Sri Mulyani Lapor Jokowi: Pertama Kali Penerimaan Negara Melebihi Target APBN
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mendatangi Istana Negara dan melaporkan sejumlah hal kepada Presiden Joko Widodo. Salah satu hal yang dilaporkan Sri Mulyani yaitu soal pertumbuhan penerimaan negara yang mencapai 18,2 persen.
Menurut Sri Mulyani, pendapatan negara di 2018 akan melebihi target dalam UU APBN sendiri dan ini baru pertama kali terjadi.
"Untuk pertama kali penerimaan negara akan mencapai melebihi apa yang ada dalam UU APBN," ucap Sri Mulyani.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Dimana sumber APBN berasal? Pemasukan dalam APBN berasal dari berbagai sumber, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, pendapatan dari perusahaan negara, hibah dan bantuan luar negeri, serta sumber pendapatan lainnya.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa dana Pemilu 2024 lebih tinggi dari Pemilu sebelumnya? Perbedaan jumlah anggaran salah satunya disebabkan adanya kenaikan honorium Badan Adhoc, yakni petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
-
Kenapa tabungan orang kaya lebih besar dari APBN 2023? Jumlah tabungan orang kaya tersebut lebih banyak dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 yang dipatok sebesar Rp3.061 triliun.
Penerimaan negara di 2018 diperkirakan mencapai Rp 1.936 triliun atau lebih tinggi dibanding target APBN 2018 yang hanya Rp 1.894 triliun. Penerimaan negara ini disumbang pertumbuhan penerimaan bea cukai sebesar 14,7 persen, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh 28,4 persen.
"Ini outlooknya sampai akhir tahun, tapi nanti tanggal 31 Desember kami pasti update angka realisasi. Tapi kami sudah hitung sampai minggu pertama kemarin."
Tak hanya pendapatan negara, belanja negara di 2018 juga diklaim sangat bagus. Sampai akhir tahun, belanja negara diperkirakan mencapai Rp 2.210 triliun atau tumbuh 11 persen dibanding tahun lalu yang hanya tumbuh 6 persen.
"jadi pertumbuhan belanjanya tumbuh 11 persen, lebih tinggi dari tahun lalu yang 6,6 persen. Pendapatan negara yang tumbuh 8,2 persen tadi lebih tinggi dari tahun lalu yang tumbuhnya juga 6,5 persen. Jadi dua-duanya meningkat secara baik," tegas Sri Mulyani.
Secara keseluruhan, defisit APBN 2018 diperkirakan hanya 1,86 persen. Angka ini juga jauh berada di bawah target APBN yang mencapai 2,19 persen. "APBN 2018 baik," tutup Sri Mulyani. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaHingga September 2023, penerimaan pajak capai Rp1.387,78 Triliun.
Baca SelengkapnyaAPBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain sektor penerimaan, Bea Cukai turut mendukung APBN 2023 dengan menjaga stabilitas kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Selengkapnya