Sri Mulyani Prediksi Belanja Negara Tahun Ini Bengkak Hingga Rp3.000 Triliun
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, tahun ini anggaran belanja negara bisa mencapai membengkak hingga Rp3.000 triliun, akibat kenaikan harga energi dan pangan dunia. Sehingga untuk menjaga daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat dampak pandemi, pemerintah menambah anggaran.
"Ini menyebabkan postur APBN dari Rp 2.750 triliun jadi di atas Rp 3.000 triliun," kata Sri Mulyani dalam Peluncuran Merdeka Belajar 21: Dana Abadi Perguruan Tinggi, Jakarta, Senin (27/6).
Sebelumnya, pada Mei 2022 lalu DPR menyetujui tambahan anggaran Rp380 triliun untuk membayar kompensasi dan subsidi energi. Tambahan anggaran tersebut karena harga minyak dunia rata-rata USD120 per barel. Sementara dalam APBN 2022 harga minyak diasumsikan USD63 per barel.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
Tambahan subsidi dan kompensasi tersebut bertujuan untuk menahan kenaikan harga BBM, LPG hingga listrik di Tanah Air. Sehingga harganya tetap stabil di tengah kenaikan di pasar global.
"Kalau tidak, BBM ini sudah naik 2 kali lipat. Tapi kita tidak press itu dan tidak bisa dicover sendiri sama BUMN, makanya subsidi naik," kata dia.
Selain tambahan subsidi Rp 380 triliun, pemerintah saat ini juga sedang menunggu restu tambahan anggaran sebesar Rp 154 triliun. Bengkaknya belanja negara ini tidak lagi mengandalkan penarikan utang pemerintah. Lantaran kenaikan harga komoditas global menjadi berkah bagi Indonesia sebagai negara eksportir beberapa komoditas unggulan.
"Dari kenaikan komoditas ini kita dapat windfall. Ini buat dipakai buat apa? Salah satu yang penting saat ini melindungi masyarakat, pemulihan ekonomi dan kesehatan APBN, tiga tujuan ini sangat penting," kata dia.
Dia menambahkan, berbagai subsidi energi tersebut telah dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia. Antara lain dalam bentuk konsumsi listrik dan BBM, termasuk para pengguna jenis Pertamax. Sebab, Pemerintah tetap memberikan subsidi untuk Pertamax yang saat ini dijual di bawah harga keekonomiannya.
"Kalau pakai Pertamax juga itu bagian dari subsidi karena harga yang saat ini masih di bawah nilai keekonomiannya," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyampaikan anggaran subsidi BBM dan liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg) turun dari Rp114,3 triliun menjadi Rp113,7 triliun.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaPergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menegaskan bahwa tingkat defisit tersebut masih tergolong moderat dan aman.
Baca Selengkapnya