Sri Mulyani: Belanja Masyarakat Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa indikator belanja masyarakat sudah mampu kembali ke level sebelum pandemi covid-19. Hal itu terlihat dari Mandiri Spending Index hingga awal oktober 2021 mengalami kenaikan.
"Indikator belanja masyarakat ini sudah menunjukkan suatu level recovery yang cukup baik dan ini nanti akan menentukan proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di Kuartal ketiga. Karena kalau kita lihat di dalam hal ini mandiri spending indeksnya baik itu frekuensi belanjanya maupun indeks nilai belanjanya," kata Menkeu dalam APBN KITA Edisi Oktober 2021, Senin (25/10/2021).
Sebelumnya, varian delta memberi pukulan yang sangat tajam untuk mandiri spending index pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Kemudian, mulai terjadi pemulihan pada minggu kedua Agustus dan terus berlanjut hingga Oktober ini.
-
Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Mengapa deflasi bulan September 2024 dianggap signifikan? 'Deflasi yang terjadi di bulan September 2024 ini lebih signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi bulanan kelima yang terjadi sepanjang tahun 2024,' jelas Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam siaran pers yang dirilis pada Selasa, 1 Oktober 2024.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Kapan inflasi diukur? Inflasi diukur dalam periode waktu tertentu, biasanya bulanan atau tahunan.
"Jadi ini terlihat sekali bahwa kemauan dan kegiatan belanja masyarakat baik frekuensi maupun nilainya sangat dipengaruhi kemampuan kita di dalam mengendalikan covid-19," ujarnya.
Dalam paparan Menkeu, indeks nilai belanja sudah mencapai 106,2 di awal Oktober dan frekuensi belanja naik ke level 120,9 seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Lalu, indeks belanja di Jawa sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional juga sudah mampu kembali mencapai baseline 103,6 seiring dengan terkendalinya covid-19.
"Untuk Jawa dan non Jawa terlihat dua-duanya mengalami pemulihan terutama yang Jawa yang mengalami pukulan sangat dalam akibat delta varian sudah rebound dan berada di atas zona ekspansi," katanya.
Menkeu berharap ke depannya pemulihan aktivitas konsumsi dapat terus membaik, meskipun tetap perlu waspada adanya potensi kenaikan kasus covid-19 yang dapat mempengaruhi laju arah pemulihan ekonomi.
Investasi
Di samping itu, aktivitas investasi masih cukup resilien meskipun ada pengaruh dari varian delta. Namun, aktivitas investasi tetap bisa bertahan karena u didukung oleh pertumbuhan konsumsi semen dan impor besi dan baja, yang tetap bertahan di level positif yaitu 4,1 persen untuk semen, dan untuk besi baja di 5,0 persen
"Jika kita lihat dari impor barang-barang bahan baku dan barang modal yang juga mempengaruhi sektor produktif juga masih menunjukkan suatu resiliensi yang sangat tinggi," imbuhnya.
Artinya sektor manufaktur memiliki optimisme bahwa mereka akan tetap bertahan aktivitasnya, sehingga dari sisi aktivitas impornya bahan baku mereka mengalami tetap dalam posisi yang cukup kuat.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaSoal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaDeflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui ada kelas menengah yang jatuh dalam jurang kemiskinan
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Baca Selengkapnya