Sri Mulyani: Ada Kemungkinan Muncul Resesi di Tahun Depan
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sejumlah negara diprediksi mengalami resesi di 2023, karena tren pelemahan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal II-2022, akan terus terjadi hingga akhir tahun 2022.
"Tren terjadinya pelemahan sudah terlihat mulai kuartal II di berbagai negara dan akan semakin dalam pada kuartal III dan IV, sehingga prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan termasuk kemungkinan terjadi resesi mulai muncul," ungkapnya dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (26/9).
Dia menjelaskan, beberapa negara mengalami pelemahan ekonomi. Misalnya, China dan Amerika Serikat yang mengalami koreksi. Ditambah Inggris dan beberapa negara lainnya yang mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Mengapa deflasi bulan September 2024 dianggap signifikan? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Tren ini diprediksi masih berlanjut di kuartal III dan Kuartal IV tahun 2022. "Kita lihat hampir semua negara kondisi pertumbuhan kuartal II nya melemah dibanding kuartal I secara sangat ekstrem," ujarnya.
Meski demikian, dalam situasi ekonomi global yang tengah bergejolak sampai Agustus 2022, ekonomi Indonesia tumbuh positif mencapai 5,4 persen di kuartal II-2022. Dari sisi PDB, Indonesia jadi salah satu negara yang telah menyentuh 7,1 persen di atas level sebelum pandemi. Artinya, sudah ada tanda pemulihan dari dampak pandemi Covid-19.
"Negara-negara yang lebih tinggi dari kita hanya China, dan Vietnam dari ASEAN 6 dan G20, yang lain juga relatif sudah recover, tapi masih banyak yang negaranya masih pada level sama atau hanya sedikit lebih baik dari kondisi pra-pandemi,"terangnya.
Hal yang lebih buruk dihadapi oleh Meksiko dan Thailand. Di mana posisi PDB nya masih berada di bawah level sebelum pandemi.
"Bahkan Meksiko, Thailand dan Jepang, GDP levelnya hari ini masih di bawah pra-pandemi level. Artinya GDP sekarang masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi terjadi. Jadi artinya mereka sama sekali belum pulih," ujar dia.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini menegaskan, target itu sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca Selengkapnya