Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sri Mulyani: Belanja Masyarakat Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19

Sri Mulyani: Belanja Masyarakat Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19 Menkeu Sri Mulyani. ©2020 Istimewa

Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa indikator belanja masyarakat sudah mampu kembali ke level sebelum pandemi covid-19. Hal itu terlihat dari Mandiri Spending Index hingga awal oktober 2021 mengalami kenaikan.

"Indikator belanja masyarakat ini sudah menunjukkan suatu level recovery yang cukup baik dan ini nanti akan menentukan proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di Kuartal ketiga. Karena kalau kita lihat di dalam hal ini mandiri spending indeksnya baik itu frekuensi belanjanya maupun indeks nilai belanjanya," kata Menkeu dalam APBN KITA Edisi Oktober 2021, Senin (25/10/2021).

Sebelumnya, varian delta memberi pukulan yang sangat tajam untuk mandiri spending index pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Kemudian, mulai terjadi pemulihan pada minggu kedua Agustus dan terus berlanjut hingga Oktober ini.

"Jadi ini terlihat sekali bahwa kemauan dan kegiatan belanja masyarakat baik frekuensi maupun nilainya sangat dipengaruhi kemampuan kita di dalam mengendalikan covid-19," ujarnya.

Dalam paparan Menkeu, indeks nilai belanja sudah mencapai 106,2 di awal Oktober dan frekuensi belanja naik ke level 120,9 seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Lalu, indeks belanja di Jawa sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional juga sudah mampu kembali mencapai baseline 103,6 seiring dengan terkendalinya covid-19.

"Untuk Jawa dan non Jawa terlihat dua-duanya mengalami pemulihan terutama yang Jawa yang mengalami pukulan sangat dalam akibat delta varian sudah rebound dan berada di atas zona ekspansi," katanya.

Menkeu berharap ke depannya pemulihan aktivitas konsumsi dapat terus membaik, meskipun tetap perlu waspada adanya potensi kenaikan kasus covid-19 yang dapat mempengaruhi laju arah pemulihan ekonomi.

Investasi

Di samping itu, aktivitas investasi masih cukup resilien meskipun ada pengaruh dari varian delta. Namun, aktivitas investasi tetap bisa bertahan karena u didukung oleh pertumbuhan konsumsi semen dan impor besi dan baja, yang tetap bertahan di level positif yaitu 4,1 persen untuk semen, dan untuk besi baja di 5,0 persen

"Jika kita lihat dari impor barang-barang bahan baku dan barang modal yang juga mempengaruhi sektor produktif juga masih menunjukkan suatu resiliensi yang sangat tinggi," imbuhnya.

Artinya sektor manufaktur memiliki optimisme bahwa mereka akan tetap bertahan aktivitasnya, sehingga dari sisi aktivitas impornya bahan baku mereka mengalami tetap dalam posisi yang cukup kuat.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani soal Ekonomi Deflasi Lima Bulan Berturut-turut: Ini Karena Penurunan Harga Pangan
Sri Mulyani soal Ekonomi Deflasi Lima Bulan Berturut-turut: Ini Karena Penurunan Harga Pangan

Sri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.

Baca Selengkapnya
Skor PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu Sri Mulyani Bilang Begini
Skor PMI Manufaktur Indonesia Anjlok, Menkeu Sri Mulyani Bilang Begini

Sri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.

Baca Selengkapnya
Temuan Sri Mulyani soal Pelemahan Daya Beli Masyarakat dan Penurunan Kelas Menengah
Temuan Sri Mulyani soal Pelemahan Daya Beli Masyarakat dan Penurunan Kelas Menengah

Soal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.

Baca Selengkapnya
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik

Lonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Penjualan Ritel Awal 2024 Lebih Baik Dibanding Sebelum Pandemi Covid 2019, Benarkah Daya Beli Masyarakat Membaik?
Penjualan Ritel Awal 2024 Lebih Baik Dibanding Sebelum Pandemi Covid 2019, Benarkah Daya Beli Masyarakat Membaik?

Data Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Tetap Stabil di Tengah Krisis Global
Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Tetap Stabil di Tengah Krisis Global

Kinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Untung Rugi Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut
Untung Rugi Indonesia Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

Deflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik
Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik

Inflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Antisipasi Penurunan Kinerja APBN Terdampak Perlambatan Ekonomi Global
Sri Mulyani Antisipasi Penurunan Kinerja APBN Terdampak Perlambatan Ekonomi Global

Sri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas! Sri Mulyani Blak-blakan Banyak Kelas Menengah Jatuh Miskin Jelang Jokowi Lengser
VIDEO: Tegas! Sri Mulyani Blak-blakan Banyak Kelas Menengah Jatuh Miskin Jelang Jokowi Lengser

Sri Mulyani mengakui ada kelas menengah yang jatuh dalam jurang kemiskinan

Baca Selengkapnya
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia

Sri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.

Baca Selengkapnya