Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI di 2021 Masih Dibayangi Ketidakpastian Akibat Corona
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, asumsi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 sebesar 4,5 hingga 5,5 persen masih mengandung ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi tahun depan, masih dipengaruhi oleh pukulan berat pandemi Virus Corona tahun ini.
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi pada rentang 4,5 hingga 5,5 persen tersebut diasumsikan ditopang oleh konsumsi masyarakat, investasi dan perdagangan internasional yang berangsur pulih, setelah pukulan terberat akibat Covid-19 mulai mereda, dan tidak terjadi pukulan kedua (second wave) dari penyebaran Covid-19," ujarnya di DPR, Jakarta, Kamis (18/6).
Sri Mulyani mengatakan, program pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan tahun 2020 sebagian masih akan dipertahankan untuk menjaga momentum. Pemerintah dan Bank Indonesia akan menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali untuk memulihkan daya beli masyarakat.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
"Selain itu Pemerintah akan meneruskan dan memperkuat program bantuan sosial yang komprehensif untuk mendorong pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah," jelasnya.
Kinerja perekonomian nasional dari sisi produksi juga diharapkan pulih seiring dengan normalisasi kegiatan sosial ekonomi masyarakat, serta didukung dengan berbagai insentif dunia usaha dan reformasi perbaikan iklim investasi yang fundamental untuk melanjutkan momentum pertumbuhan dan memperkuat transformasi ekonomi.
"Di dukung oleh semua elemen masyarakat dan pemangku kepentingan, Pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah akan terus memulihkan proses normalisasi aktivitas sosial ekonomi dengan tetap menjaga keamanan dari ancaman Covid-19 atau situasi normal baru," katanya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, proses kenormalan baru akan terus berlangsung dan dijaga hingga tahun 2021, sampai dunia berhasil menemukan pengobatan atau vaksin Covid-19 yang diharapkan akan dapat menyembuhkan dan mengembalikan secara penuh kehidupan masyarakat secara normal kembali.
Ekonomi Global Merosot -5,2 Persen
Bank Dunia (World Bank) memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia akan merosot hingga minus 5,2 persen tahun ini. Hal tersebut tidak lain disebabkan oleh penyebaran Virus Corona yang melumpuhkan segala aktivitas perekonomian di seluruh negara.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang turun cukup tajam tersebut belum pernah terjadi. Bahkan OECD, membuat dua skenario single hit sebesar minus 6 persen sementara untuk double hit sebesar minus 7 persen.
"Di Juni 2020, World Bank memprediksi ekonomi global akan terkontraksi -5.2 persen bahkan OECD mengajukan 2 skenario single hit dan double hit. Single hit -6 persen, double hit -7 persen. Ini belum pernah terjadi di dunia dalam hidup kita," ujarnya melalui diskusi online, Jakarta, Rabu (17/6).
Febrio melanjutkan, sebagai dampak resesi global banyak masyarakat yang tidak bisa bekerja dan terancam sumber pendapatannya. Jika tidak diantisipasi segera maka berpotensi mengganggu stabilitas perekonomian dan sistem keuangan secara keseluruhan.
"Untuk mencegah itu seluruh dunia mengambil langkah luar biasa untuk menyelamatkan manusia dan ekonominya. Stimulus fiskal dalam jumlah yang sangat besar disiapkan. Singapura, Amerika, Malaysia mengeluarkan stimulus fiskal lebih dari 10 persen dari PDB nya masing-masing," paparnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini menegaskan, target itu sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaBasis proyeksi pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh terkendalinya inflasi.
Baca Selengkapnya