Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Siapa yang diuntungkan dari perang mata uang?

Siapa yang diuntungkan dari perang mata uang? yuan. shutterstock

Merdeka.com - Ekonomi global belakangan ini diselimuti awan mendung karena melemahnya pertumbuhan ekonomi China. Selain itu, kebijakan China mendevaluasi Yuan juga menghantam ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia.

Langkah pemerintah China melemahkan Yuan mendorong perang mata uang (currency war). Buktinya, Vietnam juga ikut mendevaluasi Dong.

"Devaluasi yuan dan dong menimbulkan kekhawatiran terjadinya currency war," kata Pengamat Pasar Uang Farial Anwar ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (24/8).

Nantinya, lanjut Farial, Negara anggota ASEAN lainnya bisa ikut latah mendepresiasi mata uangnya. Mengingat, China merupakan mitra dagang utama Asean. Farial tak bisa memastikan apakah Indonesia bakal terlibat perang kurs. Namun, yang pasti, perang mata uang di Asean bakal semakin menekan rupiah.

Akibat perang mata uang tersebut, nilai tukar beberapa negara anjlok parah. Real Brazil anjlok 28 persen terhadap dolar Amerika (USD) sepanjang tahun ini. Sedangkan Lira Turki juga melemah 20 persen, Peso Kolombia anjlok 23 persen. Tidak hanya itu, Rupiah juga anjlok 11 persen terhadap USD sepanjang 2015.

Melemahnya nilai tukar menjadi satu hal yang menakutkan. Namun, terkadang melemahnya nilai tukar malah diinginkan beberapa negara untuk mendorong ekspor.

China misalnya, negara ini sengaja mendevaluasi Yuan sebesar 2 persen untuk membuat produk ekspor mereka menarik di pasar internasional. Tentu saja, melemahnya nilai tukar akan membantu meningkatkan ekspor dan pada akhirnya dapat mengangkat perekonomian.

"Saya tidak terkejut jika dalam dua tahun nilai tukar mata uang masih melemah membuka cara untuk menggenjot kinerja ekonomi," ucap ekonom dari Capital Economics, Neil Shearing seperti dilansir dari CNN di Jakarta, Jumat (4/9).

Bagaimanapun juga, melemahnya nilai tukar mata uang mencerminkan lemahnya fundamental suatu negara, setidaknya dalam jangka pendek. Bahkan, pelemahan mata uang menghidupkan kembali rasa takut akan krisis keuangan seperti tahun1997-1998.

Pada saat itu, salah satu pemicu krisis adalah devaluasi Baht Thailand yang anjlok 20 persen dalam satu hari. Krisis menggema ke seluruh pelosok bumi dan pasar saham internasional jatuh ke rekor terendah dan mengguncang kepercayaan investor kawasan selama satu dekade.

Namun demikian, pelemahan mata uang masih menguntungkan beberapa pihak. Berikut penjelasannya seperti dilansir merdeka.com dari CNN di Jakarta, Jumat (3/9):

China curi pertumbuhan ekonomi

Seorang pakar dari Wall Street, Mohamed A. El-Erian menyebut langkah China mendevaluasi Yuan baru-baru ini merupakan upaya untuk mencuri pertumbuhan ekonomi dari negara lain.

Penasehat utama dari Allianz ini mengatakan, langkah ini tentu mengkhawatirkan bagi negara lain yang jadi pesaing China dalam hal ekspor.

Langkah China ini kemudian diikuti Vietnam dengan mendevaluasi Dong untuk ketiga kalinya dalam tahun ini. Dua keputusan ini meningkatkan potensi perang mata uang, di mana pemerintah seluruh dunia sengaja melemahkan mata uang mereka untuk mendapatkan keuntungan perdagangan yang kompetitif.

Langkah ini tentu saja menyebabkan spiral berbahaya.

