Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal Freeport, Ini Penjelasan Keuntungan Membeli Saham Divestasi ala Rhenald Khasali

Soal Freeport, Ini Penjelasan Keuntungan Membeli Saham Divestasi ala Rhenald Khasali Freeport. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) resmi memiliki 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia dengan membayarkan USD 3,85 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (kurs Rp 14.500 per USD). Pengambilalihan mayoritas saham Freeport oleh PT Inalum ini pun mengubah status Freeport dari kontrak karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Guru besar FEB Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, mengatakan bahwa pengambilan mayoritas saham Freeport secara otomatis akan berdampak terhadap penerimaan negara baik melalui Inalum atau pajak. Menurutnya, dengan kepemilikan 51,23 persen tersebut, dalam satu tahun Indonesia dapat meraup USD 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun (asumsi Rp 14.555/USD) melalui dividen saja.

"Karena kini kita berhasil memiliki sahamnya sebesar 51,23 persen, saya yakin dalam setahun Indonesia bisa menikmati USD 1 miliar lebih. Itu duit besar," katanya melalui keterangan resminya, Senin (24/11).

"Kita bisa menjadi pemegang saham mayoritas supaya bisa dapat bagian lebih besar dan bisa pegang kendali," tambahnya.

Berdasarkan laporan keuangan Freeport yang dirujuknya, perusahaan Amerika Serikat itu memiliki EBITDA dalam setahun USD 4 miliar. Sementara, laba bersih sekitar USD 2 miliar. Maka dengan memiliki 51,23 persen saham, Indonesia akan mendapat setengah dari laba bersihnya atau sekitar USD 1 miliar.

"Jadi kalau kita mau, hanya dalam 4 tahun global bond itu beres dan setelah itu kita dapat duit gede seterusnya selama 50 tahun. Sebab, jumlah surat utang itu hanya sekitar USD 4 miliar sebagai kompensasi yang kita bayar ke PT FPI," tuturnya.

Sebagai informasi, untuk mengambil saham Freeport, Inalum menerbitkan surat utang global (global bond) sebanyak USD 4 miliar. Rinciannya, sebesar USD 3,85 miliar digunakan untuk membeli saham dan USD 150 juta untuk pembiayaan ulang (refinancing).

Obligasi ini terdiri dari 4 masa jatuh tempo dengan rata-rata kupon sebesar 5,99 persen. Adapun rinciannya, pertama USD 1 miliar dengan kupon 5,23 persen dan tenor hingga 2021.

Kedua, USD 1,25 miliar dengan kupon 5,71 persen dan tenornya hingga 2023. Ketiga, USD 1 miliar dengan kupon 6,53 persen serta tenor sampai 2028. Terakhir, USD 750 juta dengan kupon sebesar 6,75 persen hingga 2048.

"Maka kalau kita beli sahamnya dalam skema divestasi ini senilai USD 4 miliar, dalam 4 tahun global bond itu sudah bisa dibayar dari dividennya saja. Ini kan sama dengan modal dengkul. Siapa yang tidak ngiler. Makanya global bond itu oversubscribe," jelasnya. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Minta Bahlil Selesaikan Divestasi Saham PT Freeport: Secepatnya Harus Diclearkan
Jokowi Minta Bahlil Selesaikan Divestasi Saham PT Freeport: Secepatnya Harus Diclearkan

Terlebih, smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, saat ini sudah rampung.

Baca Selengkapnya
Info Terbaru: Perpanjangan Izin Usaha Freeport Terbit Sebelum Jokowi Selesai
Info Terbaru: Perpanjangan Izin Usaha Freeport Terbit Sebelum Jokowi Selesai

Pemerintah sudah balik modal atau mencapai titik break-even dari pembelian saham Freeport sebesar 51 persen pada 2018.

Baca Selengkapnya
Indonesia Siap Kuasai 61 Persen Saham Freeport
Indonesia Siap Kuasai 61 Persen Saham Freeport

Indonesia mendominasi saham Freeport, pekerja lokal terus bertambah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Bocorkan Rahasia Ambil Alih Freeport dari AS Pakai Jurus Diam-Diam
VIDEO: Jokowi Bocorkan Rahasia Ambil Alih Freeport dari AS Pakai Jurus Diam-Diam

Presiden Jokowi kemudian membocorkan sedikit cara mengambil alih Freeport, yaitu dengan memakai uang

Baca Selengkapnya
Freeport Bakal Beroperasi hingga 2061, Menteri Bahlil: Izin Masih Diproses
Freeport Bakal Beroperasi hingga 2061, Menteri Bahlil: Izin Masih Diproses

PT Freeport Indonesia akan mendapatkan perpanjangan IUPK selama 20 tahun hingga 2061 setelah berakhirnya kontrak pada 2041 mendatang.

Baca Selengkapnya
Bahlil Target RI Tambah Saham Freeport Jadi 61% Demi Kesejahteraan Rakyat
Bahlil Target RI Tambah Saham Freeport Jadi 61% Demi Kesejahteraan Rakyat

Pemerintah merencanakan memperpanjang Freeport sampai 2061 dengan menambah saham 10 persen modal saham.

Baca Selengkapnya
MIND ID Caplok Saham Vale, Erick Thohir: Maaf Bukan Saya Anti Investasi Asing
MIND ID Caplok Saham Vale, Erick Thohir: Maaf Bukan Saya Anti Investasi Asing

Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara soal proses divestasi saham Vale Canada Limited di PT Vale Indonesia Tbk kepada Holding Pertambangan BUMN, MIND ID.

Baca Selengkapnya
Investasi Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia Tembus Rp58 Triliun
Investasi Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia Tembus Rp58 Triliun

Output dari smelter tembaga tersebut sekitar 650.000 ton katoda tembaga.

Baca Selengkapnya
Dapat Restu Menteri ESDM, Pertamina-Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela
Dapat Restu Menteri ESDM, Pertamina-Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela

Pertamina dan Petronas ambil alih 35 persen participating interest milik Shell.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Produksi Emas Batangan 50 Ton per Tahun
Indonesia Bakal Produksi Emas Batangan 50 Ton per Tahun

Wamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.

Baca Selengkapnya
Bertemu Bos Freeport, Jokowi Bahas Penambahan Saham di Indonesia
Bertemu Bos Freeport, Jokowi Bahas Penambahan Saham di Indonesia

Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pamer Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina
Jokowi Pamer Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Jokowi menuturkan Blok Rokan menyumbang 25 persen dari seluruh produksi nasional Indonesia.

Baca Selengkapnya