Sri Mulyani Sebut Pandemi Bikin Asumsi Dasar Ekonomi 2020 Meleset dari Target
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyadari, pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan APBN Tahun 2020 penuh dengan tantangan. Kehadiran virus asal China itu mematahkan hampir seluruh asumsi ekonomi yang dibuat oleh pemerintah.
"Tahun 2020 dari pelaksanaan APBN telah terlihat pada sisi asumsi dasar deviasi yang terjadi akibat terjadinya syok yang sangat besar di dalam perekonomian," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/9).
Dia menyebut, pertumbuhan ekonomi yang awalnya diasumsikan sebesar 5,3 persen pada APBN 2020 harus terkoreksi ke bawah. Pemerintah perkirakan realisasi pertumbuhan ekonomi domestik minus 1,7 persen sampai dengan minus 2,2 persen.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Sementara di basis Perpres 72/2020 kita menggunakan pertumbuhan ekonomi pada 0,5 persen," imbuh dia.
Sementara untuk inflasi, yang awalnya di dalam APBN 2020 sebesar 3,1 persen juga harus ikut terkoreski. Pemerintah memperkirakan realisasi inflasi di bawah 2 persen atau bahkan hanya di 1,68 persen selama 2020.
Sedangkan suku bunga 3 bulan yang awalnya di dalam APBN 5,4 persen, dalam Perpres 72/2020 turun menjadi 4,5 persen. Sementara realisasinya sendiri mencapai 3,19 persen. "Ini Bank Indonesia banyak melakukan intervensi untuk menurunkan suku bunga melalui baik likuiditas maupun penurunan suku bunganya," jelas dia.
Bendahara Negara itu menambahkan, untuk asumsi nilai tukar Rupiah meskipun sempat mengalami gejolak di Rp16.000 per USD pada saat pengumuman pandemi, secara year-to-date mencapai di Rp14.577 per USD. "Ini lebih kuat daripada asumsi Perpres Rp15.300 dan di APBN awal Rp14.400, kata dia.
"Press 72 dibuat pada saat gejolak sektor keuangan yang tadi kami jelaskan maka terlihat di sini nilai tukarnya di asumsikan pada level di atas Rp15.000," sambung dia.
Untuk harga minyak mentah dari yang di asumsikan pada APBN awal USD 63 per barel, kini realisasi sementara adalah USD 40 per barel. "ini terlihat terutama pada kuartal terakhir di mana harga minyak mulai merangkak di atas angka 40," jelas dia.
Selanjutnya untuk lifting minyak realisasinya berada di 705 ribu barel per hari atau sama dengan Perpres 72/2020. Dan lifting gas berada di posisi 983 ribu per barel atau di bawah asumsi Perpres 72/2020 992 dan juga di bawah APBN awal sebesar 1,91 juta ribu barel per hari.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaPenyusunan kebijakan yang tertuang dalam UU APBN 2025 ini tidak lepas dari ajaran Soemitro Djojohadikoesoemo, ekonom sekaligus ayah dari Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani bilang, kehilangan 10 persen PDB akan memberikan konsekuensi yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca Selengkapnya