Waspadai pelemahan lanjutan

Meski menguntungkan beberapa pihak, pelemahan nilai tukar harus tetap diwaspadai. Ketika kebutuhan sehari-hari sebuah negara bergantung pada impor, ini akan sangat menyiksa. Venezuela contohnya.

Ekonomi Venezuela berantakan dan barang dasar seperti pembungkus makanan saja sulit di dapat. Venezuela selama ini sangat mengandalkan impor meski hanya untuk pembungkus makanan pinggir jalan.

Nilai tukar Venezuela anjlok parah setelah menderita hiper inflasi ekstrem. Tahun lalu, USD 1 setara dengan 82 Bolivar Venezuela. Namun baru-baru ini, USD 1 setara dengan 698 Bolivar Venezuela.

Bahkan, sebuah foto yang diposting di media sosial Reddit menjadi heboh setelah seseorang memegang empanada atau semacam makanan pinggir jalan dengan uang 2 Bolivar Venezuela. Foto ini dikomentari hingga 1.770 netizen.

Selain itu, kebutuhan seperti gula, susu dan tepung tidak mudah untuk didapat di Venezuela. Masalahnya, 70 persen dari barang konsumsi Venezuela datang dari impor, menurut laporan Brookings Institution.

Perang mata uang saat harga komoditas anjlok

Perang mata uang secara langsung berkaitan dengan melemahnya harga komoditas di pasar global yang telah terjadi dari beberapa waktu lalu.

Banyak negara seperti Brasil yang sangat bergantung pada ekspor komoditas seperti besi, tembaga, kedelai dan minyak. Hampir semua harga komoditas tersebut jatuh ke titik terendah dalam enam tahun terakhir karena anjloknya permintaan permintaan global terutama dari China.

Pelemahan nilai tukar dongkrak pertumbuhan ekonomi

Jika dikelola dengan hati-hati, negara yang mengalami pelemahan nilai tukar bisa saja tertawa karena meraup untung yang cukup menggiurkan.

Melemahnya nilai tukar pada akhirnya bisa memicu pertumbuhan ekonomi, setidaknya dalam dua cara. Pertama adalah, dengan melemahnya nilai tukar maka akan membuat harga barang ekspor lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli asing.

Kemudian yang kedua adalah, melemahnya nilai tukar akan membuat barang impor lebih mahal, sehingga masyarakat akan beralih ke produk lokal secara perlahan.

Kedua aksi di atas pada akhirnya akan membantu pertumbuhan ekonomi. "Mereka harus melihat manfaat dalam perdagangan global," kata pakar pasar berkembang, Andrew karolyi.

Brasil misalnya, baru-baru ini jatuh ke jurang resesi ekonomi. Tapi, pada kuartal kedua, ekspor Brasil malah naik 7 persen, menurut Capital Economics.

"Ini memang tidak dan belum mengimbangi semua faktor negatif, tapi itu adalah secercah harapan untuk masa depan ekonomi Brasil." (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Terkena Dampak Perang Israel-Palestina, Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp15.738 per USD
Terkena Dampak Perang Israel-Palestina, Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp15.738 per USD

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp15.708 dari sebelumnya Rp15.675 per USD.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Gejolak di Timur Tengah Semakin Mencekam, APBN Aman untuk Jaga Ekonomi Indonesia
Gejolak di Timur Tengah Semakin Mencekam, APBN Aman untuk Jaga Ekonomi Indonesia

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang sebagai alat untuk menyerap berbagai shock absorber.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Pada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang
Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang

Konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Buka Suara, Ini Alasan Sebenarnya yang Buat Nilai Tukar Rupiah Melemah
Sri Mulyani Buka Suara, Ini Alasan Sebenarnya yang Buat Nilai Tukar Rupiah Melemah

Kondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.

Baca Selengkapnya
Rupiah Mulai Menguat, Begini Saran Anggota DPR
Rupiah Mulai Menguat, Begini Saran Anggota DPR

Nilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir

Baca Selengkapnya