Semester I-2018, laba bersih Pertamina EP meroket 124 persen jadi USD 361 juta
Merdeka.com - PT Pertamina EP selaku anak usaha PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I-2018. Laba bersih perusahaan tercatat sebesar USD 361 juta hingga Juni 2018, atau sekitar 65,95 persen dari target tahun ini sekitar USD 547 juta.
Raihan laba tersebut naik 124,76 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar USD 289,4 juta atau 48,56 persen dari RKAP 2017 sebesar USD 595 juta.
Presiden Direktur Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf mengatakan, peningkatan laba bersih ditopang oleh kenaikan penjualan. Hingga Juni 2018, pihaknya membukukan pendapatan USD 1.458 juta, naik 118 persen dari USD 1.234 juta secara tahunan (Year-on-Year/YoY) yang didorong oleh penjualan dalam negeri non-BBM sebesar USD 1.442 juta serta ekspor minyak mentah dan gas USD 16.4 juta.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
"Kenaikan pendapatan juga ditopang oleh kenaikan harga minyak, yaitu USD 66,28 per barel yang naik 138,1 persen dari USD 48,48 per barel dari periode sama tahun lalu. Dan juga harga gas USD 6,07 per MSCF, naik 102,63 persen dari USD 5,92 (YoY)," ujar dia di Jakarta, Jumat (10/8).
Menurutnya, pendapatan Pertamina EP juga berasal dari hasil penjualan lifting di dalam negeri sebesar 13.632.26 MBO atau sekitar 45,2 persen terhadap RKAP 2018 sebesar 30.143 MBO. Sedangkan penjualan ekspor minyak berasal dari ekspor kondensat Senoro Field Matindok sebesar 155 MBO ke Singapura dan Korea Selatan serta penjualan ekspor gas dari Unitisasi Suban sebesar 863,12 MMSCF ke konsumen Gas Supply Pte Ltd Singapura.
"Peningkatan penjualan sepanjang semester I-2018 juga ditopang oleh realisasi produksi migas Pertamina EP yang naik 101,76 persen menjadi 252.529 BOEPD pada tahun 2018 dari 248.161 BOEPD di tahun 2017," katanya.
Hingga akhir Juni 2018, realisasi produksi harian minyak Pertamina EP adalah 76 ribu BOPD atau 91,65 persen dari angka RKAP 2018 sebesar 83 ribu BOPD, 96.36 persen dibandingkan dengan realisasi produksi harian minyak di tahun sebelumnya.
Sementara itu, produksi gas hingga Juni 2018 mencapai 1.022,4 MMSCFD dari target RKAP 986.110 MMSCFD, lebih tinggi 104.28 persen daripada posisi akhir Juni 2017 sebesar 980,44 MMSCFD. Secara total produksi migas Pertamina EP sampai ahir Juni 2018 sebesar 252.529 BOEPD atau 99.73 persen dibandingkan RKAP 2018 sebesar 253.203.
Pertamina EP juga telah merealisasikan anggaran biaya operasi (ABO) sebesar USD 567 juta, naik 112,8 persen dibanding periode sama tahun lalu sebanyak USD 502,4 juta. Sedangkan anggaran biaya investasi (ABI) hingga akhir Juni sebesar USD 199,4 juta, meningkat 105,3 persen dari USD 189,67 (YoY).
Nanang menyatakan, pihaknya juga melakukan eksplorasi yang telah mencapai tujuh sumur untuk meningkatkan cadangan migas. Sebanyak tiga sumur sudah selesai eksplorasi, sementara empat sumur sisa masih dalam tahap pengeboran.
Dia juga menyebutkan, pelaksanaan untuk seismik 2D telah dilakukan sepanjang 153 km dan 3D seluas 344 km persegi.
"Pada semester II-2018 kami proyeksikan realisasi pengeboran mencapai 13, seismik 2D sepanjang 1190 km dan 3D seluas 444 km persegi. Pengeboran dilakukan di beberapa area potensial, seperti Akasia Maju dan Pinus Harum (Jawa Barat), serta Sekarwangi (Sumbagsel) dan Wolai (Sulawesi Tengah)," tutur Nanang.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaWaktu bersamaan, Medco meraup pendapatan USD 1,11 miliar di semester I-2023.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaSelama 2 tahun menjadi Subholding Upstream Pertamina, PHE menorehkan kinerja positif.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba perusahaan didorong oleh pertumbuhan pendapatan di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTercatat capaian TKDN Medco mencapai sebesar 66 dalam pengadaan 2022.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca Selengkapnya