Soal Ekspor Beras, Menteri Amran Bantah Produk Indonesia Lebih Mahal
Merdeka.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) menilai harga beras Indonesia terlalu tinggi untuk masuk pasar ekspor. Penyebabnya ongkos produksi yang mahal karena masih menggunakan cara konvensional dalam mengelola beras.
Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan harga beras Indonesia masih lebih murah dibanding negara tetangga.
"Kami habis pulang dari Jepang, itu beras Indonesia harganya masih jauh lebih murah. Demikian dengan di Taiwan. Di Vietnam, itu sudah Rp18.000 per kilogramnya," tutur Menteri Amran di Palangka Raya, Kamis (18/7).
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
Dirinya pun menambahkan, biaya produksi beras Indonesia cukup kompetitif. Harga di level petani pun sudah terbilang murah.
"Bulog itu Rp8.000 per kilogramnya, ya, paling ambil dari petani sekitar Rp7.000. Bahkan ada beberapa yang di bawah itu," tambahnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Juni 2019, harga beras di penggilingan mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut terjadi baik untuk beras kualitas premium, medium dan rendah.
Rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.516 per kg, naik sebesar 0,56 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Untuk kualitas medium harga berkisar Rp9.166 per kg, naik sebesar 0,26 persen. Beras kualitas rendah di penggilingan berkisar Rp9.012 per kg, naik sebesar 0,65 persen.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaDuduk perkara Bulog dan Bapanas dilaporkan ke KPK atas dugaan penggelembungan harga beras impor.
Baca SelengkapnyaUchok meyakini ketersedian stok beras di dalam negeri cukup tanpa harus melakukan impor.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaHarga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula hanya Rp10.000 per kg
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.
Baca SelengkapnyaMenurut Airlangga, berdasarkan hasil pemantauan secara mingguan, daging ayam ras saat ini Rp38.150 per Kg atau naik 0,32 persen.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaSkandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun
Baca Selengkapnya