Sempat Terlilit Utang, Lelaki Asal AS ini Mampu Hasilkan Rp500 Juta Per Tahun
Merdeka.com - Seorang lelaki asal Amerika Serikat, Chance Wimberley berhasil mencapai kesejahteraan finansial dengan menghasilkan USD 39.000 per tahunnya (atau setara Rp500 Juta). Namun di masa lalu, dia mengaku sempat melakukan banyak kesalahan dalam mengelola keuangannya.
Lelaki umur 32 tahun ini punya utang kartu kredit sekitar USD 13.000 setelah lulus SMA, dan masih memiliki kurang lebih USD 4.500 yang tersisa untuk dilunasi, termasuk USD 3.400 yang dia konsolidasikan ke dalam pinjaman pribadi dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Di luar itu, Chance juga berutang sekitar USD 22.000 dalam utang pinjaman mahasiswa federal saat masih kuliah.
"Saya mengajukan sebanyak mungkin kartu kredit. Hingga akhirnya, saya membiarkan diri saya tenggelam di bawah utang. Dalam 7 tahun, keuangan saya hancur, karena tidak menemukan jalan keluar untuk melunasi semua utang saya," ungkap Chance dilansir CNBC Make-It.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Siapa yang punya peluang jadi miliarder? Dia menuliskan, menjadi guru yang kaya bukan berarti harus mempunyai pendapatan yang besar.
-
Bagaimana orang kaya mengelola uang? Mereka cenderung memiliki pendekatan yang bijak terhadap uang, mengutamakan pengeluaran yang berdasarkan nilai dan investasi jangka panjang.
-
Bagaimana pria Jepang ini mencapai tujuan tabungannya? Dalam upayanya untuk mencapai FIRE (financial independence, retire early) atau kebebasan finansial dan pensiun lebih awal, pria yang memiliki penghasilan tahunan sekitar lima juta yen (sekitar Rp520 juta) ini mulai menyusun strategi menabung 100 juta yen secepat mungkin. Ia kemudian menciptakan nama alias online The Man Who Will Definitely Resign (Orang yang Pasti Akan Mengundurkan Diri) untuk memotivasi dirinya sendiri.
Kemudian, di tahun 2013, Chance mendapat sebuah pencerahan tentang keuangan saat sedang membeli mobil pertamanya. "Waktu itu saya bangun dan merasa sengsara, seluruh utang saya membuat saya merasa resah," ujarnya.
Sejak saat itu, Chance mulai bangkit dan bertekad untuk menghemat. Hingga hari ini, dia berhasil menghasilkan USD 39.000 (Rp574 Juta) melalui profesinya sebagai spesialis anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk negara bagian Oklahoma. Chance sendiri masih tinggal bersama orang tuanya, di rumah tempat dia dibesarkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, dia berhasil menyisihkan USD 35.000 di rekening tabungan dan USD 15.000 di rekening pensiunnya (401 (k) plan), meski penghasilannya belum mencapai USD 40.000 dalam setahun. Lewat kejadian tumpukan utangnya tersebut, Chance selalu berupaya untuk mengurangi utangnya dan berencana melunasi seluruhnya hingga bulan Desember tahun ini.
Pelajaran
Baginya, selalu ada pelajaran untuk semua orang dalam perjalanan finansial mereka. Oleh karena itu, setiap orang wajib memahami bagaimana utang yang mereka ajukan, entah dari kartu kredit atau pinjaman mahasiswa.
"Dulu, saya melihat berutang itu bukanlah apa-apa, tapi akhirnya saya sadar kalau utang dapat membuat keuangan orang sampai merosot. Jadi, jangan hanya menandatangani dokumen apapun yang ditawarkan lembaga keuangan kepada anda, luangkan waktu untuk riset lebih dahulu," katanya.
