Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Masih Dibayangi Berbagai Risiko
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa momentum pemulihan ekonomi global tetap berlanjut hingga Juli 2021. Namun masih terus dibayangi berbagai risiko dan ketidakpastian.
Dia menjelaskan, memasuki 2021 ada optimisme terjadi rebound ekonomi baik di negara-negara ASEAN maupun G-20, dan hal ini terlihat pada data ekonomi kuartal II 2021. Momentum baik ini ditunjukkan dengan tren positif berbagai indikator berlanjut hingga Juli 2021.
Salah satunya dengan PMI manufaktur Juli 2021 tumbuh solid 55,4 yang didukung kuatnya kinerja di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. PMI global mengalami ekspansi 13 bulan berturut-turut.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
"Ini sesuatu yang positif. Aktivitas perdagangan juga berjalan kuat, Baltic Dry Index Juli berada di level tinggi seiring perluasan reopening, khususnya di negara maju," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Agustus 2021 pada Rabu (25/8).
Momentum positif lain juga ditunjukkan dengan harga komoditas yang masih dalam tren naik, termasuk komoditas unggulan Indonesia seperti Batubara, Nikel, dan CPO. "Ini hal positif yang memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,dan ini juga merupakan tren positif bagi ekonomi dunia," imbuhnya.
Kendati demikian, tetap ada berbagai risiko yang perlu diwaspadai. Hal ini salah satunya terkait varian Delta yang per 17 Agustus 2021, diketahui telah menyebar hingga ke 148 negara. Hal ini berpotensi melemahkan beberapa tren rebound yang ada.
Kasus kematian dan kasus positif Covid-19 global juga meningkat. Hal ini kemudian menimbulkan respons beberapa negara mulai memperketat restriksi, bahkan melakukan lockdown seperti di Malaysia, Thailand, Australia, Selandia baru, bahkan Vietnam yang selama ini dikenal cukup mampu menjaga penularan Covid-19.
"Dengan adanya varian Delta yang menimbulkan outbreak lagi, serta belum meratanya vaksinasi juga menimbulkan pemulihan ekonomi yang tidak merata di semua negara," tambahnya.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah kompleksitas baru, yaitu di beberapa negara yang mengalami rebound ternyata disertai dengan kenaikan harga atau inflasi yang tinggi seperti di AS dan bahkan di beberapa negara di Eropa.
"Ini adalah perkembangan yang akan terus menimbulkan dinamika di dalam kita mengelola ekonomi, dan tentu berimplikasi pada APBN," ungkap Sri Mulyani.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca Selengkapnya