Semester I-2016, ekspor industri Indonesia anjlok 11 persen
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2016 mencapai USD 69,51 miliar, menurun 11,37 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai USD 78,42 miliar. Hal ini dikarenakan menurunnya perkembangan ekspor di industri, baik industri migas maupun nonmigas.
"Untuk ekspor migas menurun 34,97 persen pada semester I-2016, dari USD 9,99 miliar di tahun 2015 menjadi USD 6,49 miliar. Sedangkan untuk ekpor nonmigas juga menurun 7,92 persen, dari USD 68,43 miliar menjadi USD 63,01 miliar," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Jumat (15/7).
Untuk ekspor nonmigas, produk industri pengolahan menurun 4,73 persen, dari USD 56,39 miliar di periode yang sama di tahun 2015 menjadi USD 53,72 miliar. Selain itu, di industri pertanian juga mengalami penurunan 18,14 persen dari USD 1,71 miliar menjadi USD 1,4 miliar.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
Sementara ekspor industri pertambangan dan lainnya juga mengalami penurunan sebesar 23,64 persen, dimana pada periode Januari-Juni 2015 mencapai USD 10,32 miliar menjadi USD 7,8 miliar.
"Yang cukup bagus industri manufaktur sebenarnya. Karena ini yang bisa menggerakkan sektor lainnya dan menciptakan lapangan kerja. Kalau pertanian walau naik tapi ada beberapa yang tidak diolah dan perlu pengolahan lagi," imbuhnya.
Dari sisi volume, ekspor Indonesia pada Juni 2016 meningkat 3,52 persen dibanding Mei 2016. Hal ini disebabkan peningkatan volume ekspor nonmigas sebesar 2,71 persen, dan volume migas yang naik 11,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Secara kumulatif, volume ekspor menurun 5,99 persen dibanding periode Januari-Juni 2015 yang disumbang oleh penurunan ekapor nonmigas 6,71 persen. Namun volume ekspor migas meningkat 1,72 persen," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaDua sektor ini jadi biang kerok nilai ekspor Indonesia turun pada bulan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca Selengkapnya