Sri Mulyani Prediksi Pendapatan Pajak dari Ekspor Komoditas Rp279 Triliun di 2023
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan tahun depan Indonesia masih mendapatkan untung dari kenaikan harga komoditas ekspor. Setidaknya, tahun depan kas negara berpotensi mendapatkan Rp279 triliun dari pajak ekspor komoditas.
"Windfall profit yang berasal dari komoditas sangat tinggi. Kita memproyeksikan dari sisi pajak, kita mendapatkan Rp279 triliun penerimaan pajak yang berasal dari komoditas," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai Sidang Paripurna Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/8).
Hanya saja, tingginya pendapatan pajak negara dari penjualan komoditas tidak akan berlangsung terus menerus. Dari sisi pendapatan negara tahun depan, pemerintah sudah harus bersiap melepaskan diri dari tingginya harga komoditas ekspor unggulan tanah air.
-
Siapa pelopor pajak penjualan? Romawi Kuno disebut sebagai pelopor aturan pajak penjualan (kini PPN di Indonesia). Aturan ini diterapkan oleh penguasa Romawi Kuno saat itu, Julius Caesar yang menerapkan pajak penjualan dengan tarif tetap 1% di seluruh wilayah kekaisaran.
-
Mengapa penerimaan cukai rokok turun? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Apa itu Pajak Progresif? Sementara itu, pajak progresif adalah biaya yang harus dibayarkan jika seseorang memiliki lebih dari satu kendaraan, dimana total pajak akan bertambah seiring dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
"Ini mungkin tidak akan berulang atau tidak akan setinggi ini untuk tahun depan," kata dia.
Bea Cukai
Sementara itu, pendapatan negara tahun 2022 dari sisi bea cukai mendapatkan biaya keluar Rp48,9 triliun, terutama untuk komoditas yang membayar biaya keluar seperti CPO. Menurutnya pendapatan dari bea keluar ini mungkin juga tidak akan terulang pada level yang sama.
"Karena kalau kita lihat tahun ini harga-harga dari minyak dalam hal ini mencapai USD 95 atau bahkan di atas USD 100 per barel. Tetapi tahun depan diperkirakan akan melemah pada level USD 90," kata dia.
Selain itu, untuk harga batu bara yang tahun ini mencapai USD 244 per barel, tahun depan diperkirakan akan lebih lemah. Diperkirakan akan turun ke level USD 200 per barel. Sedangkan untuk CPO yang saat ini USD 1.350 diperkirakan juga akan menurun di bawah USD 1.000.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPajak penghasilan (PPh) non migas terkontraksi sebesar 5,41 persen dengan realisasi sebesar Rp443,72 triliun, sekitar 41,73 persen dari target.
Baca SelengkapnyaGaji karyawan cenderung naik terlihat dari sumbangan pajak yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaHingga September 2023, penerimaan pajak capai Rp1.387,78 Triliun.
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaProyeksi pendapatan negara dari bea keluar justru turun 11,5 persen di tahun depan menjadi Rp 17,5 triliun.
Baca Selengkapnya