Seperti 2013, BI kembali bikin paket kebijakan selamatkan Rupiah
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyakinkan bakal terus berada di pasar menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). BI telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan sebagai 'resep' menjaga stabilitas Rupiah.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan BI bakal mendorong para perusahaan nasional ataupun asing dalam pengelolaan utang luar negeri yang baik. Caranya, kata dia, dengan melakukan lindung nilai atau hedging di seluruh utang luar negeri.
"Kita juga akan mendorong upaya pengelolaan utang luar negeri (ULN) yang sehat. Dan kita sudah keluarkan satu peraturan bagaimana mengelola ULN yang lebih sehat, dan ini sudah diterapkan," ujar Agus yang ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Agus menegaskan fasilitas lindung nilai membuat perusahaan tak perlu khawatir akan pembengkakan nilai apabila Rupiah terus mengalami melemah.
"Dengan adanya PBI tentang pengelolaan ULN sekarang perusahaan-perusahaan akan menata agar tidak ada resiko nilai tukar berlebihan, atau resiko likuiditas, atau kredit yang berlebihan. Sehingga ada pertemuan antara yang membutuhkan dan menyediakan lindung nilai," kata dia.
Agus menambahkan BI juga bakal mendorong transaksi dalam negeri dengan menggunakan Rupiah. Sehingga, permintaan Dolar AS mengalami penurunan dan nilai tukar Rupiah bakal kembali menguat.
Mantan menteri keuangan ini juga melanjutkan bahwa persediaan cadangan devisa Indonesia sangat kuat. Hal ini membuat BI selalu siap melakukan intervensi saat Rupiah tengah terpuruk.
"Saya kasih tahu yang namanya cadev bisa lebih dari 5-6 bulan impor dan itu menunjukkan bahwa kita dalam keadaan baik dan terjaga," tuturnya.
Seperti diketahui, meski beda cara, paket kebijakan penyelamatan Rupiah pernah dirilis BI pada 2013 lalu. Saat itu, BI menerapkan dan merelaksasi beberapa aturan terkait dengan perkembangan kondisi ekonomi. Ini merupakan bagian dari paket kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah perlambatan ekonomi kala itu.
Beberapa kebijakan yang akan diterapkan dan direlaksasi antara lain penerapan aturan SDBI (Sertifikat Deposito Bank Indonesia), perluasan jangka waktu Term Deposit Valuta Asing (TD Valas), aturan swap-reswap (asuransi-reasuransi), perluasan underlying valas, dan APLN (Administrasi Pinjaman Luar Negeri) jangka pendek.
Kebijakan tersebut bertujuan agar likuiditas mata uang baik dolar dan rupiah tetap tersedia dan mengalir dengan lancar di Tanah Air. Dalam paket kebijakan pemerintah ini, BI bertugas memijat likuiditas agar mengalir secara lancar ke sendi-sendi perekonomian Indonesia.
"Kami akan melakukan penyelarasan kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Ini merupakan kebijakan lanjutan. Paling tidak ada 4 kebijakan plus 1 penerbitan SDBI," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Baca Selengkapnya