Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sri Mulyani Pamer Mampu Turunkan Defisit Anggaran di Tengah Krisis

Sri Mulyani Pamer Mampu Turunkan Defisit Anggaran di Tengah Krisis Menkeu Sri Mulyani. ©2020 Youtube.com/KemenkeuRI

Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku bangga karena mampu menurunkan realisasi defisit APBN 2021. Dia melaporkan, tahun lalu defisit pada APBN 2021 tercatat Rp783,7 triliun. Angka ini lebih rendah dari target pada APBN yang sebesar Rp1.006 triliun.

Bahkan jika dibandingkan dengan LKPP 2020, di mana posisi defisit Rp904 triliun. Posisi defisit pada APBN 2021 ini juga terjadi penurunan sebesar 17,3 persen.

"Maka kalau kita lihat estimasi defisit sementara kita di 4,65 persen dari GDP. Bayangkan tahun lalu kita masih defisit 6,14 persen lalu sekarang kita turun di digit 4,65 persen," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI di DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (19/1).

Dia mengatakan, menurunkan defisit APBN di tengah krisis bukan hal mudah bagi sebuah negara. Namun, pemerintah mampu melakukannya hanya dalam waktu 12 bulan.

"Kalau Bapak dan Ibu sekalian melihat episode suatu negara-negara yang mengalami krisis, menurunkan fiskal defisit dalam waktu 12 bulan sebesar ini itu It's not an easy task," kata dia.

Sehingga, menurutnya upaya pemerintah menekan defisit di tengah pandemi layak mendapatkan apresiasi. Dia pun makin optimis defisit APBN bisa kembali di bawah 3 persen pada tahun 2023.

"Jadi path kita menuju seperti Undang-Undang 2 tahun 2020, kita harapkan akan bisa berjalan secara baik,” kata dia.

Realisasi Keseimbangan Primer

Realisasi keseimbangan primer juga berkinerja positif pada APBN 2021. Tercermin dari realisasi sebesar Rp440 triliun, lebih rendah dari yang direncanakan yakni Rp633 triliun. Bahkan bila dibandingkan dengan tahun 2020 dalam LKPP, maka terjadi penurunan hingga 30 persen dalam waktu 12 bulan.

"Penurunan 30 persen atau hampir Rp192 triliun hanya dalam 12 bulan," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, bendahara negara ini melaporkan kinerja pemerintah dalam pelaksanaan APBN 2021 yang sudah positif dan menggambarkan keseluruhan hasil dari strategi fiskal yang telah dilakukan. Dari sisi pendapatan negara misalnya yang telah melebihi target, belanja negara dilakukan secara optimal, dan pembiayaan anggaran yang efisien di tahun 2021. Ini menjadi modal positif untuk transisi menuju konsolidasi fiskal tahun 2023.

"Pendapatan negara kita tumbuh 21,6 persen dibandingkan tahun lalu yang kontraksi 16 persen. Itu berarti recovery dan rebound yang sangat kuat. Untuk pendapatan negara (mencapai) 114,9 persen dari target, dengan target awal adalah Rp1.743 triliun realisasinya mencapai Rp2.003,1 triliun," papar Sri Mulyani

Belanja negara realisasinya mencapai Rp2.786 triliun. Angka ini telah melampaui target pada dalam APBN sebesar Rp2.750 triliun atau tumbuh 7,4 persen. Belanja negara dioptimalkan tetap tumbuh untuk penanganan Covid dan pemulihan ekonomi pusat dan daerah.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP