Sri Mulyani: Peninggalan zaman Belanda jadi aset negara
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui masih banyak aset negara yang belum terdaftar secara resmi. Salah satunya adalah aset peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Dalam pandangan Sri Mulyani, peninggalan di masa penjajahan Belanda tersebut bisa dioptimalkan dengan baik ke depannya. Misalnya, jalan Raya Anyer-Panarukan yang dibangun oleh Herman Willem Daendels.
"Aset yang kami peroleh dari Belanda, dan saya diinfokan oleh Pak Sonny (Dirjen Kekayaan Negara), ingat buku sejarah salah satu episode penjajahan Belanda yang paling menyakitkan adalah pembangunan jalan Anyer-Panarukan zaman Daendles itu aset negara," ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/11).
-
Bagaimana Kemenhan RI mengelola kekayaan negara? Kemudian, fungsi pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kemenhan.
-
Apa jasa Raden Ajeng Kartini bagi Indonesia? Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat merupakan tokoh emansipasi perempuan di Indonesia. Namanya cukup populer, bahkan ada hari khusus yang diperingati tiap tahun untuk mengenang jasanya. Semasa hidupnya, ia banyak menulis soal pemikiran-pemikirannya terkait budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.
-
Siapa yang harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia? Sebagai rakyat yang sudah hidup di masa kemerdekaan, apakah Anda sudah bersyukur atas merdekanya Indonesia?
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa yang dikatakan tentang hasil kerja keras? Kerja keras akan membawamu ke puncak. Tapi, bakat hanya akan membawamu ke pintunya.
-
Siapa yang mengapresiasi kinerja Kejagung? Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengungkap sejumlah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara bernilai fantastis.
Nantinya, aset infrastruktur tersebut akan disertifikasi dan masuk dalam aset negara secara resmi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil perihal sertifikasi tersebut.
"Kita bangga dengan perjuangan dan pengorbanan rakyat kita, sekarang aset itu sudah ada di buku kita dan sudah dievaluasi. Kalau kita tertib administrasi dan hukum itu adalah wujud penghargaan kita kepada pendiri kita dan rakyat kita yang sudah membangun. Jadi pertama masuk buku, kedua dapat sertifikasi, ketiga dapat valuasi. Itu harus dilakukan," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Keuangan tengah mengoptimalkan penerimaan melalui aset negara.
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca SelengkapnyaSebagian besar artefak dicuri setelah perang brutal tahun 1906 yang menewaskan sekitar 1.000 orang Bali.
Baca SelengkapnyaPemerintah Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang diambil dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia meyakini, Rieke sangat memahami makna penting dan strategis dokumen tersebut dalam menunjukkan runutan proses perencanaan pembangunan nasional bangsa.
Baca SelengkapnyaDengan pajak, masyarakat dapat memperoleh hak dasar pendidikan. Khususnya, bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terluar dan terpencil dari kawasan Indonesia
Baca SelengkapnyaAnies hadir dalam peresmian musem dan galeri SBY-ANI di Pacitan Jawa Timur
Baca SelengkapnyaPenetapan aset Peruri sebagai Cagar Budaya menjelaskan bahwa aset-aset tersebut memiliki nilai sejarah dan kontribusi yang besar terhadap perjalanan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKonservasi tersebut dilakukan guna merawat dan melestarikan monumen-monumen bersejarah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBangunan kuno yang berada di Kota Langsa, Provinsi Aceh ini menjadi saksi bisu lahirnya alat tukar sebelum adanya mata uang rupiah.
Baca SelengkapnyaBanyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.
Baca SelengkapnyaKeris pusaka Klungkung, saksi bisu tragedi pembantaian Belanda di Puri Smarapura, kembali setelah 115 tahun.
Baca Selengkapnya