Siap-Siap, Harga Makanan di Restoran dan Mal Bakal Naik
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 hingga ketidakpastian global memberikan dampak yang cukup dalam pada sektor energi dan pangan. Kondisi ini ternyata juga berdampak pada industri ritel atau pusat pembelanjaan. Sebab, kenaikan harga energi dirasakan oleh para pelaku usaha makanan seperti restoran atau cafe yang memerlukan sumber energi, yaitu gas.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menjelaskan sektor tersebut mengalami dampak yang dalam atas kenaikan harga energi.
"Kalau listrik kan memang dari 2015 suka ada kenaikan tarif. Kalau harga gas dan di restoran hingga cafe merasakan dampak kenaikan harga gas tersebut," ujar Alphonzus dalam Konferensi Pers Indonesia Shopping Festival 2022, Jakarta, (3/8).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Siapa yang memimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah? Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) agar terus memonitor perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
Alphonzus menjelaskan, kenaikan harga energi tentu akan meningkatkan biaya produksi yang berdampak pada kenaikan harga produk. "Jadi barang-barang produksi naik, harga produknya juga akan naik," jelasnya.
Di sisi lain, inflasi yang terjadi di Indonesia tidak membuat dirinya khawatir akan dampak kepada industri ritel. Sebab, inflasi di Indonesia masih single digit dibandingkan beberapa negara lainnya.
Dia pun optimis bahwa pemerintah juga akan berusaha menjaga inflasi dengan baik dan tidak akan terlalu berdampak terhadap kondisi para usaha keseluruhan.
"Kami optimis bahwa kondisi ini akan tetap terjaga sehingga tidak akan terlalu berdampak," terangnya.
Gelar Indonesia Shopping Festival 2022
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) akan menyelenggarakan Indonesia Shopping Festival 2022 pada 11 Agustus sampai 21 Agustus 2022 yang diadakan di seluruh pusat belanja di Indonesia. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut ulang tahun Republik Indonesia ke-77.
Ketua Tim Direktorat Bina Usaha Perdagangan, Widiarto mengatakan, acara Indonesia Shopping Festival 2022, merupakan kolaborasi antar para pelaku retail guna mempercepat pemulihan ekonomi.
Selain itu, terdapat festival kuliner khas nusantara sesuai daerah masing-masing yang dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian daerah, serta kolaborasi event masing-masing pusat belanja pada periode Indonesia Shopping Festival 2022 berlangsung.
Widiarto menjelaskan, sektor ritel sangat terdampak akibat pandemi covid 19 yang menyerang selama 2 tahun belakangan. Kemudian ketika pandemi beralih menjadi endemi, justru diterpa kembali dengan ketidakpastian global akibat perang Rusia dan Ukraina.
"Kami mendukung penuh kegiatan Indonesia Shopping Festival 2022, mengingat pada masa pandemi menuju endemi ini menjadi momen bagi kami untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya para pelaku usaha retail untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional," ujar Widiarto, dalam Konferensi Pers Indonesia Shopping Festival 2022, Jakarta, (3/8).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen jika diakumulasi dalam 4 tahun terakhir (2020-2025) sebenarnya naiknya 20 persen bukan 2 persen.
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaBPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaBeberapa komoditas yang menjadi perhatian khusus dalam rapat tersebut yaitu minyak goreng dan bawang merah, yang terus mengalami kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaBanyak pedagang mengeluh kepada Mendag Zulkifli Hasan mengenai tingginya harga cabai.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaBeberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan harga adalah beras, daging, gula dan garam dapur.
Baca SelengkapnyaPara pengusaha cemas jika pengenaan cukai minuman berpemanis bakal merubah komposisi dari produk yang ada.
Baca Selengkapnya