Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sri Mulyani Nilai Dampak Covid-19 Lebih Merugikan Pekerja Perempuan, ini Sebabnya

Sri Mulyani Nilai Dampak Covid-19 Lebih Merugikan Pekerja Perempuan, ini Sebabnya Menkeu Sri Mulyani pimpin upacara peringatan Hari Oeang. ©2020 Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menilai ketimpangan gender antara perempuan dan laki-laki dalam partisipasi angkatan kerja menjadi semakin meningkat akibat pandemi Covid-19. Menteri Sri Mulyani menyatakan dampak dari krisis kesehatan ini lebih terasa bagi perempuan mengingat sektor seperti restoran, akomodasi, hotel, dan pekerja rumahan yang paling tertekan.

"Dampaknya lebih berat lagi bagi perempuan. Dengan kondisi seperti ini akibatnya ketimpangan gender semakin meningkat dan terjadi penurunan partisipasi angkatan kerja perempuan," katanya seperti dikutip dari Antara dalam acara UN Women Asia Pacific WEPs Awards Ceremony in Indonesia di Jakarta, Rabu (18/11).

Hal tersebut disebabkan, menurut laporan awal dari ADB-UN Women’s High-Level Roundtable pada 2020, sebanyak 54 persen dari 75 juta pekerja di restoran dan industri akomodasi adalah perempuan. "Karena itulah mereka adalah pihak yang menderita dari kondisi ini karena kegiatan mereka lah, pekerjaan mereka lah yang paling terdampak Covid-19," ujarnya.

Orang lain juga bertanya?

Menteri Sri Mulyani menjelaskan perempuan kehilangan 50 persen jam kerjanya sedangkan laki-laki hanya kehilangan 35 persen sehingga terjadi implikasi yang asimetris dari Covid-19 khususnya di sektor-sektor formal di Asia.

Tak hanya itu, dia menuturkan di tingkat global pendapatan dari 740 juta pekerja perempuan di sektor informal juga berkurang sebesar 60 persen dalam bulan pertama setelah terjadinya Covid-19.

Dia melanjutkan sekitar 40 persen dari pekerja perempuan di seluruh dunia bekerja di sektor-sektor yang paling terdampak dan bahkan, 70 persen pekerja di sektor sosial dan layanan kesehatan merupakan perempuan sehingga mereka menjadi lebih rentan.

"Dunia juga mengalami kehilangan jam kerja yang cukup signifikan sebesar 18,9 persen pada 2020 atau 340 juta lapangan kerja full time atau purna waktu pada paruh kedua 2020," katanya.

Angkatan Kerja Perempuan Indonesia

Sementara itu, Menteri Sri Mulyani mengatakan angkatan kerja perempuan di Indonesia lebih rendah dari negara lain sejak sebelum pandemi sehingga sekarang jumlahnya semakin turun akibat Covid-19.

"Indonesia pada 2020 partisipasi kerja perempuan juga telah sedikit menurun dari 55,5 persen tahun lalu menjadi 54,56 persen sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki justru meningkat," ujarnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020, partisipasi gender Indonesia dan ketimpangan upah atau pay gap masih 23 persen yang artinya perempuan mendapatkan upah 23 persen lebih rendah dibanding laki-laki.

"Ini untuk konteks Indonesia, di tingkat global ketimpangan upah gender ini 16 persen artinya perempuan dibayar jauh lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki," katanya.

Di Indonesia, perempuan yang bekerja sebagai yang pekerja profesional jumlahnya masih kurang dari 15 persen dan bahkan, untuk di tingkat manajer hanya sekitar 40 persen, sementara secara umum 50 persen.

"Artinya, lingkungan kerja di Indonesia menempatkan perempuan sebagai minoritas dan mereka menghadapi tantangan yang jauh lebih besar untuk bekerja di sektor-sektor yang sama dengan laki-laki," tegasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kenaikan Tarif Cukai Rokok Bisa Picu PHK Massal
Kenaikan Tarif Cukai Rokok Bisa Picu PHK Massal

Industri rokok tembakau resah karena tarif cukai naik tiap tahun

Baca Selengkapnya
May Day 2024, Puan Minta Pemerintah Pastikan Buruh Dapat Jaminan Masa Tua
May Day 2024, Puan Minta Pemerintah Pastikan Buruh Dapat Jaminan Masa Tua

Puan menilai, perlindungan terhadap buruh sangat penting di tengah banyaknya tantangan global saat ini.

Baca Selengkapnya
PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Gender
PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Gender

Indonesia Peringkat 87 di Dunia dalam Hal Diskriminasi Gender

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas! Sri Mulyani Blak-blakan Banyak Kelas Menengah Jatuh Miskin Jelang Jokowi Lengser
VIDEO: Tegas! Sri Mulyani Blak-blakan Banyak Kelas Menengah Jatuh Miskin Jelang Jokowi Lengser

Sri Mulyani mengakui ada kelas menengah yang jatuh dalam jurang kemiskinan

Baca Selengkapnya
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara

PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya
Puan Dukung Pemerintah Fokus Selamatkan Tenaga Kerja Sritex: Jangan Sampai Ada PHK
Puan Dukung Pemerintah Fokus Selamatkan Tenaga Kerja Sritex: Jangan Sampai Ada PHK

Puan juga mengingatkan Pemerintah agar memberi bantuan yang efektif, hal ini menyusul adanya isu Pemerintah akan melakukan bail out untuk menyelamatkan Sritex.

Baca Selengkapnya
Banyak Pekerja di Singapura Resign Demi Hidup Seimbang
Banyak Pekerja di Singapura Resign Demi Hidup Seimbang

75 persen responden melaporkan merasakan pengaruh AI dalam pekerjaan mereka.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Selanjutnya Bakal Bahas Isu Ketenagakerjaan, Begini Pesan Para Buruh
Debat Capres Selanjutnya Bakal Bahas Isu Ketenagakerjaan, Begini Pesan Para Buruh

Saat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Target Pembangunan RAPBN 2025, Puteri Komarudin Dorong Pengentasan Pengangguran
Target Pembangunan RAPBN 2025, Puteri Komarudin Dorong Pengentasan Pengangguran

Puteri menyebut terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda.

Baca Selengkapnya
Tuntutan Hidup Tinggi, 69 Persen Masyarakat Indonesia Tetap Bekerja Setelah Pensiun
Tuntutan Hidup Tinggi, 69 Persen Masyarakat Indonesia Tetap Bekerja Setelah Pensiun

Rata-rata masyarakat Indonesia mulai menabung dan berinvestasi di usia 31 tahun.

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Orang Miskin, Kelas Menengah dan Orang Kaya Ikut Nikmati Anggaran Perlindungan Sosial
Tak Hanya Orang Miskin, Kelas Menengah dan Orang Kaya Ikut Nikmati Anggaran Perlindungan Sosial

Sebenarnya anggaran perlindungan sosial juga dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi yang dinikmati hampir seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Wamenkeu Thomas: Fenomena Penurunan Kelas Menengah Jadi PR Baru Prabowo
Wamenkeu Thomas: Fenomena Penurunan Kelas Menengah Jadi PR Baru Prabowo

Thomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya