Semua negara ASEAN tak siap hadapi MEA
Merdeka.com - Tidak hanya Indonesia, semua negara Asia Tenggara disebut-sebut tidak siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai diterapkan akhir 2015. Ketidaksiapan mengarah pada kemampuan daya saing menghadapi negara ASEAN yang sudah lebih maju, semisal Singapura dan Thailand.
Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri Ina Krisna Murthi mengakui mayoritas negara-negara ASEAN belum memiliki persiapan menghadapi MEA. Pasar bebas ASEAN secara tidak langsung menuntut setiap negara memperkuat daya saing, dan itu tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat.
"Kesiapan 10 negara kalau mau jujur, tidak ada yang siap. Karena MEA berarti berdaya saing, dan daya saing tidak bisa diperoleh dalam waktu semalam. Karena itu memang setiap daerah di Indonesia harus bersaing untuk siap menghadapi MEA," katanya dalam jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri, kemarin (9/7).
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa yang dibahas Kemnaker dengan Dubes RI untuk PEA? Keduanya membahas tindak lanjut kerja sama penempatan Pekerja Migran Indonesia antara Kemnaker RI dengan Kementerian Sumber Daya Manusia dan Emiratisasi (MOHRE) PEA.
-
Kenapa Menko Perekonomian mendorong IEU-CEPA? Kata dia, IEU-CEPA instrumen penting untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Uni Eropa.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Apa yang didorong Kementan ke negara ASEAN? Indonesia sendiri mendorong semua negara Asean untuk meningkatkan teknologi pertanian digital, ekonomi sirkular, energi biomassa, pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengendalian hama terpadu,' ujar Dedi, Sabtu (7/10).
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
Menurut Ina, agar Indonesia siap menghadapi MEA, masing-masing daerah di Tanah Air harus mempersiapkan diri dengan bersaing sendiri agar produknya dapat bersaing dan memiliki standarisasi ASEAN. Tidak hanya produk, tenaga kerja juga harus memenuhi standar pekerja profesional. Salah satunya kemampuan berbahasa asing atau bahasa internasional. Pekerja profesional di delapan bidang wajib memiliki standarisasi. "Ada arsitek, insinyur, dokter, dokter gigi, perawat, pariwisata, dan lain-lain," terang Ina.
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi kunci daya saing Indonesia menghadapi MEA. Beberapa produk UMKM Indonesia seperti keripik pedas Maicih, sudah melalang buana ke ASEAN. Bagi Ina, hal ini sudah memperlihatkan kemampuan produk Indonesia menghadapi MEA.
Dia mengingatkan, tantangan utama Indonesia menghadapi MEA sebenarnya soal pemahaman mengenai arti MEA itu sendiri. MEA bukanlah liberalisasi perdagangan, dan bukan suatu event. "MEA adalah bagian dari proses integrasi kawasan," kata dia.
MEA sendiri punya empat pilar, yaitu pasar tunggal atau pasar bebas, daya saing, pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan, serta orientasi pada perekonomian global.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AFTA menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan integrasi ekonomi di ASEAN dan menciptakan pasar yang lebih efisien di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan ASEAN akan menjalin kerja sama dengan siapapun bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Baca Selengkapnya"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaPertemuan LGBT bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week ini nantinya akan digelar di luar Indonesia.
Baca SelengkapnyaSedikit bukti adanya ASEAN menanggapi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemendag Ambil Langkah Ini Atasi Barang Impor Ilegal.
Baca SelengkapnyaKabar tersebut diunggah salah satu akun media sosial.
Baca Selengkapnya