Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sri Mulyani: Data Jadi Tambang Baru di Era Industri 4.0

Sri Mulyani: Data Jadi Tambang Baru di Era Industri 4.0 Sri Mulyani. ©Instagram Sri Mulyani

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengakui bahwa teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Bahkan, teknologi dapat mengubah perilaku masyarakat itu sendiri.

"Kita semuanya memahami bahwa teknologi sekarang memiliki peranan yang sangat penting dan tidak hanya hadir sebagai suatu yang asing, tapi dia bahkan hadir mengubah kehidupan masyarakat, kehidupan kita semua," kata Menkeu Sri Mulyani di Gedung BPJS Kesehatan, Jakarta, Senin (25/2).

Saat ini, hampir semua aspek di dalam kehidupan masyarakat sudah terjamah oleh teknologi. Bahkan ada yang sampai ketergantungan oleh kehadiran teknologi tersebut. "Semakin advance, semakin efisien yang tadinya kita bayangkan tidak bisa terjadi menjadi terjadi," ujarnya.

Dalam era revolusi industri 4.0 saat ini, muncul fenomena bisnis model baru yang berbasis customer centric. "Data jadi sangat penting, kalau ingin tahu siapa yang kita layani, feedback pakai survei. Sekarang mereka tak perlu isi kuisioner, di internet semuanya tercapture. Transaksi semua lewat digital," ujarnya.

Untuk memperoleh data menjadi lebih gampang. Tidak perlu lagi melakukan survei manual. Melainkan meminta data. Misal untuk mendapat data konsumsi bisa meminta kepada e-commerce.

"You dont have to survey, kita bisa buka data dari Bukalapak, Tokopedia, Shopee. Ini kenapa data is a new mining, jadi tambang baru. Kalau dulu tambang mas timah, batubara, berlian, sekarang siapa manusia terkaya semuanya has nothing to do with resources tapi something to do with data and techno," ujarnya.

Akan tetapi, dia menegaskan data pun harus diolah dengan benar. Sama seperti tambang yang juga perlu pengolahan agar dapat digunakan sebagai sumber energi.

"Tambang ada dalam bumi, ada. Tapi tidak akan ada kalau tidak dieksplor, data sama. Kita bisa punya data no one menganalisa, menggunakannya jadi tidak termanfaatkan. Kemampuan negara atau institusi bisa olah data adalah nilai tambah baru. Understanding how people behave, make choices," ujarnya.

Namun Sri Mulyani menegaskan kehadiran teknologi terutama di era revolusi industri 4.0 tidak luput dari risiko atau dampak negatif. Salah satunya adalah munculnya kejahatan dunia maya atau cyber crime.

"Ada downsidenya, kejahatan cyber, hacking dan kejahatan kriminal lainnya," tutupnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Pekerjaan yang Tidak Tergantikan AI dan Paling Dibutuhkan di Masa Depan
5 Pekerjaan yang Tidak Tergantikan AI dan Paling Dibutuhkan di Masa Depan

Peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.

Baca Selengkapnya
Telkomsel Melalui tSurvey.id Hadirkan Solusi Telesurvei Bersama Indekstat
Telkomsel Melalui tSurvey.id Hadirkan Solusi Telesurvei Bersama Indekstat

Telkomsel Melalui tSurvey.id Hadirkan Solusi Telesurvei Bersama Indekstat, seperti apa?

Baca Selengkapnya
Megawati: Saya Ini Tahu Statistik, Survei Bisa Dibeli
Megawati: Saya Ini Tahu Statistik, Survei Bisa Dibeli

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritisi keberadaan lembaga survei yang ada saat ini. Menurutnya, survei bisa dibeli.

Baca Selengkapnya
BKSAP DPR Sebut Indonesia Jadi Market Digital Economy di Forum Tripartite Brunei
BKSAP DPR Sebut Indonesia Jadi Market Digital Economy di Forum Tripartite Brunei

Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia bisa menjadi market dalam digital economy

Baca Selengkapnya
Sudah Saatnya Teknologi AI dan Big Data Dimanfaatkan Pemerintah
Sudah Saatnya Teknologi AI dan Big Data Dimanfaatkan Pemerintah

Menjadi sebuah kebutuhan pemanfaatan teknologi AI bagi pemerintah.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Kementerian Lembaga Jangan Hanya Aktif Minta Anggaran, Tapi Juga Mau Rawat Aset Negara
Sri Mulyani: Kementerian Lembaga Jangan Hanya Aktif Minta Anggaran, Tapi Juga Mau Rawat Aset Negara

Kementerian Keuangan tengah mengoptimalkan penerimaan melalui aset negara.

Baca Selengkapnya
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI

Hasilnya, sebanyak 62% responden khawatir pekerjaan mereka akan tergusur oleh kecerdasan artifisial (AI).

Baca Selengkapnya