'Siapapun jadi dirjen pajak, saat ini hadapi situasi sangat berat'
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pajak, Sigit Priadi Pramudito memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya per 2 Desember 2015. Sigit secara resmi telah memberikan surat pengunduran diri kepada Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, Senin (1/12).
Sebagai pengganti, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro melantik Staf Ahli Dirjen Pajak Kemenkeu, Ken Dwijugiastadi.
Direktur Eksekutif CITA (Center for Indonesia Taxation Analysis), Yustinus Prastowo menilai, siapapun sosok yang menjabat sebagai Dirjen Pajak saat ini dihadapkan pada situasi yang sangat berat. Kondisi perekonomian yang sedang turun hingga aksi kriminal di sektor perpajakan harus diselesaikan secara bersamaan.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Siapa pelopor pajak penjualan? Romawi Kuno disebut sebagai pelopor aturan pajak penjualan (kini PPN di Indonesia). Aturan ini diterapkan oleh penguasa Romawi Kuno saat itu, Julius Caesar yang menerapkan pajak penjualan dengan tarif tetap 1% di seluruh wilayah kekaisaran.
-
Kenapa pajak penting? Karena peranannya, pajak banyak diberlakukan di berbagai negara, tak hanya di Indonesia.
-
Apa itu Pajak Progresif? Sementara itu, pajak progresif adalah biaya yang harus dibayarkan jika seseorang memiliki lebih dari satu kendaraan, dimana total pajak akan bertambah seiring dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak.
Langkah Sigit melepas jabatan Dirjen Pajak dinilai sebagai sikap seorang ksatria lantaran realisasi penerimaan pajak masih jauh dari target, sementara waktu yang dimiliki untuk mengejar target pajak semakin minim.
"Saya kira siapa pun yang akan jadi dirjen pajak memang situasinya berat. Saya mengapresiasi sikap ksatria dan gentlement tanpa menyalahkan pihak lain. Bagi saya ini preseden baik untuk kekuasaan," ujar Pras kepada merdeka.com, Rabu (3/12).
Kondisi sulit saat ini menurut Pras merupakan waktu yang pas untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh di wilayah dan lingkup kerja Ditjen Pajak. "Saatnya ini dijadikan momentum pembenahan menyeluruh di DJP, supaya jangan ada korban lagi di masa mendatang," imbuhnya.
Pembenahan yang dimaksud Pras meliputi pembenahan kebijakan, regulasi, dan administrasi yang harus dilakukan secara bersamaan, dan melibatkan multipihak. Selain itu, pembenahan juga harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dalam rentang waktu jangka panjang.
"Target bukan ukuran satu-satunya. Maka presiden dan menkeu sebaiknya menetapkan target-target dan indikator reformasi pajak yang konkret dan terukur," tegas Pras.
Secara rinci Pras menyebut target-target yang dimaksud konkret dan realistis semisal tax ratio selama 5 tahun, peningkatan jumlah wajib pajak (WP), peningkatan kepatuhan pajak, peningkatan audit coverage, hingga peningkatan kompetensi pegawai. "Itu lebih fair," tutup Pras.
Seperti diketahui, setoran pajak masih kurang Rp 430 triliun dari target yang dipatok dalam APBNP 2015 sebesar Rp 1.294 triliun. Padahal, tahun 2015 hanya tinggal sebulan lagi. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menjelaskan strateginya untuk meningkatkan rasio pendapatan pajak.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya ialah potensi melebarnya defisit APBN 2025 akibat terbatasnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaGibran mengaku akan membentuk lembaga khusus untuk penerimaan negara yang dikomandoi Presiden.
Baca SelengkapnyaRAPBN 2025 harus memperhatikan program presiden terpilih 2024-2029.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak merinci program apa saja yang harus difokuskan. Dia hanya pesankan program kerja dari presiden terpilih 2024 yang harus diakomodir.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara di 2024 ditargetkan capai Rp2.781,3 triliun, di mana penerimaan perpajakan ditargetkan capai Rp2.307,9 triliun.
Baca SelengkapnyaDasco juga mengonfirmasikan jika setoran pajak tahun 2025 telah menghitung kenaikan PPN sebesar 12 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengimbau kepada seluruh jajaran bea dan cukai untuk dapat menghidupkan kembali semangat leadership, ownership dan ketahanan.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, mengingatkan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, supaya merealisasikan janjinya yang diucapkan pada masa kampanye.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani blak-blakan kasus barang kiriman impor dikenakanan pajak tinggi.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya, ada aspek daya beli masyarakat yang terus menerus menurun dari waktu ke waktu. Menurutnya, ini ada pengaruh dari ketatnya kebijakan fiskal.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah pada Mei 2024 sudah mencapai Rp8.353,02 triliun.
Baca Selengkapnya