Serapan anggaran kementerian naungan Menko Darmin sangat rendah
Merdeka.com - Pemerintah mengakui serapan anggaran di kementerian bidang ekonomi masih sangat rendah. Rata-rata serapan anggaran kementerian di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hanya sebesar 34,7 persen atau Rp 78,3 triliun dari total Rp 225,34 triliun.
"Serapan anggaran kementerian di bawah Kemenko Perekonomian paling tinggi mencapai 59 persen dan yang terendah 18 persen. Hingga 31 Agustus 2015, rata-rata penyerapan anggaran Kementerian/Lembaga di bawah kemenko perekonomian sebesar 34,7 persen atau Rp 78,3 triliun dari total Rp 225,34 triliun," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/9).
Dia menjelaskan serapan anggaran kementerian/lembaga sektor perekonomian yang paling tinggi adalah Kementerian Keuangan sebesar 59,6 persen. Sedangkan, yang paling rendah adalah Kementerian Tenaga Kerja yang hanya mencapai 18 persen.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
-
Bagaimana cara menghitung persen secara keseluruhan? Cara menghitung persen yang pertama bisa dengan menghitung persen atau nilai secara keseluruhan.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa yang dibiayai oleh APBN untuk Kalimantan Timur? Subsidi Angkutan Udara Penumpang untuk penerbangan perintis ke wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) selama ini dibiayai oleh APBN melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Sementara, Bappenas 47,5 persen, BKPM 46,9 persen, Kementerian Koperasi dan UKM 39,4 persen, Kementerian Pertanian 37,9 persen, Kementerian Agraria 32,3 persen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 30,8 persen, Kementerian BUMN 29,2 persen, Kemenko Perekonomian 28,7 persen, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 28,3 persen, Kementerian Industri 20,9 persen, Kementerian Perdagangan 23,5 persen.
"Di 2016, kami juga sudah menyiapkan fokus-fokus di bidang perekonomian di antaranya pertama, meningkatkan alokasi anggaran infrastruktur untuk energi, ketahanan pangan dan peningkatan kawasan khusus destinasi pariwisata," kata dia.
Kedua adalah penyediaan kebutuhan pokok rumah dengan program sejuta rumah dengan berbagai program diantaranya subsidi bunga kredit, bantuan uang muka perumahan, kemudahan DP 1 persen dan FLPP.
Ketiga adalah peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Keempat adalah pemasaran pariwisata nasional dan perkembangan industri di luar Pulau Jawa. Terakhir, percepatan pembangunan pusat ekonomi wilayah di luar Pulau Jawa.
Untuk itu, kementerian dan lembaga di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengusulkan alokasi anggaran dalam RAPBN 2016 yaitu Kementerian PU Rp 103,8 triliun, Kementerian Keuangan Rp 40,5 triliun, Kementerian Pertanian Rp 32,8 triliun, Kementerian Agraria Rp 6,5 triliun.
Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) Rp 5,56 triliun, Kementerian Ketenagakerjaan Rp 3,8 triliun, BPK Rp 3,6 triliun, Kementerian Perindustrian Rp 3,3 triliun, Bappenas Rp 1,64 triliun, Kementerian Koperasi dan UKM Rp 1,28 triliun, BKPM Rp 520 miliar, Kemenko Perekonomian Rp 361 miliar.
Hadir pula dalam rapat tersebut Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaPemangkasan perjalanan dinas merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaBelaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDari pagu anggaran Rp6,55 triliun yang baru terealisasi baru Rp3,53 triliun.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan mendapatkan pagu anggaran tahun 2025 sebesar Rp6,22 triliun.
Baca SelengkapnyaPrediksi Indef terkait masa depan IKN di era kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaRealisasi sementara pendapatan negara sepanjang tahun 2024 tumbuh 2,1 persen.
Baca SelengkapnyaPada RAPBN 2025, pagu anggaran Kementerian BUMN ditetapkan sebesar Rp277 miliar. Angka ini lebih rendah dari pagu anggaran 2024 sebesar Rp284,36 miliar.
Baca SelengkapnyaAnggaran Perlinsos tidak hanya dikelola oleh Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaHingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut baru 81,9 persen dari pagu anggaran Rp2.246,5 triliun.
Baca Selengkapnya