September-Oktober, pendapatan pengusaha ritel anjlok
Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Mandey mengakui pendapatan pengusaha ritel mengalami penurunan selama September dan Oktober lalu. Salah satu penyebabnya adalah siklus belanja masyarakat yang melemah pada waktu tersebut.
"Per September-Oktober terjadi penurunan 4-5 persen. Penyebabnya itu siklus ritelnya. Maret-April dan September-Oktober itu titik rendah industri ritel," ujarnya kepada merdeka.com saat ditemui di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin (28/11).
Tidak hanya itu, beberapa hari menjelang demonstrasi Kasus Penistaan Agama pada (4/11) lalu juga mempengaruhi daya beli konsumsi masyarakat. Masyarakat enggan membelanjakan uangnya karena kekhawatiran terhadap aksi tersebut.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Kenapa omzet pedagang Tanah Abang naik menjelang Ramadan? Memasuki bulan suci Ramadan, ragam busana muslim yang paling banyak dipesan dan diminati para konsumen.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
"Adanya sentimen market terhadap situasi yang bergejolak. Seperti demo kemarin. Tapi sebelumnya masyarakat sudah tahu kan. Jadi mereka menahan transaksi. Jadi ada rumor berkaitan politik, ekonomi makro atau peraturan baru itu sentimen masyarakat ke market begitu," jelas dia.
Selain itu, buruknya kondisi cuaca yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir juga mempengaruhi anjloknya pendapatan perusahaan ritel. Sebab, sejumlah komoditi harus mengalami gagal panen.
"Sama dipicu cuaca buruk sehingga gagal panen di beberapa komoditi. Terakhir global impact yang belum menunjukkan kepada recovery."
Meski demikian, Aprindo menargetkan pendapatan sebesar Rp 20 triliun hingga akhir tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 18 triliun.
Roy Mandey menilai realistis jika melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5,02 persen.
"Peningkatan kita harapkan bisa 10 persen, tahun lalu 8 persen atau Rp 18 triliun. Kalau lihat dari pertumbuhan sekarang realistis lah. Karena pertumbuhan kita lebih baik dibanding beberapa negara lain."
Peningkatan pendapatan diharapkan didorong oleh konsumsi rumah tangga yang membaik. Menurutnya, di akhir tahun akan terjadi peningkatan konsumsi karena adanya perayaan libur akhir tahun dan Natal.
"Peningkatan didorong oleh liburan, natal dan tahun baru. Konsumsi rumah tangga yang meningkat. Karena liburan banyak banget yang beli. Kemudian perayaan kan jadi extra konsumtif," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaPenjualan motor Indonesia turun 7,8% di September 2024 dengan skuter matik mendominasi pasar. Ekspor juga menunjukkan penurunan serupa.
Baca SelengkapnyaAda perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.
Baca SelengkapnyaSituasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaBPS menyatakan, deflasi September 2024 sebesar 0,12% month-to-month. Kondisi ini menyebabkan pasar-pasar menjadi sepi.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaSedangkan secara tahun kalender ataupun year to date (ytd) terjadi inflasi sebesar 0,74 persen.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaDeflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.
Baca Selengkapnya