Di samping hati-hati dalam mengelola uang, Chance menyebutkan bahwa setiap orang harus berani membuat perubahan dan mengejar apa yang diinginkan. Contohnya, Chance ingin menjadi perawat waktu umurnya masih 20. Namun, karena merasa tidak sanggup menjalaninya, dia memilih untuk 'bermain aman' di jurusan sejarah dan ilmu politik.
"Dulu, saya enggan untuk menantang diri saya karena takut. Namun, pikiran saya berubah lagi sejak pandemi melanda. Rasanya, hidup terlalu singkat jika saya tidak mengejar impian saya selagi masih ada kesempatan," katanya.
Terkadang, Chance merasa malu karena masih tinggal dengan orang tuanya. Meskipun demikian, dia bertanggung jawab terhadap setiap kebutuhan yang ada di rumah. "Saya membayar hipotek orang tua saya, menangani belanja rumah tangga, dan beberapa biaya pemeliharaan rumah," ujarnya.
Mengelola Uang Harus Dipelajari Sejak Dini
Chance tumbuh dengan kondisi finansial keluarga yang tidak terlalu memadai. Ibunya kehilangan pekerjaan saat dia masih TK dan ayahnya merupakan seorang veteran yang menyandang demensia. Dalam sebulan, keluarganya bisa hidup dengan uang kurang dari USD 700.
Segalanya menjadi lebih rumit ketika ayahnya kecanduan judi, sehingga harus kehilangan uang untuk membayar tagihan di rumah. Akhirnya, Chance harus mengambil alih keuangan keluarga dan memastikan semua tagihan telah dibayar. "Selain mengatur uang saya, saya juga perlu mengatur uang mereka. Maka dari itu saya butuh menghemat banyak uang," tambahnya.
Sampai saat ini, dia masih mengelola keuangan orang tuanya, dan belakangan ini juga membantu ibunya mengurus ayahnya. Namun, dia bertekad untuk pindah setelah menyelesaikan sekolah perawat pada 2023. Dia memiliki visi untuk tinggal di L.A. sejak dia berkunjung ke sana pada tahun 2018.
Demi mencapai mimpinya, Chance mulai mengatur setiap pengeluaran dan pemasukan lewat budgeting. Dia mengalokasikan tabungan sebesar USD 1.000, biaya transportasi USD 504, investasi dana pensiun USD 175, bahan makanan USD 160, belanja USD 130, biaya sewa USD 100, biaya telepon USD 75, dan langganan platform hiburan (Netflix, Spotify, Amazon Prime) sebesar USD 29.
Peristiwanya terlilit utang di masa lalu telah memberikannya tamparan untuk tidak mengambil pinjaman jika tak bersifat darurat. "Saya sudah belajar untuk hidup dengan budget di bawah penghasilan saya. Karena bisa saja sewaktu-waktu saya akan membutuhkan uang itu," tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut cerita pedagang citul berhasil lunasi utang pinjol gara-gara berjualan.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di asrama perusahaan dan menggunakan perabotan bekas. Tidak itu saja, dia juga membatasi makannya dengan seirit mungkin.
Baca SelengkapnyaOrang kaya ini membelanjakan secara berlebihan, bahkan membeli 2 helikopter pribadi.
Baca SelengkapnyaSetelah menabung selama 3 tahun, konsumen ini membeli rumah dengan uang koin yang dikumpulkannya dalam galon bekas.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSeorang jutawan yang sukses berbagi lima rahasia keuangan para orang-orang kaya.
Baca SelengkapnyaKisah perjalanan pria meraih kesuksesan di perantauan.
Baca SelengkapnyaNanang tersadar, mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik menghadapi masalah yang saat ini sedang mendera.
Baca SelengkapnyaKesuksesan akan bergantung pada kerja keras yang dilakukan seseorang.
Baca SelengkapnyaKebebasan finansial merupakan keniscayaan, meskipun pada realitanya kondisi ini sulit tercapai.
Baca SelengkapnyaHolmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca Selengkapnya