Semester I 2015, Pertamina hemat USD 249 juta
Merdeka.com - Industri sektor minyak dan gas tengah berada dalam kondisi kurang menguntungkan. Perusahaan migas nasional maupun internasional pun memilih melakukan langkah efisiensi.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengakui lesunya kondisi industri migas. Faktornya beragam. Mulai dari anjloknya harga minyak yang berimbas ke harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Prices (ICP), diperparah dengan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
Hingga Juni 2015, ICP jatuh ke posisi USD 59,4 per barel atau jauh dari rata-rata ICP pada periode yang sama tahun 2014 sebesar USD 106,6 per barel. Di sisi lain, Rupiah terdepresiasi hingga lebih dari 10 persen dalam kurun waktu yang sama.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Apa yang Pertamina tambah? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Kondisi ini menuntut Pertamina mencari terobosan demi mempertahankan kinerja perusahaan tetap sehat. Menurut Dwi tidak hanya perusahaan migas nasional, perusahaan migas internasional pun mencari celah agar bisa survive. Beragam cara dilakukan. Mulai dari pengurangan belanja modal hingga pemangkasan tenaga kerja sejak awal tahun dan masih berlanjut hingga saat ini.
"Alhamdulillah kami dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan terus meningkatkan kinerja operasional dan melakukan efisien-efisiensi hingga dapat meraih laba bersih sebesar USD 570 juta setelah pada awal tahun sempat alami kerugian," kata Dwi di Jakarta, Rabu (5/8).
Pertamina juga melakukan efisiensi. Dwi menyebut hasil efisiensi Pertamina sepanjang enam bulan pertama 2015 mencapai USD 249,16 juta atau 3,26 persen di atas target yang ditetapkan. Besaran efisiensi bersumber dari sentralisasi pengadaan non hidrokarbon sebesar USD 87,80 juta, sentralisasi pengadaan hidrokarbon di ISC sebesar USD 37,70 juta.
"Efisiensi terbesar adalah berasal dari upaya insan Pertamina melakukan tata kelola secara ketat pada arus minyak yang menyumbang efisiensi sebesar USD 107,94 juta," jelasnya.
Dari sisi produksi migas, selama semester I-2015 tumbuh sekitar 6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Hingga Juni 2015, produksi migas perusahaan mencapai 550.890 BOEPD, terdiri dari 270.760 ribu BOPD minyak dan 1,60 BSCFD gas.
Jumlah ini juga disokong oleh peningkatan produksi migas Pertamina dari aset luar negeri. Selain itu, Produksi minyak dari aset luar negeri rata-rata semester I ini mencapai 73.500 BOPD, sedangkan produksi gas sebesar 88,25 MMSCFD.
Bisnis transportasi gas Pertamina juga meningkat 4 persen menjadi 264,98 BSCF. Adapun bisnis niaga gas Pertamina menjadi 19,71 BSCF. Di sisi lain, penjualan LNG meningkat menjadi 38.750 BBTU.
Dari sisi kinerja penjualan BBM sepanjang paruh pertama tahun ini, Dwi menyebut terjadi penurunan 7,16 persen atau menjadi 30,07 juta kilo liter. Produk pelumas Pertamina masih mempertahankan dominasinya di pasar domestik dengan membukukan penjualan sekitar 230.000 KL.
Meski kondisi industri migas kurang menguntungkan, Dwi mengklaim pihaknya tak menghentikan aksi investasi. Realisasi investasi Pertamina hingga semester I 2015 mencapai USD 1,87 miliar. Sebanyak 72 persen di antaranya adalah investasi hulu migas. Investasi terbesar pada bisnis gas.
"Ini membuat Pertamina terus menggenjot pembangunan infrastruktur gas di Tanah Air,seperti Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, pipa transmisi gas Arun-Belawan, Belawan-KIM-KEK Sei Mangkei, Semarang-Gresik, serta Muara Karang-Tegal Gede," katanya.
Investasi infrastruktur juga dilakukan untuk BBM. Pertamina tengah membangun Terminal BBM Sambu dan Terminal BBM Tanjung Uban di Kepulauan Riau.
"Proyek-proyek tersebut masuk menjadi daftar proyek terobosan yang prosesnya dipantau secara ketat," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaPertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaPHE diharapkan bisa terus meningkatkan kinerja positif sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional akan semakin tinggi.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaBegini strategi Pertamina Hulu Mahakam untuk meningkatkan produksi minyak dan gas.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaWaktu bersamaan, Medco meraup pendapatan USD 1,11 miliar di semester I-2023.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaMeski Pertamina hanya menguasai 30 persen blok migas nasional, namun mampu menyumbang 68 persen migas nasional.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba perusahaan didorong oleh pertumbuhan pendapatan di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKinerja operasi PGN mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG.
Baca Selengkapnya