Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sepanjang 2015, dana asing kabur dari China tembus Rp 7.000 triliun

Sepanjang 2015, dana asing kabur dari China tembus Rp 7.000 triliun China. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Arus dana asing keluar atau capital outflow tidak hanya terjadi di Indonesia yang membuat nilai tukar Rupiah melemah. China juga mengalami capital outflow cukup parah, di mana arus dana asing mengalir deras keluar dari China.

Laporan Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) menyebut, dana asing yang keluar dari China mencapai USD 520-530 miliar atau setara dengan Rp 7.306 triliun. Dana asing ini kabur dari China sepanjang 2015.

Banyaknya dana asing keluar disebabkan karena investor khawatir tentang perlambatan ekonomi China. Selain itu, gejolak pasar saham dan devaluasi Yuan juga menambah ketakutan investor. Upaya pemerintah China meyakinkan investor ternyata belum sukses.

Orang lain juga bertanya?

Menurut data yang sama, arus modal yang keluar dari China sepanjang Agustus 2015 saja mencapai USD 200 miliar. Sedangkan dalam enam bulan pertama tahun lalu, dana asing yang keluar dari China hanya USD 26 miliar saja.

Pemerintah China sebenarnya tak tinggal diam melihat kondisi ini. Mereka mengeluarkan kebijakan dengan membatasi penarikan dana individu ke luar negeri hanya USD 50.000 per tahun. Selain itu, Presiden Xi Jinping sudah membatasi penarikan uang lewat ATM di luar negeri.

Derasnya dana asing keluar dari China mengancam nilai tukar Yuan terhadap USD. Kondisi ini memaksa bank sentral China untuk melakukan intervensi pasar dan menguras cadangan devisa mereka.

Pada Juli, Agustus, September, bank sentral China sudah melakukan intervensi besar-besaran dan menghabiskan cadangan devisa USD 230 miliar. Langkah ini diambil untuk mencegah Yuan jatuh lebih dalam.

Secara historis, China memang mengontrol kuat nilai tukar Yuan. Anjloknya Yuan dituding sebagai salah satu cara China untuk meningkatkan ekspor dan manufaktur.

"Kementerian akan terus memantau pelaksanaan kebijakan kebijakan baru China terhadap nilai tukar dan melihat reaksi di di lapangan," kata laporan Kementerian Keuangan Amerika Serikat seperti dikutip CNN, Rabu (21/10). (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya

Cara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
BI Catat Modal Masing Asing Masuk Rp8,91 Triliun
BI Catat Modal Masing Asing Masuk Rp8,91 Triliun

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi

Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju

Sri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini

Baca Selengkapnya
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Indonesia Terancam Anjlok saat Ekonomi China Melambat, Begini Penjelasannya
Pertumbuhan Indonesia Terancam Anjlok saat Ekonomi China Melambat, Begini Penjelasannya

Tak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
Fenomena Baru di China, Anak Muda Kini Ramai-Ramai Borong Emas
Fenomena Baru di China, Anak Muda Kini Ramai-Ramai Borong Emas

konsumen menghadapi perekonomian yang sedang berjuang untuk pulih pasca-pandemi dan lemahnya yuan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!

Situasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya