Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

September-Oktober, pendapatan pengusaha ritel anjlok

September-Oktober, pendapatan pengusaha ritel anjlok Diskon besar jelang Lebaran. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Mandey mengakui pendapatan pengusaha ritel mengalami penurunan selama September dan Oktober lalu. Salah satu penyebabnya adalah siklus belanja masyarakat yang melemah pada waktu tersebut.

"Per September-Oktober terjadi penurunan 4-5 persen. Penyebabnya itu siklus ritelnya. Maret-April dan September-Oktober itu titik rendah industri ritel," ujarnya kepada merdeka.com saat ditemui di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin (28/11).

Tidak hanya itu, beberapa hari menjelang demonstrasi Kasus Penistaan Agama pada (4/11) lalu juga mempengaruhi daya beli konsumsi masyarakat. Masyarakat enggan membelanjakan uangnya karena kekhawatiran terhadap aksi tersebut.

"Adanya sentimen market terhadap situasi yang bergejolak. Seperti demo kemarin. Tapi sebelumnya masyarakat sudah tahu kan. Jadi mereka menahan transaksi. Jadi ada rumor berkaitan politik, ekonomi makro atau peraturan baru itu sentimen masyarakat ke market begitu," jelas dia.

Selain itu, buruknya kondisi cuaca yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir juga mempengaruhi anjloknya pendapatan perusahaan ritel. Sebab, sejumlah komoditi harus mengalami gagal panen.

"Sama dipicu cuaca buruk sehingga gagal panen di beberapa komoditi. Terakhir global impact yang belum menunjukkan kepada recovery."

Meski demikian, Aprindo menargetkan pendapatan sebesar Rp 20 triliun hingga akhir tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 18 triliun.

Roy Mandey menilai realistis jika melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5,02 persen.

"Peningkatan kita harapkan bisa 10 persen, tahun lalu 8 persen atau Rp 18 triliun. Kalau lihat dari pertumbuhan sekarang realistis lah. Karena pertumbuhan kita lebih baik dibanding beberapa negara lain."

Peningkatan pendapatan diharapkan didorong oleh konsumsi rumah tangga yang membaik. Menurutnya, di akhir tahun akan terjadi peningkatan konsumsi karena adanya perayaan libur akhir tahun dan Natal.

"Peningkatan didorong oleh liburan, natal dan tahun baru. Konsumsi rumah tangga yang meningkat. Karena liburan banyak banget yang beli. Kemudian perayaan kan jadi extra konsumtif," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelas Menengah RI Turun, Jokowi: Imbas Pandemi Covid-19
Kelas Menengah RI Turun, Jokowi: Imbas Pandemi Covid-19

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang
FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Baca Selengkapnya
Penjualan Motor Turun 7,8 Persen, Tapi Skuter Matik Ini Malah Cuan
Penjualan Motor Turun 7,8 Persen, Tapi Skuter Matik Ini Malah Cuan

Penjualan motor Indonesia turun 7,8% di September 2024 dengan skuter matik mendominasi pasar. Ekspor juga menunjukkan penurunan serupa.

Baca Selengkapnya
Kondisi Miris Kelas Menengah: Dulu Belanja Bulanan, Kini Hanya Belanja Kebutuhan Harian
Kondisi Miris Kelas Menengah: Dulu Belanja Bulanan, Kini Hanya Belanja Kebutuhan Harian

Ada perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.

Baca Selengkapnya
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini

Situasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
FOTO: Situasi Pasar Senen Sepi Akibat Deflasi, Pedagang Lebih Banyak Tidur
FOTO: Situasi Pasar Senen Sepi Akibat Deflasi, Pedagang Lebih Banyak Tidur

BPS menyatakan, deflasi September 2024 sebesar 0,12% month-to-month. Kondisi ini menyebabkan pasar-pasar menjadi sepi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya

BI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.

Baca Selengkapnya
BPS: Ekonomi Indonesia Deflasi 0,12 Persen di September 2024, Lebih Dalam Dibanding Agustus
BPS: Ekonomi Indonesia Deflasi 0,12 Persen di September 2024, Lebih Dalam Dibanding Agustus

Sedangkan secara tahun kalender ataupun year  to date (ytd) terjadi inflasi sebesar 0,74 persen.

Baca Selengkapnya
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak

Teten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.

Baca Selengkapnya
Untung Rugi Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut
Untung Rugi Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

Deflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.

Baca Selengkapnya