SKK Migas akui cuaca buruk ganggu target lifting nasional
Merdeka.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga Januari 2017, proses pendataan produksi atau lifting minyak tak tercapai target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Alasannya, cuaca buruk mengganggu jalannya lifting minyak negara.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Z Yunus mengatakan, produksi minyak Indonesia sampai akhir Januari 2017 mencapai 824.800 barel per hari di atas target APBN sebesar 815.000barel per hari.
"Sampai akhir Januari 824.800 barel per hari, di atas target APBN," kata Taslim, di Jakarta, Rabu (15/2).
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Kenapa pertambangan minyak di Tamiang gagal? Alhasil, bisnis tersebut tidak berjalan baik karena Tamiang bukan wilayah yang cocok untuk pertambangan.
-
Kenapa Pertamina menyiapkan stok minyak mentah? Di sektor pengolahan, PT Kilang Pertamina Internasional memastikan stok minyak mentah dengan volume 25,5 hari dan kapasitas pengolahan mencapai 908 ribu barrel per hari.
-
Apa yang dilakukan BPH Migas di Bengkulu? Kesempatan ini pun dimanfaatkan Halim untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah agar kendaraan untuk aktivitas pembangunan infrastruktur dan sarana fasilitas yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak menggunakan BBM Subsidi.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
Meskipun produksi minyak di atas target APBN, tetapi lifting berada di bawah target, yaitu 726.000 barel per hari. Hal ini disebabkan buruknya cuaca yang mengganggu proses lifting karena minyak yang disimpan tidak bisa dibawa dengan kapal, akibatnya tangki penyimpanan penuh.
"Lifting rendah sekitar 726.000 barel per hari, targetnya 815.000 bph, karena cuaca buruk produksi minyak di tangki belum bisa diambil," jelasnya.
Salah satu blok migas yang proses liftingnya mengalami kendala adalah Blok Cepu. Penuhnya tangki penyimpanan minyak pada blok tersebut, membuat operator yaitu Exxon Mobil Cepu Limited menurunkan produksinya. Namun, saat ini produksi minyak sudah kembali normal sebanyak 200.000 barel per hari.
"Produksi di tank 15 juta barel belum bisa dilifting itukan tinggal mengambil saja. Karena cuaca buruk di Cepu. Karena tidak bisa dilifting penuh jadi produksinya harus dikurangi, sekarang sudah normal tadinya turun jadi 170.000 sampai 190.000," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan realisasi lifting migas sebagai dampak adanya sejumlah kecelakaan kerja di awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaRealisasi lifting minyak bumi di semester I-2024 tidak mencapai target karena banjir di Blok Rokan.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaSKK Migas: Prioritas Produksi Minyak dan Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menargetkan lifting minyak hingga 1 juta barel per hari hingga 2030.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau panjang yang terjadi berpotensi menganggu panen sawit di perkebunan.
Baca SelengkapnyaCapaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181.000 BOPD.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca Selengkapnya