Sri Mulyani khawatir deflasi pangan memperbesar kesenjangan ekonomi
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut, inflasi April sebesar 0,09 persen masih tergolong baik. Pemerintah menurutnya akan terus menjaga angka tersebut tidak terlalu jauh dari target yang telah ditetapkan sejak tahun 2016 silam.
"Ya saya rasa bagus, apa yang dihasilkan. Kita tetap menjaga inflasi sesuai dengan keinginan untuk tidak terlalu jauh dari tahun 2016 yang lalu," ujar Menkeu Sri di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (2/5).
Mantan Direktur pelaksana Bank Dunia (World Bank) tersebut mengakui menjaga inflasi menjadi tantangan bagi pemerintah. Ini diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana daya beli petani Sulut membaik? Daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Kenapa daya beli petani Sulut semakin baik? Ia menjelaskan, perubahan NTP dikarenakan kenaikan nilai Indeks Harga yang diterima Petani (It) lebih tinggi dari pada kenaikan niIai Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib). Indeks Harga yang diterima petani naik 1,74 persen. Sementara Indeks Harga yang dibayar petani naik hanya 0,98 persen.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
Di lain hal, Ani, sapaan akrab Sri Mulyani juga mewaspadai deflasi yang berasal dari bahan pangan, terutama pada masyarakat perkotaan. Ini bisa saja memperlebar kesenjangan ekonomi di Indonesia.
"Jadi kalau ada deflasi yang berasal dari bahan makanan pangan terutama itu, di satu sisi baik untuk masyarakat perkotaan, berarti harga stabil," ungkapnya.
"Tapi mungkin kita juga harus waspada kalau dari sisi kesenjangan karena masyarakat petani, terutama petani petani yang mendapatkan harganya menjadi sangat rendah juga perlu untuk dijaga daya belinya," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2017 sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,33. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) tercatat sebesar 1,28 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 4,17 persen.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota IHK, 53 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 1,02 persen dengan IHK sebesar 136,08 dan terendah terjadi di Cilacap sebesar 0,01 persen dengan IHK 130,60.
"Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,08 persen dengan lHK sebesar 136,83 dan terendah terjadi di Jakarta dan Manado masing-masing sebesar 0,02 persen dengan lHK masing-masing sebesar 127,97 dan 128,77," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (2/5).
Inflasi April terjadi karena adanya kenaikan yang ditunjukkan oleh sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Sedangkan, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,13 persen.
"Kenaikan harga yang terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,93 persen. Kelompok sandang sebesar 0,49 persen," kata Suhariyanto.
Selain beberapa komponen tersebut, inflasi juga didukung oleh kenaikan kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen. Kemudian kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen. Lalu disusul oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui ada kelas menengah yang jatuh dalam jurang kemiskinan
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaPergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaMendag menyampaikan bahwa situasi deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut memberatkan para pedagang dan petani.
Baca SelengkapnyaDeflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi masih terjaga, hanya saja tren deflasi akan mengganggu daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnya