Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sepanjang 2016, AP II raup pendapatan Rp 6,65 triliun

Sepanjang 2016, AP II raup pendapatan Rp 6,65 triliun Terminal 3 Ultimate. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sepanjang 2016, PT Angkasa Pura II (Persero) mencatatkan total pendapatan perseroan mencapai Rp 6,65 triliun atau meningkat cukup signifikan sekitar 18 persen dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp 5,64 triliun.

Pendapatan pada Januari-Desember 2016 sebesar Rp 4,03 triliun berasal dari bisnis aeronautika seperti Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata. Sementara itu, bisnis nonaeronautika seperti konsesi, sewa ruang, reklame, serta bisnis kargo dan sebagainya pada periode yang sama mencetak pendapatan Rp 2,62 triliun.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, peningkatan pendapatan ini sejalan dengan naiknya arus penumpang pesawat di 13 bandara yang dikelola perusahaan. Dari 84,29 juta penumpang pada 2015 naik 12 persen menjadi 94,63 juta penumpang pada 2016.

Lebih lanjut, Kenaikan arus penumpang pesawat ini antara lain kebijakan perseroan yang memberikan sejumlah insentif kepada maskapai yang membuka rute internasional baru di sejumlah bandara serta bagi maskapai yang mengoperasikan ekstra flight di luar jam reguler bandara.

"Kinerja positif yang berhasil dibukukan perseroan ini didukung juga oleh keberhasilan mengoperasikan sejumlah terminal baru pada 2016 yakni Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Terminal Baru Bandara Husein Sastranegara Bandung, dan juga diresmikannya Terminal Baru Bandara Sultan Thaha Jambi oleh Presiden RI," ujarnya melalui keterangan tertulis kepada merdeka.com di Jakarta, Minggu (29/1).

“Efisiensi untuk efektifitas yang lebih baik khususnya pada kuartal IV-2016 juga membantu AP II dapat meraih pendapatan Rp 6,65 triliun, yang di mana angka tersebut lebih tinggi dari target awal perseroan Rp 6,57 triliun,” sambungnya.

Kemudian, Pada 2016 PT Angkasa Pura II (Persero) juga berhasil mendirikan dua anak usaha baru yakni PT Angkasa Pura Propertindo dan PT Angkasa Pura Kargo guna meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis nonaeronautika. Dua anak usaha baru ini melengkapi anak usaha yang sebelumnya sudah beroperasi yaitu PT Angkasa Pura Solusi.

Adapun pembentukan dua anak usaha baru ini sejalan dengan tengah dilakukannya penataan pada corporate level strategy dan business level strategy, serta bagian dari implementasi penerapan program 'Triple-GB' yang membuat AP II menjadi Getting Bigger, Getting Broader dan Getting Better.

"Saat ini kontribusi pendapatan dari bisnis aeronautika masih lebih besar daripada bisnis nonaeronautika. Melalui pembentukan Angkasa Pura Propertindo dan Angkasa Pura Kargo, kami berharap kontribusi bisnis nonaeronautika pada 2018 dapat mencapai 50% atau lebih terhadap total pendapatan perusahaan," tegasnya.

Ketiga anak usaha yang dimiliki oleh AP II diperkirakan dapat meraih pendapatan hingga Rp 1,14 triliun pada 2017 atau kurang lebih 13 persen dari pendapatan AP II, yang berasal dari APS sebesar Rp 667 miliar, lalu APK sebesar Rp 443 miliar, dan APP sebesar Rp 38,7 miliar.

Saat ini, pada tahun 2017 ketiga anak usaha tersebut tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan rencana bisnis yakni APP akan memulai bisnis perhotelan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu, kemudian APK mengembangkan cargo village dan pengelolaan pergudangan di Bandara Soekarno-Hatta, dan APS mulai fokus pada bisnis information communication & technology.

AP II saat ini tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang mengoperasikan bandara kelas dunia di mana salah satu cirinya adalah kontribusi pendapatan terbesar bukan lagi berasal dari bisnis aeronautika, namun dari bisnis nonaeronautika.

"Fokus AP II ke depan adalah meningkatkan pendapatan dari bisnis nonaeronautika sehingga dapat berkontribusi 50 persen atau lebih terhadap total pendapatan perseroan. Kami optimistis target ini dapat tercapai pada 2018, sehingga pada tahun itu juga bandara-bandara AP II dapat disejajarkan dengan bandara berkelas dunia lainnya yang kontribusi pendapatan bisnis nonaeronautika lebih besar dari bisnis aeronautika," katanya.

