Sering di-bully, anak usia 11 tahun jadi desainer sukses
Merdeka.com - Bullying atau penindasan masih marak terjadi saat ini, tak terkecuali di Indonesia. Banyak orang yang merasa tertekan atas sikap bully tersebut dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Namun ternyata, ada juga orang-orang yang justru menjadi sukses akibat terlalu sering di-bully.
Seperti yang dialami Kheris Rogers dan Taylor Polard yang menjadi sukses karena bullying tersebut. Kakak beradik ini justru menjadi desainer terkenal setelah aksi bully tersebut.
Melansir laman CNBC, Taylor ingat saat adiknya, Rogers masih berada di kelas satu sekolah dasar. Kala itu, sang adik, Rogers, mandi sangat lama dan saat ditanya, dia berkata ingin kulitnya lebih terang.
-
Siapa yang sering jadi korban bullying? Anak-anak yang melakukan bullying biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya.
-
Siapa saja yang terdampak bullying? Perilaku bullying tak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pelaku.
-
Siapa yang bisa jadi korban bullying? Ini adalah perilaku yang tidak adil dan merugikan, terutama saat dilakukan oleh individu atau kelompok yang memiliki kekuatan atau keunggulan atas korban.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Apa dampak buruk dari bullying? Bullying memiliki dampak negatif yang sangat besar, baik bagi korban maupun pelaku. Bagi korban, bullying dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental, seperti stres, depresi, kecemasan, dan bahkan menyebabkan gangguan makan.
"Itulah saat pertama kali saya menyadari bahwa adik saya tengah dibully di sekolah dan itu akan terus berlanjut," tutur Taylor.
Anak-anak lain meledek warna kulit Rogers yang sangat gelap mengingat sebagian besar siswa di kelasnya berkulit putih. Bahkan gurunya memberi ia warna crayon hitam saat seluruh murid diminta menggambar dirinya masing-masing.
Hingga akhirnya, Erika Pollard, ibu Rogers memindahkan anaknya ke sekolah lain. Sayangnya, di sekolah yang baru, para siswa tetap mengejek warna kulit Rogers dan terang-terangan menyebutnya si hitam.
Pada 2017, Taylor lantas memajang foto Rogers di akun Twitternya dengan hashtag #FlexInHerComplexion, sebuah ungkapan yang biasa digunakan untuk mendorong para gadis agar merasa cantik.
"Gambar tersebut menjadi viral," katanya.
Dua kaka beradik itu mendapatkan banyak sekali dukungan atas cuitannya di Twitter. Mereka memutuskan untuk menyalurkan energi tersebut. Keduanya lantas membangun bisnis kaos dengan tulisan Flexin' In My Complexion yang dirilis April 2017.
Sejauh ini, dari modal USD 100 atau Rp 1,5 juta yang diberikan sang ibu, keduanya sudah mampu menjual lebih dari 10 ribu kaos. Tak hanya itu, pendapatan mereka melambung hingga USD 110 ribu atau Rp 1,6 miliar. (USD 1 = Rp 14.485)
Kisah kakak beradik ini juga mengundang perhatian sebagian selebritis. Aktris, produser, serta penulis ternama Lena Waithe bahkan mengunggah foto dirinya tengah menggunakan kaos Flexin' In My Complexion.
Penyanyi setara Alicia Keys bahkan memberikan pesan dukungan di akun Instagram pribadinya. Tentang bagaimana ia menyukai misi kaka beradik ini.
Rogers yang baru berusia 11 tahun bahkan menjadi desainer termuda yang pernah berpartisipasi dalam acara New York's Harlem Fashion Week dan berjalan di runway untuk America's Top Model. Dia juga diundang di acara Steve.
Tak hanya mendulang keuntungan besar, bisnisnya juga turut membangun kepercayaan diri Rogers. Dia bukan lagi gadis kecil yang selalu menangis setiap pulang dari sekolah.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Miliki karier cemerlang di dunia hiburan, siapa sangka jika deretan artis ini mengungkap kisah kelam dalam hidupnya.
Baca SelengkapnyaMelalui tekad dan keteguhan hati, ia berhasil mengatasi masa lalu kelamnya dan membuka lembaran baru yang penuh harapan dan prestasi.
Baca SelengkapnyaBullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau perilaku sosial yang merugikan korban.
Baca SelengkapnyaKasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaBerikut tanda anak menjadi korban bullying dan ketahui ciri-ciri anak rentan terkena bullying.
Baca SelengkapnyaIa terpaksa harus menempuh kejar paket C untuk bisa mendapat ijazah bukti dirinya tuntas belajar
Baca SelengkapnyaBullying memberikan dampak negatif jangka panjang pada korbannya, dan menjadi masalah umum di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDampak bullying di sekolah bisa dialami pada korban sekaligus pelaku.
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaKisah anak kuli berhasil menjadi sosok sukses dengan meraih gelar wisudawan terbaik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaKorban adalah anak yatim. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06 RW 07 Pitara, Pancoran Mas, Depok
Baca Selengkapnya"Gue Walvenardo. Gue anak berkebutuhan khusus, autism masih bisa bertahan hidup di dunia yang begitu keras," ujar pria ini.
Baca Selengkapnya