September 2015, BPS catat gini rasio Indonesia 0,4 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan antara si kaya dan miskin atau Gini Ratio pada September 2015 sebesar 0,40 persen, menurun 0,01 poin dari Maret 2015 sebesar 0,41 persen. Hal ini menandakan ketimpangan Indonesia berada di tingkat menengah.
Kepala BPS Suryamin mengatakan jika Gini Ratio kurang dari 0,3 persen berarti tingkat ketimpangannya rendah, Gini Ratio antara 0,3-0,5 ketimpangannya menengah, sedangkan Gini Ratio lebih dari 0,5 persen berarti ketimpangannya tinggi.
"Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan ketimpangan yang semakin tinggi. Sedangkan kita masih di level 0,40 persen jadi ketimpangannya menengah," kata Suryamin di Kantornya, Jakarta, Senin (18/4).
-
Dimana angka kemiskinan Kaltim berada? Provinsi Kaltim masuk dalam 18 Provinsi yang angka kemiskinannya berada di bawah nasional dan menempati posisi kedelapan dengan tingkat kemiskinan terendah.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
-
Apa yang dicapai Jawa Timur dalam hal kemiskinan? Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya turun secara signifikan sebesar 3,58% atau 1.480.140 jiwa selama tiga tahun terakhir.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Dia menambahkan, penurunan tersebut dikarenakan adanya penurunan Gini Ratio di perkotaan pada September 2015 sebesar 0,42 persen, menurun 0,01 poin dari Maret 2015 sebesar 0,43 persen. Sedangkan di pedesaan nilai Gini Ratio relatif tetap, yakni sebesar 0,33 baik pada Maret 2015 maupun September 2015.
"Kalau pedesaan masih stabil, hal ini menunjukkan pedesaan tingkat ketimpangan masih rendah karena tingkat kekayaan antara yang kaya dan yang miskin tidak begitu jauh," imbuhnya.
Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Sosial, M. Sairi Hasbullah mengatakan distribusi pengeluaran 40 persen penduduk berpenghasilan rendah baik di perkotaan maupun di pedesaan sebesar 17,45 persen pada September 2015, meningkat 0,35 persen dari Maret 2015 sebesar 17,10 persen.
"Rata-rata pengeluaran dari 40 persen penduduk berpenghasilan rendah itu sekitar Rp 420.000 per kapita per bulan. Ini menunjukkan adanya perbaikan dibanding kondisi Maret 2015," kata Sairi.
Sementara itu, untuk distribusi pengeluaran 40 persen penduduk berpenghasilan menengah baik di perkotaan maupun di pedesaan sebesar 34,70 persen pada September 2015, meningkat 0,05 persen dari Maret 2015 sebesar 34,65 persen. Dengan rata-rata pengeluaran Rp 925.000 per kapita per bulan.
Sedangkan untuk distribusi pengeluaran 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi baik di perkotaan maupun di pedesaan sebesar 47,84 persen pada September 2015, menurun 0,41 persen dari Maret 2015 sebesar 48,25 persen. Dengan rata-rata pengeluaran di atas Rp 2,3 juta per kapita per bulan.
Menurut Sairi, penurunan distribusi pengeluaran dari penduduk berpenghasilan tinggi dikarenakan adanya pembatasan pengeluaran, meski pendapatannya tetap.
"Penurunan belanja ada indikasi penurunan kemakmuran. Karena yang orang kaya itu kan belanja makanan dan non makanan. Termasuk untuk leisure. Itu pertanda ada penurunan kesejahteraan," imbuhnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, jumlah kelas menengah terbukti terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaMayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.
Baca SelengkapnyaPengeluaran masyarakat tentu berbeda-beda. Pengeluaran ini yang kemudian membuat kelas atau kelompok.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah di Indonesia pada tahun 2023 tercatat 52 juta jiwa atau 18,8 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengklaim angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari 4 persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade
Baca SelengkapnyaPengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.
Baca SelengkapnyaKesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya