Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Seperti 2013, BI kembali bikin paket kebijakan selamatkan Rupiah

Seperti 2013, BI kembali bikin paket kebijakan selamatkan Rupiah konpers bank indonesia. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyakinkan bakal terus berada di pasar menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). BI telah menyiapkan sejumlah paket kebijakan sebagai 'resep' menjaga stabilitas Rupiah.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan BI bakal mendorong para perusahaan nasional ataupun asing dalam pengelolaan utang luar negeri yang baik. Caranya, kata dia, dengan melakukan lindung nilai atau hedging di seluruh utang luar negeri.

"Kita juga akan mendorong upaya pengelolaan utang luar negeri (ULN) yang sehat. Dan kita sudah keluarkan satu peraturan bagaimana mengelola ULN yang lebih sehat, dan ini sudah diterapkan," ujar Agus yang ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).

Orang lain juga bertanya?

Agus menegaskan fasilitas lindung nilai membuat perusahaan tak perlu khawatir akan pembengkakan nilai apabila Rupiah terus mengalami melemah.

"Dengan adanya PBI tentang pengelolaan ULN sekarang perusahaan-perusahaan akan menata agar tidak ada resiko nilai tukar berlebihan, atau resiko likuiditas, atau kredit yang berlebihan. Sehingga ada pertemuan antara yang membutuhkan dan menyediakan lindung nilai," kata dia.

Agus menambahkan BI juga bakal mendorong transaksi dalam negeri dengan menggunakan Rupiah. Sehingga, permintaan Dolar AS mengalami penurunan dan nilai tukar Rupiah bakal kembali menguat.

Mantan menteri keuangan ini juga melanjutkan bahwa persediaan cadangan devisa Indonesia sangat kuat. Hal ini membuat BI selalu siap melakukan intervensi saat Rupiah tengah terpuruk.

"Saya kasih tahu yang namanya cadev bisa lebih dari 5-6 bulan impor dan itu menunjukkan bahwa kita dalam keadaan baik dan terjaga," tuturnya.

Seperti diketahui, meski beda cara, paket kebijakan penyelamatan Rupiah pernah dirilis BI pada 2013 lalu. Saat itu, BI menerapkan dan merelaksasi beberapa aturan terkait dengan perkembangan kondisi ekonomi. Ini merupakan bagian dari paket kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah perlambatan ekonomi kala itu.

Beberapa kebijakan yang akan diterapkan dan direlaksasi antara lain penerapan aturan SDBI (Sertifikat Deposito Bank Indonesia), perluasan jangka waktu Term Deposit Valuta Asing (TD Valas), aturan swap-reswap (asuransi-reasuransi), perluasan underlying valas, dan APLN (Administrasi Pinjaman Luar Negeri) jangka pendek.

Kebijakan tersebut bertujuan agar likuiditas mata uang baik dolar dan rupiah tetap tersedia dan mengalir dengan lancar di Tanah Air. Dalam paket kebijakan pemerintah ini, BI bertugas memijat likuiditas agar mengalir secara lancar ke sendi-sendi perekonomian Indonesia.

"Kami akan melakukan penyelarasan kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Ini merupakan kebijakan lanjutan. Paling tidak ada 4 kebijakan plus 1 penerbitan SDBI," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.

Baca Selengkapnya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya

Kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya

Keputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya
Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024
Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024

Nilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung
Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung

Perry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.

Baca Selengkapnya
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen di Agustus 2024, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen di Agustus 2024, Ternyata Ini Alasannya

Perry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah

Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.

Baca Selengkapnya