Sindir Lion Air, Said Didu tuding bisnis penebangan lokasi cuci uang
Merdeka.com - Mantan Sekretaris Menteri (Sesmen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu mempertanyakan bisnis maskapai Lion Air yang tidak masuk akal. Dia mencurigai dari mana dana Lion Air untuk memesan pesawat Boeing dan Airbus dengan total biaya mencapai Rp 500 triliun.
Dalam aturan pembelian pesawat, sang pemilik atau Rusdi Kirana setidaknya harus memiliki modal minimal 30 persen dari total biaya atau sekitar Rp 150 triliun. Said Didu meyakini, Rusdi Kirana tidak mempunyai uang sebanyak itu.
"Secara bisnis dia beli pesawat sekitar Rp 500 triliun Boeing dan AirBus. Modal 30 persen harus dia punya itu Rp 150 triliun. Kalau dia punya uang segitu harusnya masuk daftar orang paling kaya dong," ucap Said Didu di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/2).
-
Kenapa Aceh kumpulkan dana untuk pesawat? Mengutip laman indonesia.go.id, pertemuan ini menjadi aksi penggalangan dana untuk membeli pesawat tersebut.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Apa yang dijual Rusdi? Di Bekasi, Jawa Barat, terdapat mi ayam yang dijual dengan harga tak wajar yakni Rp3 ribu satu porsinya.
-
Kenapa Pelita Air beli banyak Airbus A320? Amanat dari Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas udara Nasional dan tingginya minat masyarakat merupakan faktor utama yang mendorong perusahaan untuk terus menambah jumlah armadanya agar bisa menambah frekuensi penerbangan dan rute-rute penerbangan yang baru.
-
Mengapa Rusdi Kirana mendirikan Batik Air? Pada tahun 2013, Rusdi Kirana melakukan pesanan senilai USD24 miliar untuk 234 pesawat dari Airbus. “Jadi dalam empat tahun terakhir Rusdi telah berkomitmen untuk menghabiskan USD46 miliar untuk mengembangkan Lion, yang akan mendorongnya menjadi kekuatan utama dalam industri penerbangan global,“ Pada tahun yang sama, Rusdi Kirana meluncurkan maskapai Batik Ari untuk rute yang lebih panjang dan layanan internasional.
Said Didu menanyakan dari mana Rusdi Kirana mendapat uang untuk memesan pesawat. Jika tidak punya uang jaminan, apa yang diberikan Rusdi Kirana sehingga pihak Boeing dan Airbus percaya dengan bisnisnya.
"Darimana dong dia uangnya, uang siapa itu. Apa mereka memberi jaminan saya tidak tahu, apa jaminannya," katanya.
Said Didu menegaskan jika bisnis penerbangan menjadi salah satu sektor yang dimanfaatkan pebisnis nakal untuk mencuci uang. Bisnis maskapai, menurutnya, tempat paling aman dan nyaman untuk investasi pencucian uang.
"Tapi pencucian uang itu banyak bisnis pesawat, karena satu pesawat Rp 700 miliar, kalau dibelikan mobil banyak banget, engga masuk akal," tambahnya.
Dengan banyaknya dugaan campur tangan untuk menjalankan bisnis Lion Air, Said Didu menyebut Lion Air menjadi anak istimewa dan Kementerian Perhubungan tidak berani melawan maskapai milik Rusdi Kirana ini. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaPenerbangan perdana Batik Air dilakukan pada 3 Mei 2013 dari Jakarta menuju Manado dan Balikpapan.
Baca SelengkapnyaKorupsi Pengangkutan Batubara dengan Modus Tagihan Fiktif, Eks Kadishub Sumsel Didakwa Rp18 M
Baca SelengkapnyaKejagung periksa enam saksi terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah
Baca SelengkapnyaHarli menyebut bahwa vila itu dibeli oleh Hendry Lie pada sekitar 2022 lalu dengan memakai identitas kepemilikan istrinya.
Baca SelengkapnyaAmnesty International Indonesia (AII) meminta Polresta Tangerang tidak memproses laporan terhadap Said Didu.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan kronologi penangkapan Bos Sriwijaya Air Hendry Lie.
Baca SelengkapnyaHendry melakukan kerja sama penyewaan peralatan processing peleburan timah antara PT Timah Tbk. dan PT TIN.
Baca SelengkapnyaSatuan Reserse Kriminal Polres Kota Tangerang akan memeriksa mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu.
Baca SelengkapnyaBos Sriwijaya Air ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi timah
Baca SelengkapnyaPT Antam mengalami kerugian sebesar 1,136 Ton logam mulia atau mungkin bisa setara Rp1,1 triliun sekian.
Baca SelengkapnyaAnak kandung SYL menjadi saksi di persidangan perkara Gratifikasi dan Korupsi senilai Rp44,5 miliar
Baca Selengkapnya