahan bakar alternatif yang dipakai ini, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dalam mendukung rehabilitasi dan konservasi lingkungan.
"Kami telah berhasil melakukan Proyek Clean Development Mechanism (CDM) melalui subtitusi batubara dengan bahan bakar alternatif dari biomasa di Pabrik Tuban. Melalui proyek CDM, kami telah membantu penurunan emisi gas rumah kaca untuk mendukung dan konservasi lingkungan," ujar Direktur Utama SMGR, Rizkan Chandra, di Jakarta, Selasa (17/1).
Meski belum 100 persen melakukan perubahan penggunaan bahan fossil, Rizkan berharap, subtitusi batu bara dengan bahan bakar alternatif yang dilakukan di seluruh pabrik ini bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 22 persen pada tahun 2020 mendatang.
-
Bagaimana bahan bakar ramah lingkungan ini mengurangi emisi? Dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum sebesar 0,5 persen, bahan bakar kapal itu bisa digunakan pada mesin diesel kapal dengan putaran rendah dan mengurangi emisi gas buang dari pembakaran mesin kapal.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
-
Bahan bakar ramah lingkungan apa yang diproduksi di Cilacap? PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sukses melakukan lifting perdana ekspor produk baru bahan kapal, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur.
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi karbon? Langkah tersebut menurut Nicke, sudah sesuai dari aspek lingkungan karena dapat menurunkan karbon emisi dan juga dapat menurunkan impor gasoline.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi gas rumah kaca? Inovasi dan program transisi energi tersebut membawa Pertamina berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca 31 persen sejak tahun 2010 hingga 2022.
-
Bagaimana Pertamina menggunakan sumber daya alam untuk bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
"Pemakaian biomasa memang belum bisa secara full menggantikan bahan bakar saat ini. Tahun lalu, kami disuruh pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca 3 persen, tapi kami mampu menekan hampir 13 persen. Di tahun 2020, kami optimis bisa tekan hingga 22 persen," tegasnya.
Langkah perseroan menurunkan emisi gas rumah kaca tersebut mendapatkan tanggapan positif dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian. Menurut Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Fajar Harry Sampurno, langkah yang dilakukan Semen Indonesia tersebut sangat tepat baik bagi perusahaan, masyarakat dan linkungan. Dan harusnya, cara SMGR ini bisa menjadi panutan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
"PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) ini milik rakyat dan perusahaan terbuka, meski sebagai salah satu perusahaan yang mengejar keuntungan, kepentingan masyarakat dan lingkungan tetap perlu didahulukan. Kita harapkan kedepan kontribusi penurunan emisi bisa lebih besar lagi," kata Fajar.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, Semen Indonesia termasuk salah satu perusahaan yang berkomitmen serta bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan. Karena hal itu dapat dibuktikan dengan upayanya dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Saya akui, pastinya SMGR berinvestasi besar dalam melakukan programnya tersebut. Saya berikan apresiasi kepada SMGR. Kami berharap pemerintah kasih kemudahan bagi perusahaan lainnya yang ingin seperti SMGR, seperti keringanan pajak atau bahkan membebaskan pajak," pungkasnya.
Sebagai informasi, SMGR telah melakukan penyerahan secara simbolis 'Emmission Refuction Certificate' kepada Duta Besar Swedia Johanna Brismar Skoog. Acara ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan jual beli Certified Emmission Reduction (CER) antara Perseroan dengan Pemerintah Swedia melalui Swedish Agency.
Semen Indonesia berhasil melakukan Proyek Clean Development Mechanism (CDM) melalui subtitusi batubara dengan bahan bakar alternatif dari biomasa di Pabrik Tuban. Melalui proyek CDM ini, perusahaan telah membantu penurunan emisi gas rumah kaca untuk mendukung rehabilitasi dan konservasi lingkungan.
Proyek CDM Semen Indonesia dilakukan melalui pemanfaatan biomasa sebagai bahan bakar alternatif di Pabrik Tuban 1 dan 3. Sampai dengan Februari 2016, jumlah biomasa yang telah dipergunakan sebesar 275.778 ton. Biomasa yang dipergunakan berasal dari sekam pada dan cocopeat.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaSIG telah menggunakan biomassa pada pabrik-pabrik milik perseroan mencapai 2,7 juta ton untuk bahan bakar selama 2022.
Baca SelengkapnyaBeberapa produk SIG tercatat 21 persen sampai dengan 38 persen lebih rendah karbon dibandingkan semen konvensional.
Baca SelengkapnyaDari sisi energi, penggunaan Waste Heat Recovery System (WHRS) juga dioptimalkan mengubah panas buangan menjadi listrik, menghasilkan 85.702 MWh pada 2023.
Baca SelengkapnyaInisiatif tersebut menjadi bukti kepedulian SIG terhadap kelestarian lingkungan, serta partisipasi perusahaan dalam upaya mencapai target net zero emission.
Baca SelengkapnyaPemkab Temanggung melalui TPST Sanggrahan akan mengirimkan RDF yang dihasilkan di TPST tersebut ke pabrik semen SBI di Cilacap.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary SIG, Vita Mahyreni menjelaskan, hal ini dilakukan sebagai upaya perusahaan mengurangi laju perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPabrik Tuban sendiri berada pada posisi geografis dengan iradiasi energi matahari di atas rata-rata nasional sekitar 5,4 kWh/m2/hari.
Baca SelengkapnyaPT Semen Tonasa secara konsisten menerapkan sistem manajemen energi berbasis ISO 50001 yang selaras dengan sustainability road map SIG.
Baca SelengkapnyaInovasi dalam pengelolaan sampah telah membantu perseroan mendapatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPertamina akan terus mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Baca Selengkapnya