Singapura Bakal Impor Listrik 4 GW di 2035, Termasuk dari Indonesia
Merdeka.com - Negara Singapura berencana mengimpor listrik hingga 4 gigawatt (GW) pada 2035 mendatang. Demikian kata Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong dalam pidatonya di Singapore International Energy Week.
Nilai impor tersebut mencapai 30 persen dari pasokan listrik negara. Tahap awal, Singapura akan memulai uji coba untuk mengatasi masalah teknis dan peraturan yang terkait dengan perdagangan listrik lintas batas.
"Impor ini termasuk 100 megawatt (MW) listrik dari Malaysia, dan percontohan untuk mengimpor 100 megawatt listrik tenaga surya dari Pulau Bulan di Indonesia," katanya.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa saja yang dibahas Kemendag dengan Singapura? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Kenapa energi listrik penting? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Peran listrik telah berkembang secara signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.
-
Kenapa Singapura jadi pusat perdagangan dulu? Kawasan ini ramai sebagai pusat perdagangan karena strategis di Selat Malaka.
-
Bagaimana cara beralih ke listrik pascabayar? Untuk berpindah atau bermigrasi dari listrik prabayar menjadi pascabayar tergantung ketersediaan layanan di lokasi tempat Anda tinggal. Pengguna listrik prabayar diharapkan menghubungi PLN terlebih dahulu dan menyampaikan nomor ID Pelanggan untuk dilakukan pengecekan ketersediaan layanan di lokasi.
Sebelumnya, Singapura kini tengah dilanda krisis energi yang bisa mengancam pasokan listrik bagi dunia bisnis dan konsumen. Krisis terjadi di negara tetangga itu salah satunya dikarenakan berhentinya pasokan energi dari Indonesia.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, kondisi yang terjadi di Singapura saat ini memang karena pasokan dari dalam negeri yang sedikit terganggu. Ini terjadi karena adanya gangguan teknis di lapangan serta kendala di lapangan.
"Jadi murni karena memang adanya gangguan sehingga pasokan gas ke Singapura menjadi terganggu," kata Mamit kepada merdeka.com, Minggu (24/10).
Dia mengatakan, Singapura selama ini memang pasar terbesar ekspor gas alam dari Indonesia terutama gas yang berasal dari Natuna dan Sumatera. Negara tersebut ketergantungan cukup besar di mana dari total kebutuhan gas mereka berdasarkan data sebesar 1,22 miliar cubic feet per hari, di mana 700 juta cubic feet per hari atau 60 persen berasal dari Indonesia.
"Tetapi seharusnya Singapura jika dalam kondisi terdesak seperti saat ini mereka bisa membeli LNG dari pasar spot mengingat mereka memiliki fasilitas regasifikasi di sana," ujarnya.
Hanya saja dalam pembelian LNG ada kendala dengan harga. Di mana harga LNG di pasar spot saat ini cukup tinggi jika dibandingkan mereka membeli gas dari Indonesia.
Mamit menambahkan, sampai sejauh ini kontrak Indonesia masih cukup panjang dengan Singapura seperti kontrak ke GSPL yang akan berakhir 2023 dan kontrak ke SemGas yang akan berakhir 2028.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada 5 perusahaan dari Indonesia yang menawarkan proposal kuat untuk menyediakan listrik rendah karbon ke Singapura.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan Pemerintah akan mempersiapkan transmisi multi channel menuju Singapura untuk mengurangi risiko perawatan dan pemadaman.
Baca SelengkapnyaBeberapa perusahaan Indonesia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik.
Baca SelengkapnyaLuhut menceritakan, kesepakatan ekspor listrik dengan Singapura sudah dimulai melalui nota kesepahaman alias MoU pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaLuhut memaparkan, jumlah kapasitas ekspor listrik bersih ke Singapura akan bertambah dari rencana semula 2 Gigawatt menjadi 3,4 Gigawatt.
Baca SelengkapnyaLuhut menjelaskan kerja sama ekspor listrik ke Singapura merupakan simbiosis mutualisme antar kedua negara.
Baca Selengkapnyaingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Baca SelengkapnyaUntuk tahap pertama, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon.
Baca SelengkapnyaPemerintah saat ini masih terus mengumpulkan bakal nota kesepahaman yang akan diteken di ISF 2024.
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca SelengkapnyaSumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaannya mencukupi dan melimpah untuk dijadikan sumber listrik .
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca Selengkapnya