Semester I-2018, BCA raup laba bersih Rp 11,4 triliun
Merdeka.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan BAnk BCA menutup Semester I-2018 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 11,4 triliun. Angka ini naik 8,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp 10,5 triliun.
"Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, meningkat 7,6 persen menjadi Rp 29,5 triliun pada semester pertama 2018 dibandingkan Rp 27,4 triliun pada semester pertama 2017," kata Jahja dalam acara konfrensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (26/7).
Jahja menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan oleh Net Interest Margin (NIM) yang tertekan oleh pendapatan kredit yang berkurang karena suku bunganya belum naik. Sementara suka bunga dana simpanan (deposito) sudah mulai naik dengan berkahirnya tren suku bunga rendah.
-
Siapa pemilik saham terbesar BCA? Tidak berhenti di situ, kedua bersaudara ini merambah bisnis properti.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
Sementara itu, Jahja menjelaskan bahwa posisi neraca BCA tumbuh sehat dengan portofolio kredit meningkat 14,2 persen secara year on year menjadi Rp 494 triliun serta dana giro dan tabungan (CASA) naik sebesar 12,7 persen yoy menjadi Rp 481 triliun.
"Kepercayaan nasabah pada bisnis perbankan transaksi BCA telah mendukung kenaikan CASA yang merupakan fakta pendorong pertumbuhan dana pihak ketiga," ujarnya.
CASA BCA meningkat 12,7 persen yoy menjadi Rp 481,3 trilin dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga yaitu sebesar 78,2 persen pada akhir Juni 2018. Dalam komposisi CASA, dana tabungan tumbuh 13,2 persen yoy menjadi Rp 315,1 triliun, sementara dana giro meningkat 11,8 persen yoy mencapai Rp 166,2 triliun. Adapun dana deposito tercatat sebesar Rp 134,3 triliun atau turun 7,6 persen yoy.
"Meskipun mengalami penurunan secara YoY, dana deposito meningkat dibandingkan dengan posisi Maret 2018, sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito. Dengan demikian, secara keseluruhan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7,6 persen yoy, menjadi Rp 615,6 triliun pada akhir Juni 2018," ujarnya.
Jahja menegaskan perusahaan akan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian di tengah kondisi perekonomian saat ini.
"Kami meyakini bahwa Indonesia memiliki fondasi perekonomian yang kokoh dan prospek perekonomian yang positif ke depannya meskipun saat ini sedang dihadapkan pada kondisi makro ekonomi yang dinamis. Posisi neraca yang solid dan penerapan praktik perbankan yang berhati-hati akan terus menjadi fondasi yang dalam pertumbuhan BCA ke depannya."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp24,2 triliun di semester I-2023. Capaian laba ini meningkat sebesar 34,0 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 3 bulan, BCA sudah meraup keuntungan Rp12,9 triliun di awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJahja menyebut, torehan laba BCA ditopang oleh peningkatan total kredit yang tumbuh sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY).
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank BCA naik 5 persen yoy menyentuh Rp1.125 triliun.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaBCA Life memiliki posisi cadangan teknis yang kuat sebesar Rp1,89 triliun, tumbuh 21,03 persen.
Baca SelengkapnyaPendapatan laba perseroan juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang positif.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih senilai Rp5,70 triliun atau tumbuh 33,88 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaMeskipun harga saham BCA kini sudah mencapai Rp10.000 per Saham, Jahja menilai bahwa saat ini belum ada kebutuhan mendesak untuk melakukan stock split.
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca Selengkapnya