SiCepat Bantah Keterlambatan Jasa Pengiriman Barang
Merdeka.com - Media sosial beberapa waktu terakhir diramaikan oleh kabar soal SiCepat. Setelah diberitakan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal terhadap kurirnya, sejumlah pengguna pun mengeluhkan jasa layanan pengiriman barang yang alami keterlambatan parah.
Chief Marketing Corporate Communication Officer PT SiCepat Expres Indonesia Wiwin Dewi Herawati mengatakan, sistem pengiriman barang mereka sejauh ini masih sesuai dengan perjanjian tingkat layanan atau service level agreement (SLA).
"Misalnya setiap layanannya, saat ini bisa kami pastikan bahwa untuk service level agreement masih tetap di atas 95 persen. Jadi tidak berpengaruh kepada level pengiriman," ujar Wiwin di kantor SiCepat, Jakarta, Rabu (16/3).
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Apa yang bikin stres karena media sosial? Meskipun media sosial memiliki manfaatnya, kebiasaan yang tidak sehat dalam penggunaannya dapat menyebabkan perasaan terputus, kesepian, dan stres.
-
Kenapa netizen sedih? Saat ini, netizen merasa sangat sedih karena merasa ikut kehilangan ayah Kamari dalam postingannya.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
"Bahkan untuk kenaikan jumlah paket dibandingkan bulan Februari, itu masih ada peningkatan sekitar 10 persen," dia menegaskan.
Wiwin pun tak menampik adanya pengiriman paket yang tidak sesuai target SLA. Namun, dari total 100 persen, itu hanya sekitar 3-5 persen saja. "Yang diberitakan saat ini mungkin hanya ada 1-2, itu pasti akan selalu ada yang soal masalah keterlambatan pengiriman," imbuh dia.
Dari segelintir kasus pengiriman barang yang tidak sesuai pesanan atau alami keterlambatan waktu tersebut, ia mengakui mungkin memang ada beberapa kesalahan, seperti pencantuman alamat kirim yang tak tepat dan sebagainya.
"Penyebabnya apa, misalnya karena map-nya salah, nomor tidak bisa dihubungi, ataupun karena cuaca dan sebagainya. Tapi secara data tidak ada perubahan," tutur Wiwin.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kena dampak karena sepinya paket, momen perpisahan kurir yang dirumahkan ini viral.
Baca SelengkapnyaSeorang kurir yang bekerja di wilayah Palembang mengalami nasib nahas saat dirinya tengah menjalankan tugas
Baca SelengkapnyaSesampainya di alamat yang dituju, kurir itu malah lupa membawa paket milik pelanggannya.
Baca SelengkapnyaAdapun kabar PHK ini disebut akan berlangsung pada bulan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaSudah lebih dari enam jam lalu lintas di jalan arteri Kabupaten Bekasi tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Baca SelengkapnyaCOD adalah fitur di platform e-commerce yang memungkinkan konsumen dapat membayar pesanannya setelah barang yang ia pesan sampai di tujuan.
Baca SelengkapnyaApes, dia kedapatan memperoleh order dari seorang wanita yang bersikap kurang baik.
Baca SelengkapnyaTelah menunggu 1 jam di pingir jalan, namun pemesan tak kunjung datang.
Baca SelengkapnyaMaxim Indonesia mengimbau mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaRibuan driver ojek online di Kota Batam melakukan aksi mogok dan menggeruduk kantor perwakilan aplikator, Maxim, Grab, dan Gojek.
Baca SelengkapnyaErik pun kembali menyampaikan pandangannya soal kepemilikan Tokopedia yang saat ini saham mayoritas digenggam oleh Bytedance-Tiktok.
Baca Selengkapnya