Lebih lanjut, AP II juga tengah mempersiapkan infrastruktur digital guna mewujudkan smart connected airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan. Konsep smart connected airport ini diperkuat oleh sistem teknologi informasi untuk membuat setiap bandara lebih efisien dalam hal operasional, menghilangkan potensi kehilangan pendapatan, serta dapat menciptakan pendapatan dari lini baru.

Adapun konsep smart connected airport ini juga dapat memastikan tingkat pelayanan tetap terjaga di seluruh fasilitas yang ada di terminal, baik itu fasilitas keberangkatan maupun kedatangan, yang berujung kepada kepuasan bagi penumpang pesawat.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kinerja APBN Surplus Rp152 Triliun, Bea Cukai Beri Kontribusi Rp135 Triliun
Kinerja APBN Surplus Rp152 Triliun, Bea Cukai Beri Kontribusi Rp135 Triliun

Selain sektor penerimaan, Bea Cukai turut mendukung APBN 2023 dengan menjaga stabilitas kondisi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Update Kondisi APBN 2023 Jelang Tutup Tahun, Bea Cukai Sumbang Berapa?
Update Kondisi APBN 2023 Jelang Tutup Tahun, Bea Cukai Sumbang Berapa?

APBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya
Rincian Kinerja APBN dari Bea Cukai per September 2023: Ada yang Positif dan Melambat
Rincian Kinerja APBN dari Bea Cukai per September 2023: Ada yang Positif dan Melambat

Kinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh.

Baca Selengkapnya
Pelni Raup Untung Rp113,3 Miliar di Semester I-2023
Pelni Raup Untung Rp113,3 Miliar di Semester I-2023

Pelni melaporkan pendapatannya sepanjang semester I-2023 sebesar Rp2,65 triliun.

Baca Selengkapnya
PT Sarana Multi Infrastruktur Raup Pendapatan Rp7,6 Triliun Sepanjang 2023
PT Sarana Multi Infrastruktur Raup Pendapatan Rp7,6 Triliun Sepanjang 2023

Adapun rincian keberhasilan perseroang antara lain komitmen pembiayaan investasi sebesar Rp137,7 triliun. Total aset pembiayaam dan investasi Rp91,3 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Kantongi Pajak Rp393 Triliun di Tiga Bulan Pertama 2024
Pemerintah Kantongi Pajak Rp393 Triliun di Tiga Bulan Pertama 2024

Per Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.

Baca Selengkapnya
Laba Bersih InJourney Tahun 2023 Tembus Rp1,1 Triliun, Naik 211 Persen
Laba Bersih InJourney Tahun 2023 Tembus Rp1,1 Triliun, Naik 211 Persen

InJourney Airports akan menangani 172 juta penumpang per tahun, mengalahkan Vinci Airports (Prancis) dan GMR Group (India).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Kumpulkan Rp1.196,54 Triliun Penerimaan Pajak di Agustus 2024, Ini Rinciannya
Pemerintah Kumpulkan Rp1.196,54 Triliun Penerimaan Pajak di Agustus 2024, Ini Rinciannya

Penerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.

Baca Selengkapnya
Pelni Incar Laba Bersih Rp250 Miliar di 2024, Andalkan Bisnis Sewa Selimut Hingga Iklan
Pelni Incar Laba Bersih Rp250 Miliar di 2024, Andalkan Bisnis Sewa Selimut Hingga Iklan

Pelni menargetkan mampu mengangkut hingga 5,5 juta orang pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Daerah Pulih, Negara Kumpulkan Pajak Parkir hingga Rp1 Triliun
Ekonomi Daerah Pulih, Negara Kumpulkan Pajak Parkir hingga Rp1 Triliun

Kinerja penerimaan pajak daerah mencapai Rp154,05 triliun hingga Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Pertengahan Tahun 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Surplus Rp40,76 Triliun
Pertengahan Tahun 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Surplus Rp40,76 Triliun

Total produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton.

Baca Selengkapnya
Tahun Politik, Realisasi Investasi Kuartal II-2023 Tetap Moncer Capai Rp349,8 Triliun
Tahun Politik, Realisasi Investasi Kuartal II-2023 Tetap Moncer Capai Rp349,8 Triliun

Kontribusi penanaman modal asing (PMA) di kuartal II-2023 mencapai Rp186,3 triliun atau menyumbang 53,3 persen.

Baca Selengkapnya