Sri Mulyani: Dampak Covid-19 di Indonesia dan Asia Lebih Baik Dibanding Eropa
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa dampak pandemi Covid-19 di Asia relatif lebih baik dibandingkan berbagai negara di Eropa, baik dari sisi perekonomian maupun jumlah korban.
Sri Mulyani menuturkan, negara-negara di Eropa sedang mengalami second wave dari Covid-19 sehingga menyebabkan jumlah kasus terus meningkat dan ekonomi masih akan tertekan.
"Indonesia dan negara di Asia relatif lebih baik dari sisi dampak terhadap ekonomi dan jumlah korban dibandingkan negara-negara lain di Eropa yang ekonominya sangat merosot dan jumlah korban juga meningkat," katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (10/11).
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
Sri Mulyani menjelaskan terjadinya second wave pandemi di berbagai belahan negara maju Eropa dan Amerika Serikat (AS) akan menghasilkan penanganan yang berbeda dibandingkan saat first wave.
Oleh sebab itu, Dia mengatakan perekonomian dunia masih akan mengalami kontraksi pada tahun ini seiring dengan negara-negara maju terkena gelombang kedua pandemi meskipun pada kuartal III-2020 sempat mengalami pemulihan.
"Perekonomian negara advance dan emerging market membaik pada kuartal III. Di lihat revisi perekonomian global 2020 akan meningkat dalam bentuk pemulihan pada 2021 yang tercermin dari berbagai proyeksi lembaga internasional," katanya.
Sri Mulyani menyebutkan, IMF memprediksi tahun depan ekonomi dunia akan tumbuh di level 5,2 persen, OECD memperkirakan tumbuh 5 persen, dan Bank Dunia memproyeksikan tumbuh 4,2 persen.
Sementara itu, menurutnya dampak pandemi yang lebih baik di Indonesia memberikan optimisme tersendiri agar pemerintah terus mengupayakan pemulihan dengan kebijakan 'Gas dan Rem' dalam rangka mengikuti perkembangan pandemi.
Koordinasi Berjalan Baik
Dia memastikan selama ini koordinasi seluruh otoritas telah berjalan secara baik dengan tetap menjaga dan menghormati independensi maupun fungsi masing-masing.
Langkah koordinasi yang baik tercermin pada pemulihan ekonomi yang mulai terlihat pada kuartal III yaitu minus 3,49 persen dari minus 5,32 persen pada kuartal II.
Sri Mulyani menjelaskan agregat demand pada kuartal III menunjukkan pemulihan baik dari sisi konsumsi, investasi, hingga ekspor dan hanya impor yang masih dalam situasi cukup tertekan.
"Ini lah yang akan kita jaga terus di dalam mengelola kepercayaan dari masyarakat untuk pemulihan dan juga dari sisi market," tegasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya