Sri Mulyani: Banyak Negara Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut dalam 4 bulan ke depan sebagian besar negara-negara dunia akan menghadapi tekanan ekonomi yang besar. Pemicunya beban utang yang tinggi, lemahnya fundamental makro ekonomi dan stabilitas politik global.
"Sepertiga negara di dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan ke depan," kata Sri Mulyani di Washington DC, Amerika Serikat dalam akun instagramnya @smindrawati, dikutip Selasa (11/10).
Tekanan ekonomi tersebut tidak hanya mengancam negara berkembang. Negara maju dengan kondisi ekonomi yang goyang pun tak luput dari ancaman ini.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Dimana negara rawan gempa berada? Statista mengumpulkan data antara tahun 1990 hingga 2022, untuk menilai bagian dunia mana yang paling rawan gempa.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dalam kunjungan kerjanya ke Washington DC, Sri Mulyani bertemu dengan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva. Pada pertemuan tersebut keduanya mendiskusikan perkembangan terkini ekonomi global. Termasuk ancaman ekonomi yang bakal dihadapi negara-negara dunia dalam waktu dekat.
"Kali ini kami mendiskusikan perkembangan terkini ekonomi global dan membagi kekhawatiran yang sama terkait kondisi banyak negara karena dunia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," tulis Ani, sapaannya.
Keduanya pun sepakat menghadapi kondisi global sekarang dengan membuat mekanisme keuangan untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi ketika resesi. Tujuannya untuk membuat bantalan (buffer) bagi negara-negara yang kesulitan menghadapi kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.
Agar, negara-negara tidak masuk dalam jurang krisis maupun resesi ekonomi yang dalam. Mekanisme tersebut harus bisa diterima negara berkembang maupun negara maju.
"Untuk menghadapi kondisi global saat ini, saya dan Kristalina sependapat bahwa perlu ada mekanisme untuk mitigasi risiko terjadinya resesi apabila kondisi ini benar-benar berlanjut," tuturnya.
Apresisasi Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Ani mengungkapkan, Kristalina memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia. Sebab, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ditengah geopolitik global yang menyebabkan ketidakpastian yang tinggi.
"Karenanya Kristalina memberikan apresiasi kepada Indonesia yang meraih pertumbuhan tinggi dengan kondisi stabilitas politik dan fundamental ekonomi yang kuat, di tengah kondisi dunia yang berat. #Indonesia remains a bright spot in a worsening global economy!," ungkapnya.
Kepada Kristalina, Sri Mulyani menyatakan Pemerintah Indonesia akan ikut turun tangan dalam merancang mekanisme mitigasi ancaman resesi Global. Termasuk juga merumuskan langkah konkret yang perlu diambil untuk menghadapi risiko multi krisis yang sudah di depan mata.
"Indonesia akan terus aktif mendukung dirumuskannya opsi-opsi dan langkah konkret untuk memitigasi risiko multi krisis saat ini," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaKetegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca Selengkapnya